INDOSPORT.COM – Naturalisasi dalam sepak bola Indonesia tidak lagi digunakan sebagai sarana pemain asing untuk membela Timnas Indonesia.
Pemain naturalisasi belakangan mulai bergeser perannya untuk menambah kekuatan klub peserta liga, baik di Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia) maupun Liga 2.
Tren ini tampaknya mulai dibawa sejak melihat kesuksesan Johor Darul Ta’zim di Liga Super Malaysia. Pemain naturalisasi mampu mendongkrak prestasi klub, tidak hanya di level nasional bahkan internasional.
Selain itu, pemain naturalisasi juga dapat menyiasati regulasi pemain asing. Secara tidak langsung, status naturalisasi menghapus label pemain sepak bola asing menjadi pemain lokal.
Kualitasnya jelas berbeda. Pemain asing yang dinaturalisasi punya kemampuan yang dibawa dari negara asalnya dan tidak dimiliki oleh pemain lokal.
Ki-kanan: Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, dan Ilija Spasojevic.Hal yang lantas dilakukan oleh klub Indonesia, dimulai dari tim Liga 1. Bali United melakukan gebrakan pada musim 2017 dengan menghadirkan 2 pemain blasteran, yakni Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly.
Pada musim selanjutnya, Bali United kembali menambah daftar pemain naturalisasi dengan mendatangkan striker Ilija Spasojevic yang sukses membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.
Madura United juga sempat ingin mewujudkan tim Los Galacticos pada musim 2018 dengan merekrut Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, dan O. K. John.
Sriwijaya FC tidak ketinggalan menimbun pemain asing dengan menaturalisasi Beto Goncalves dan Esteban Vizcarra. Secara tidak langsung, Sriwijaya FC telah memiliki 6 pemain asing.
Tren tersebut terus berlanjut hingga memasuki musim 2019 ini. Klub-klub sepak bola tidak ragu merekrut pemain naturalisasi meski statusnya belum sah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).