Liga Indonesia

Mengenal Sekaligus Belajar Penanganan Cedera dari Fisioterapis Andalan PSIS Semarang

Rabu, 10 April 2019 16:19 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Ronald Seger/INDOSPORT
Dewan Widya Darma, fisioterapis PSIS Semarang. Copyright: © Ronald Seger/INDOSPORT
Dewan Widya Darma, fisioterapis PSIS Semarang.

INDOSPORT.COM - Masalah cedera bak momok yang tak bisa dilepaskan dari para pemain sepak bola. Mengingat olahraga terpopuler se-jagad raya itu juga rawan benturan antarpemain.

Untuk itu, di setiap klub, pasti memiliki fisioterapis yang selalu melekat dan ikut ke manapun tim tersebut berada. Bagi sebuah klub sepak bola, fisioterapis jadi garda terdepan saat pemain dihantam problem cedera.

Termasuk pada sosok Dewan Widya Darma, fisioterapis andalan klub sepak bola Indonesia di Liga 1, PSIS Semarang. Pria berusia 31 tahun itu selama ini jadi sosok penting yang menangani para pemain berjuluk tim Laskar Mahesa Jenar yang mengalami masalah cedera.

Selama beberapa tahun bergelut di dunia perawatan tubuh dan fisik, bapak dari Ashadiya Afsheena Darma punya banyak pengalaman bagaimana berhadapan dengan atlet yang dihantam cedera. Tak hanya dari sepak bola, namun juga cabang olahraga lainnya.

Lalu bagaimana suami dari Ika Meidha Rahwa tersebut bisa terjun di dunia fisioterapis? Simak perbincangan hangat INDOSPORT dengan si pengagum legenda Timnas Argentina, Gabriel Omar Batistuta sekaligus mantan wakil ketua IFI (Ikatan Fisioterapi Indonesia) Cabang Kudus tersebut.

Bagaimana awalnya Anda bisa bergelut dengan dunia fisioterapis? Cita-cita sejak kecilkah?

Awalnya saya belum tahu apa itu fisioterapi. Lalu kakak saya menyuruh saya kuliah di Akedemi Fisioterapi (Akfis) Stikes Widya Husada Semarang. Karena dia perawat dan PNS di rumah sakit di Kudus, jadi paham soal ilmu kesehatan.

Cita-cita saya sebenarnya ingin menjadi dokter, namun terbentur biaya. Karena bapak (Purdiyanto) hanya karyawan swasta dan ibu (Sunastiti) berjualan nasi pecel saja. Sekarang setelah bapak pensiun juga bantu ibu jualan.

Lalu setelah lulus kuliah, langsung terjun ke dunia olahraga?

Saya sempat bekerja di beberapa rumah sakit seperti seperti RSOP Purwokerto, RSI Sultan Hadlirin Jepara, RSUD Tugurejo Semarang, dan RS Aisyiyah Kudus. Saya jug punya klinik fisioterapi di Kudus, namanya Salam Medika Fisioterapi.

Terus kapan mulai berkecimpung di dunia sepak bola sebagai fisioterapis? Apa malah sempat di cabor lain?

Sejak tahun 2012 saya mulai bantu-bantu di Persiku kudus dan sekarang di PSIS Semarang. Saya juga banyak menangani cedera olahraga di klinik. Tidak hanya dari cabor sepak bola, namun juga taekwondo, futsal, basket, badminton. 

Ada perbedaan besar kah menangani cedera di sepak bola dengan cabang olahraga lain?

Sebenarnya dalam penangannya sama. Namun yang membedakan saat melatih di fase rehabnya. Kita harus lebih spesifik ke cabornya atau posisi dia apa saat bermain.

Lalu, apa yang pertama kali harus dilakukan jika pemain mengalami benturan atau cedera?

Semua fisioterapis sedunia pasti tahu. Untuk awal cedera kita gunakan PRICE (protect rest ice compress elevation) method.

Jadi untuk masa acute 2-3 hari setelah cedera, si atlet harus istirahat dengan rutin mengompres es setiap dua jam sekali selama 15 menit.

© Dokumen Pribadi
Dewan Widya Darma, fisioterapis PSIS Semarang saat memeriksa Marini Copyright: Dokumen PribadiDewan Widya Darma, fisioterapis PSIS Semarang saat memeriksa Marini.

Selain itu kurangi aktivitas untuk daerah cederanya. Kompres dengan perban elastis atau tapping untuk mempertahankan posisi dan mengurangi pembengkakan. Posisikan daerah cedera lebuh tinggi (elevasi) tujuannya untuk mengurangi bengkak.

Es sendiri tujuannya untuk vasokontriksi pembuluh darah (menciutkan pembuluh darah) untuk menekan pembengkakan dan & mempertahankan jaringan agar tidak tambah rusak.

Nah, biasanya banyak pemain cedera yang menggunakan cara penyembuhan tradisional dengan dipijat? Bolehkah?

Sama sekali tidak disarankan untuk pijat urut dan balur panas atau kompres panas di daerah cedera saat fase acute. Jika itu dilakukan, bisa berakibat fatal dengan kondisi cederanya.

Dengan diurut akan menambah rusak jaringan dan dengan balur panas akan menambah membukanya pembuluh darah sehingga bertambah bengkak.

Karena saat jaringan ketarik atau benturan, otomatis pembuluh darah rusak dan melebar, bahkan yang parah sampai pecah.

Lalu, ada saran seperti apakah bagi pemain yang sedang dibelit cedera?

Saran untuk pemain yang cedera, jangan lelah atau malas untuk sering latihan sesuai yang diprogamkan fisioterapis untuk pemulihan cederanya.

Tips untuk mencegah cedera, banyak-banyak latihan penguatan, keseimbangan dan stabilitas. Lalu istirahat yang cukup dan makan bergizi.

Terus Ikuti Berita PSIS Semarang dan Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT

62