Liga Champions

Fenomena RB Leipzig, 'Bocah SD' Dibenci Penjuru Jerman yang Mulai Rutin ke Liga Champions

Kamis, 2 Mei 2019 20:28 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Mungkin nama RB Leipzig masih asing terdengar di telinga para pecinta sepak bola. Ya, mereka memang klub terbilang baru di Bundesliga Jerman.

Bundesliga Jerman, kompetisi tertinggi sepak bola Jerman itu memang salah satu dari lima kompetisi yang dianggap paling besar di dunia sepak bola Eropa.

Namun, hingga kini, hanya dua klub yaitu Bayern Munchen dan Borussia Dortmund yang acap kali terdengar oleh para pecinta sepak bola di seluruh dunia.

Beberapa klub seperti Borussia Monchengladbach dan Bayer Leverkusen hanya sesekali muncul ke permukaan. Namun, siapa yang tahu, klub bernama lengkap RasenBallSport Leipzig ternyata mulai rutin masuk ke Liga Champions.

Ya, biasa disingkat menjadi nama RB Leipzig, klub yang baru didirikan pada Mei 2009 lalu ini bisa dibilang menjadi musuh seluruh penjuru sepak bola Jerman saat ini.

Banyak suara miring dari para fans sepak bola di seluruh penjuru Jerman tentang kemunculan RB Leipzig. Terutama, karena kuatnya kekuatan finansial tim tersebut yang banyak disebut berasal dari perusahaan komersil.

Di Jerman sendiri, klub sepak bola benar-benar dipandang sebagai institusi olahraga dan juga sosial. Oleh karena itu, klub yang terlalu mengedepankan bisnis otomatis dibenci oleh para fans.

RB Leipzig pun dipandang sebagai klub instan, melihat usianya masih setara dengan bocah SD (Sekolah Dasar), namun sudah mampu konsisten di Bundesliga dan bahkan sekarang mulai rutin masuk Liga Champions.

Klub yang didirikan oleh Dietrich Mateschitz, yang juga salah satu pendiri perusahaan Red Bull, dipastikan lolos ke Liga Champions 2019/20 mendatang. Pasalnya, saat ini mereka berada di urutan ketiga klasemen sementara hingga pekan ke-31.

Menarik untuk diketahui, apakah RB Leipzig benar sebuah klub yang instan atau tidak. Berikut INDOSPORT membahas kapan klub ini terbentuk dan bagaimana kiprahnya di sepak bola Jerman selama ini, apakah mereka benar klub yang semata-mata mencari keuntungan saja?