In-depth

Mengenang Herlina Kasim, Sang Kartini dalam Sepak Bola Indonesia

Sabtu, 27 April 2019 19:48 WIB
Penulis: Martini | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© INDOSPORT
Herlina Kasim Copyright: © INDOSPORT
Herlina Kasim

INDOSPORT.COM – Masih dalam nuansa perayaan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu, seorang sosok wanita tangguh di dunia sepak bola Indonesia turut dikenang oleh sejumlah masyarakat Tanah Air. Ialah Herlina Kasim, pejuang kemerdekaan yang juga merupakan sosok pendiri Caprina FC yang berlaga di kompetisi Galatama era 80-an.

Pemilik nama lengkap Siti Rachmah Herlina itu merupakan salah satu pejuang Trikora dan menjadi sukarelawan dalam upaya merebut Irian Barat. Berkat kegigihannya membela Indonesia di garis depan, Presiden Soekarno kemudian memberinya tanda jasa berupa Pending Emas.

Tak hanya piawai di bidang militer, jiwa sosial Herlina juga turut melahirkan sebuah klub sepak bola ternama pada masanya, yakni Caprina FC. Wanita kelahiran Malang, 24 Februari 1941 itu juga turut mengembangkan berbagai cabang olahraga lainnya, sebagaimana yang diutarakan oleh alumni Caprina berikut ini.

“Pemain Bu Herlina, orang semuanya dididik di Ibu, dari voli, dari tinju, semua Ibu. Ibu tidak pilih kasih main bola, tidak pilih kasih kamu siapa, kamu suku siapa, tidak, yang penting nurut sama Ibu,” ungkap Katmija.

Herlina Kasim memulai perjuangannya di dunia sepak bola dengan mengadopsi sejumlah anak muda untuk kemudian dibina menjadi atlet. Apa yang dimiliki Herlina, itu pula yang ia berikan kepada anak-anak binaannya, sehingga kemudian tertanam jiwa kekeluargaan di klub Caprina FC.

“Ya kalau Ibu tuh kayaknya benar-benar sayang kepada (kita) kayak anak sendiri, jadi walaupun makanan itu sama semua, yang di rumah itu dia biasanya makan ikan asin, di rumah semua makan ikan asin. Jadi benar semua sama makanan,” kenang alumni Caprina FC lainnya, Anda Tiasidono.

Rasa kekeluargaan ini tentu turut mempengaruhi performa pemain di lapangan. Caprina FC meraih prestasi baik dalam skala nasional maupun internasional, bahkan disegani oleh beberapa klub lainnya di luar negeri.

“Makanya tahun-tahun segitu, kalau PSSI zaman Roni Pasla mau ke luar negeri, sparing sama anak ini, kita diakui, bukan di Jakarta saja, Indonesia kita diakui Caprina,” timpal Riswandoyo, alumni Caprina lainnya.