In-depth

Bukti Sistem Manchester United Bisa Hancurkan Karier Lukaku

Minggu, 16 Juni 2019 09:57 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© fifa.com
Romelu Lukaku merayakan golnya di laga Grup G Piala Dunia 2018, Belgia vs Panama, Senin (18/06/18) malam. Copyright: © fifa.com
Romelu Lukaku merayakan golnya di laga Grup G Piala Dunia 2018, Belgia vs Panama, Senin (18/06/18) malam.
Perbedaan Penampilan Lukaku di Belgia dan Man United

Mungkin terlalu jauh jika membandingkan kualitas Lukaku saat dirinya masih berseragam Everton. Karena sangat wajar bila pemain mengalami penurunan performa atau tidak konsisten dalam beberapa musim.

Namun perbedaan signifikan terlihat jelas ketika Lukaku bermain bersama Timnas Belgia. Dirinya mampu menjelma sebagai striker menakutkan ketika dipanggil untuk memperkuat Timnas Belgia.

Sejak tahun kemarin, Lukaku sudah mengumpulkan 28 gol dari 24 pertandingan untuk Timnas Belgia di berbagai ahang, termasuk Piala Dunia 2018. Catatan tersebut terbilang sangat sempurna bagi seorang striker, karena jumlah golnya lebih banyak ketimbang total bermainnya.

Lalu mengapa Lukaku justru melempem ketika kembali membela klubnya, Manchester United? Apakah sistem atau skema yang digunakan Setan Merah benar-benar bisa menghancurkan karier Lukaku?

Jika melihat skema yang dimainkan Lukaku di Timnas Belgia dan Manchester United agak sedikit berbeda, meskipun sama-sama ditempatkan sebagai seorang striker. Ketika berseragam Timnas Belgia, Lukaku benar-benar dipercaya sebagai satu-satunya ujung tombak.

© Getty Images
Striker Manchester United, Romelu Lukaku merasa kecewa setelah gagal memanfaatkan peluang menjadi gol. Copyright: Getty ImagesStriker Manchester United, Romelu Lukaku merasa kecewa setelah gagal memanfaatkan peluang menjadi gol.

Sedangkan bersama Manchester United, penyerang yang saat ini berusia 26 tahun tersebut selalu mengalami perubahan skema. Meski pernah menjadi satu-satunya ujung tombak, namun akhir-akhir ini dirinya sering diduetkan bersama Marcus Rashford atau Jese Lingard.

Terlebih tidak ada pemain sayap atau gelandang yang mampu menyuplai bola dengan baik ke kaki Lukaku. Situasi ini berbeda jauh dengan Timnas Belgia yang memiliki pemain-pemain berkelas seperti Kevin De Bruyne, Eden Hazard, hingga Dries Mertens.

Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa Lukaku tak mampu tampil produktif seperti di Timnas Belgia. Maka berpindah klub bisa menjadi solusi yang baik bagi Lukaku agar kariernya bisa terselamatkan sebagai seorang striker.

Jika tidak, pelatih Ole Gunnar Solskjaer wajib mengubah sistem yang sudah melekat di Manchester United. Ia harus memberikan kepercayaan penuh dan meminta pemain Setan Merah lainnya lebih sering menyuplai bola kepada Lukaku. Dengan begitu, Lukaku kemungkinan bisa kembali menjelma sebagai striker terbaik di dunia.