In-depth

Evaluasi Timnas U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020: Indra Sjafri

Rabu, 27 Maret 2019 20:05 WIB
Editor: Coro Mountana
 Copyright:
Tidak Ada Chemistry

Satu faktor yang menjadi poin penting dari kegagalan Timnas U-23 bersama Indra Sjafri adalah dalam hal chemistry antar pemain. Hal tersebut pun diamini oleh General Manager Arema FC, Ruddy Widodo yang ikut memperhatikan sepak terjang Timnas U-23.

“Menurut saya ya itu, faktor chemistry. Seharusnya tim yang juara di Piala AFF dipertahankan karena Timnas Indonesia U-23 kan terbangun secara periodik, beda dengan klub sepak bola yang membangun chemistry dari aktivitas sehari-hari,” papar Ruddy kepada awak media berita olahraga.

© Ian Setiawan/Indosport.com
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo. Copyright: Ian Setiawan/Indosport.comGeneral Manager Arema FC, Ruddy Widodo.

Baginya kehadiran Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani justru secara tidak langsung mengurangi chemistry tim yang sudah terbentuk saat juara di Piala AFF. Terlebih pelatih Indra Sjafri mencoret Todd Rivaldo Ferre dan Billy Keraf yang sudah kadung membangun chemistry baik dengan Timnas U-23.

Terkhusus untuk Todd Ferre, menurut keterangan dari tim dokter, bahwa ‘mutiara’ asal Papua itu tidak dibawa karena sedang mengalami cedera. Sebagai informasi, Todd Ferre sempat mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) sebelum bertolak untuk pemusatan latihan.

“Cedera yang dialami Todd merupakan cedera yang kira-kira satu minggu baru bisa pulih. Namun kita telah berikan terapi dan dia juga sudah mulai mengalami pemulihan,” ujar dokter Timnas, Syarif Alwi kepada INDOSPORT.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Dokter Timnas Indonesia, Syarif Alwi Maruapey siap akan melakukan arak-arakan menuju Istana Negara dari hotel sultan, Kamis (28/02/19). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTDokter Timnas Indonesia, Syarif Alwi Maruapey siap akan melakukan arak-arakan menuju Istana Negara dari hotel sultan, Kamis (28/02/19).

Akan tetapi kontroversi muncul ketika Todd Ferre mengunggah sebuah pesan di Instagram kalau dirinya tidak cedera sama sekali. Perbedaan dari kabar mengenai kepastian cederanya Todd Ferre sempat menjadi kontroversi, tetapi apapun itu ia telah dicoret.

© instagram
Instastory Rivaldo Todd Ferre, Senin (18/03/19). Copyright: instagramInstastory Rivaldo Todd Ferre, Senin (18/03/19).

Fakta yang bicara jika Timnas Indonesia U-23 tidak bermain secara tim dalam artian terlalu individualis ketika bertanding di kualifikasi Piala Asia U-23. Kehadiran Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani yang dapat meningkatkan kualitas tim justru membuat chemistry atau kerja sama tim berkurang.

Sejarah juga yang membuktikan jika tim sepak bola yang bermain secara individualis tidak akan melangkah jauh dalam sebuah turnamen. Contoh paling nyata adalah ketika Belgia mentas di Piala Dunia 2014 di Brasil.

Pada saat itu Belgia dihuni oleh sejumlah bintang seperti Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Kevin de Bruyne, Eden Hazard, hingga Romelu Lukaku. Akan tetapi Belgia saat itu bermain secara individual sehingga harus tersingkir sejak babak 8 besar, padahal potensi mereka layak untuk main di final.

Justru negara seperti Prancis dan Kroasia yang tampil di final Piala Dunia 2018 lalu merupakan representasi tim yang bermain secara kolektif. Di mana Paul Pogba dan Luka Modric saat itu merupakan seorang bintang tapi sanggup bermain secara tim dengan rekan-rekannya.

© Getty Images
Paul Pogba menghayati keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. Copyright: Getty ImagesPaul Pogba menghayati keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018.

Perjudian Indra Sjafri mencoret Billy Keraf dan Todd Ferre dengan Saddil Ramdani dan Egy Maulana Vikri membuat chemistry tim terganggu. Memang benar Egy dan Saddil merupakan anggota Timnas U-19 tahun lalu, tetapi chemistry akan lebih mudah terbentuk dengan anggota Timnas U-22 yang juara AFF.

282