Liga Indonesia

Legenda Persebaya Buka-bukaan soal Alasan Tinggalkan Klub Liga 2 Asal Jawa Tengah

Selasa, 28 Mei 2019 14:09 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Pelatih kawakan asal Surabaya, Ibnu Graham, secara mengejutkan mundur dari kursi pelatih klub Liga 2 asal Jawa Tengah, PSCS Cilacap. Ibnu pun mengungkap faktor internal menjadi alasan ia memutuskan mundur dari PSCS.

Padahal, kick off kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia itu akan digelar kurang dari sebulan. Namun hal itu tidak menghalangi tekad Ibnu untuk pergi dari klub yang ia latih sebelumnya, PSCS Cilacap.

Spekulasi lantas muncul ke permukaan terkait keputusan mundur mantan pelatih Bhayangkara FC itu. Selain faktor internal, hasil kurang apik di tiga uji coba disebut-sebut sebagai alasan Ibnu meletakkan jabatan.

Kepada INDOSPORT, legenda sekaligus mantan kapten Persebaya Surabaya itu buka-bukaan mengenai alasan konkret meninggalkan tim berjulukan Laskar Hiu Selatan. Problem internal jadi salah satu faktor kuat Ibnu mundur.

"Saya pertama di PSCS tahunya ya Pak Bambang (Ketua Umum PCSC, Bambang Tujiatno). Karena proses dari Liga 3 ke Liga 2 itu beralih ke profresional, jadi harus membentuk PT (perseroan terbatas) baru, ini yang tidak sinkron," kata Ibnu saat berbincang dengan INDOSPORT.

"Siapa yang di PT dan siapa manajemen masih belum tahu. Nah dari situlah akhirnya terjadi banyak miss komunikasi," tambah dia.

Ibnu mengaku, selama berada di Cilacap, dirinya baru dua kali duduk bersama dalam rapat besar. Hanya saja, dirinya tak tahu pasti detail siapa saja yang duduk di kursi manajemen maupun PT.

"Orang yang di PT siapa dan manajemen siapa saya tidak tahu. Nah ribetnya ada di situ," ujarnya.

Mantan gelandang Persebaya itu menyebut, tidak sinkronya tugas dari manajemen dan perusahaan berdampak pada sisi teknis dan non teknis PSCS. Salah satunya menyangkut hak dan kewajiban pemain dan pelatih.

Baginya dan mungkin para pemain, permasalahan internal itu tidak jadi problem jika haknya terpenuhi. Artinya pemain juga bisa menjalankan kewajiban seperti latihan, dan uji coba.

"Namun dengan adanya problem itu, otomatis berpengaruh (ke hak dan kewajiban). Sedangkan suporter dan pengamat tidak mau tahu. Terpenting mereka melihat hasil akhir di lapangan. Saya mengendalikan pemain jadi sulit. Pemain masuk ke tim sejak Februari tapi baru Mei ini gaji diberikan," ucap Ibnu.

"Karena saya sudah diajak bicara oleh manajemen, saya memaklumi kondisi itu. Tapi pemain kan tidak ada yang menjadi jembatan dan tidak diberi penjelasan," kata dia.

Sementara dari sisi teknis, mantan pelatih 757 Kepri Jaya FC itu tak menampik jika pemain sudah ada saat dirinya datang. Ibnu mengaku harus mempelajari lebih detail berkait karakter dan kemampuan para pemain. Belum lagi tiga pemain rekomendasinya, Adam Maulana, M Irvan, dan Sahrul Kurniawan akhirnya hengkang lantaran tak segera diikat manajemen.

"Dengan kondisi itu dan atas berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan mundur. Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh PSCS Cilacap," pungkasnya.