In-depth

Awalnya Ditipu hingga Akhirnya Jatuh Cinta dengan Sepak Bola Indonesia

Senin, 29 Juli 2019 14:58 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Rafif Rahedian, Fitra Herdian Ariestianto | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Sudjarwo/INDOSPORT
Siapa yang menduga bila pertemuan Jacksen F. Tiago dengan sepak bola Indonesia didasari unsur penipuan. Copyright: © Sudjarwo/INDOSPORT
Siapa yang menduga bila pertemuan Jacksen F. Tiago dengan sepak bola Indonesia didasari unsur penipuan.

INDOSPORT.COM – Sejumlah kisah menarik hadir dari beberapa pemain asal Brasil yang berkarier di Indonesia. Sebagian dari mereka memiliki cerita unik tersendiri sebelum akhirnya benar-benar menginjakkan kaki di Tanah Air.

Sebut saja pelatih anyar Persipura Jayapura di Liga 1 2019, Jacksen F. Tiago. Pelatih yang pernah menukangi Timnas Indonesia tersebut bisa dikatakan kena tipu oleh sang agen. Karena pada awalnya, ia ditawarkan untuk main di Liga Malaysia, bukan Indonesia.

Juru taktik yang saat ini usianya telah menyentuh 51 tahun tersebut membenarkan bahwa dirinya telah dijanjikan oleh agen asal Rumania untuk main di Malaysia. Akan tetapi di tengah perjalanan, sang agen baru menjelaskan bahwa Jacksen dan yang lain akan main di Indonesia.

“Kita waktu itu sebenarnya ditawarkan untuk main di Liga Malaysia. Ada seorang agen berasal dari Rumania, tapi dia menetap di Swiss. Dia tawarkan saya dan teman-teman yang lain di Liga Malaysia,” cerita Jacksen mengawal obrolan dengan redaksi INDOSPORT.

“Kita bertemu di Swiss, Zurich. Dari Zurich ke Singapura. Dari Singapura ke Malaysia. itu jadwal yang di beri tahu ke kita. Sampai Swiss, kita tidak ketemu orangnya. tapi kita tetap melanjutkan perjalanan ke Singapura.”

“Sampai sana, baru kita ketemu. Baru (saat itu) dia menjelaskan bahwa kita akan bermain di Indonesia. Sebenarnya seperti itu,” jelasnya lagi.

Berawal ditipu justru membawa berkah bagi pelatih yang sempat menukangi Persita Tangerang dan Persitara Jakarta Utara tersebut.

Karena saat ini dirinya menjelma sebagai bintang di Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih. Bagaimana tidak, dirinya menjadi pemain dan pelatih asing yang berhasil meraih juara di Liga Indonesia.

Jacksen sendiri akhirnya menjalin kerja sama dengan klub Indonesia, yakni Petrokimia pada 1994. Kala itu PSSI baru menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi profesional

Dirinya mengaku mendapatkan sambutan yang luar biasa ketika pertama kali datang ke klub tersebut. Lebih lanjut ia menyebutkan jika Petrokimia merupakan tim yang punya kekeluargaan tinggi. Musim pertamanya di Liga Indonesia dia berhasil membawa Petrokimia runner-up Liga Indonesia pertama.

Pria kelahiran Rio de Janeiro ini lantas pindah ke PSM Makassar sebelum akhirnya bersinar bersama Persebaya Surabaya yang mencatatkan namanya jadi pemain terbaik dalam Liga Indonesia pada musim 1996/1997 saat dia membawa Persebaya menjadi juara.

Setelah dua musim di Surabaya ia sempat menjajal sepak bola Singapura membela Geylang United, namun hanya bertahan semusim lalu balik ke Persebaya Surabaya.

Pada tahun 2001, dia kembali ke cinta pertamanya di Indonesia bersama Petrokimia hingga akhirnya memutuskan pensiun, lalu fokus menjadi pelatih.

Karier kepelatihannya  juga cukup kinclong. Jacksen Tiago harum di Surabaya saat membawa klub ini keluar dari degradasi promosi ke Divisi Utama pada tahun 2003 dan juara tahun setelahnya pada musim 2004.

Jacksen lantas mencoba peruntungan ke Papua bersama Persipura Jayapura. Bersama Tim Mutiara Hitam Jacksen F Tiago berhasil berikan tiga gelar Liga Super Indonesia di musim 2008-09, 2010-11, dan 2012-2013.

Karier kepelatihannya yang mentereng membuat PSSI pada 2013 menunjuknya jadi asisten pelatih tim nasional Indonesia untuk Kualifikasi Piala Asia AFC 2015. Setelah itu Jacksen F Tiago ditunjuk jadi pelatih kepala Timnas Indonesia.

Otavio Dutra Penasaran

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Otavio Dutra melakukan selebrasi usai cetak gol Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTOtavio Dutra mengaku tidak hanya mencitai Indonesia dari iklim sepak bolanya, tetapi juga masyarakatnya.

Ada cerita lain dari pemain berdarah Brasil lainnya yang akhirnya jatuh cinta dengan Indonesia. Adalah pemain bertahan andalan Persebaya Surabaya di Liga 1 2019, Otavio Dutra.

Dutra sendiri mengaku telah mencari tahu tentang Indonesia sejak empat tahun sebelum dirinya hijrah ke Persebaya (2010). Pemain berusia 35 tahun tersebut semakin memantapkan hatinya terbang ke Indonesia setelah melihat kefanatikan suporter Timnas.

“Saya sudah tahu dari teman saya tentang Indonesia, terutama Surabaya. Saya sudah tahu makanan, budaya dan semuanya. Tapi saya sudah tahu Indonesia lebih dulu sejak 2006.”

“Saat itu saya sudah cari info soal Indonesia. dan setelah empat tahun (2010), saya pikir ini sudah waktunya untuk ke Indonesia,” ucap Dutra kepada redaksi INDOSPORT.

“Saya sudah punya banyak informasi yang sangat luar biasa tentang budaya, cuaca, dan suporter fanatik di Indonesia. Saat itu saya sudah liat suporter Timnas Indonesia. dari situ saya mulai berpikir untuk datang ke sini,” lanjutnya.

Jika melihat keseriusan Dutra untuk hijrah ke Indonesia, hal itu terbilang unik. Karena cukup jarang pemain-pemain asing profesional yang mencoba untuk mencari tahu informasi soal sepak bola Indonesia sebelum era modern.

Kini Jacksen F. Tiago dan Otavio Dutra telah memiliki keluarga dan menetap bertahun-tahun di Indonesia. Artinya, dua bintang asal Brasil tersebut telah menempatkan Indonesia di dalam hatinya yang paling dalam.

Dutra pun mengakui bahwa dirinya sangat mencintai Indonesia bukan karena hanya soal sepak bola. Akan tetapi Dutra memiliki berbagai alasan mengapa dirinya jatuh cinta dengan Negara Maritim ini.

“Bukan hanya karena sepak bola, tapi saya mau tinggal selamanya di Indonesia. karena saya punya mimpi juga di masa depan untuk membantu anak-anak Indonesia berprestasi.”

“Karena saya sudah banyak pengalaman main di Brasil, Eropa, dan beberapa negara lain. Saya yakin bisa membantu sepak bola Indonesia untuk maju,” ungkap pemain yang pernah memperkuat klub Polandia Pogon Szczecin.

Oleh karena itu Dutra memiliki niat dan keseriusan untuk menjalani proses naturalisasi. Saat ini, ia mengakui bahwa proses naturalisasinya sudah dalam tahap akhir dan tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk mendapatkan paspor Indonesia.