Liga Indonesia

Mengkambinghitamkan Wasit dan Ironi Lini Depan Persebaya Surabaya

Jumat, 28 Juni 2019 15:52 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Isman Fadil
© persebaya.id
Striker Amido Balde dihalau kiper Muhammad Ridho pada laga Madura United vs Persebaya Surabaya di Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/2019, Kamis (27/06/19). Copyright: © persebaya.id
Striker Amido Balde dihalau kiper Muhammad Ridho pada laga Madura United vs Persebaya Surabaya di Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/2019, Kamis (27/06/19).

INDOSPORT. COM - Persebaya Surabaya belakangan memang nampak 'sakit hati' dengan keputusan kontroversial wasit dalam kekalahannya dari Madura United, Kamis (27/06/19) kemarin. Namun, di luar soal kontroversi wasit, sepertinya ada sektor lain yang perlu turut diperhatikan oleh kubu Bajul Ijo.

Ya, Persebaya Surabaya baru saja tersingkir dari gelaran Kratingdaeng Piala Indonesia. Berjumpa Madura United dalam laga leg kedua perempatfinal Kratingdaeng Piala Indonesia, Persebaya Surabaya menyerah 1-2 dan kalah 2-3 secara agregat.

Kekalahan Persebaya Surabaya dari Madura United ternyata menimbulkan kehebohan. Pasalnya, ada keputusan kontroversial wasit yang terbilang merugikan Persebaya Surabaya.

Pada menit ke-54, ada pemain Madura United yang terlihat menyentuh bola dengan tangannya di area kotak penalti. Namun wasit yang memimpin laga tak bergeming dan tak menunjuk titik putih.

Berlanjut pada menit ke-67, penyerang Amido Balde nampak dijatuhkan oleh kiper Madura United di area kotak penalti. Sang pengadil lapangan meman meniup peluit tanda pelanggaran, tapi hadiah yang diberikan hanya sepakan bebas, bukan tendangan penalti.

Keputusan kontroversial wasit tadi seakan menjadi biang keladi kekalahan Persebaya Surabaya. Andai Bajul Ijo mendapatkan dua hadiah penalti, mungkin hasil laga akan berbeda.

Pihak Persebaya Surabaya sendiri diketahui telah mengajukan banding kepada PSSI. Bajul Ijo memprotes PSSI atas kepemimpinan wasit yang dianggap kurang adil.

Bila ditelaah lebih jauh, penyebab kekalahan Persebaya Surabaya sebenarnya bukan hanya soal keputusan kontroversial wasit. Masih ada hal lainnya yang juga mempengaruhi hasil mengecewakan Bajul Ijo.

Persebaya Surabaya nampak memiliki masalah serius di lini depannya. Kualitas penyelesaian akhir para juru gedor Persebaya Surabaya terlihat kedodoran, sehingga gagal menjebol gawang Madura United.

Kalau dilihat dalam tayangan ulang, setelah tertinggal 1-2, Persebaya Surabaya beberapa kali berhasil mendapatkan peluang emas. INDOSPORT.com mencatat setidaknya ada empat peluang yang jika lebih tenang dalam penyelesaiannya, berpeluang besar berbuah menjadi gol.

Menit ke-30, kapten Persebaya Surabaya, Ruben Sanadi mendapatkan ruang bebas di area kotak penalti Madura United. Namun, sepakan kaki kiri Ruben malah melebar jauh.

Masuk menit ke-50, Persebaya Surabaya kembali mendapatkan peluang emas. Berdiri bebas di area kotak penalti, sepakan pemain Persebaya Surabaya malah tepat mengarah ke badan kiper Madura United.

Ada pula peluang emas yang didapatkan penyerang jangkung Persebaya Surabaya. Menerima umpan Irfan Jaya, Amido Balde yang unggul postur badan berhasil menanduk bola, namun masih bisa diamankan penjaga gawang Madura United.

Terakhir, pada menit ke-89, Manuchekhr Dzhalilov mampu mengacak-acak pertahanan Madura United lewat aksi individunya. Akan tetapi, ketika melakukan penyelesaian akhir, Manuchekhr Dzhalilov tendangannya masih belum membuahkan gol.

Andai keempat peluang emas di atas bisa dieksekusi sempurna menjadi gol, sepertinya tak akan perlu Persebaya Surabaya kerepotan memprotes keputusan kontroversial wasit. Jadi, selain soal wasit, Bajul Ijo juga punya masalah internal terkait pembenahan kualitas lini depan tim.