In-depth

Lupakan Luis Milla, Timnas Indonesia Perlu Nikmati Makna Berproses Simon McMenemy

Jumat, 6 September 2019 16:40 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Simon McMenemy dan segala prosesnya bersama Timnas Indonesia. Copyright: © Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Simon McMenemy dan segala prosesnya bersama Timnas Indonesia.

INDOSPORT. COM - Timnas Indonesia mendapat hasil mengecewakan kala melakoni laga perdana Kualifikasi Piala Dunia 2022 babak kedua zona Asia Grup G. Menjamu Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (05/09/19) lalu, Timnas Indonesia menyerah dengan skor 2-3.

Memalukan, memang jadi kata yang pantas dalam menggambarkan penampilan skuat asuhan Simon McMenemy kemarin. Sudah bermain di rumah sendiri, Timnas Indonesia masih saja tak berdaya untuk menaklukan lawannya.

Lebih pahit, subjek yang mengandaskan Timnas Indonesia adalah sang negara tetangga, Malaysia. Ya, Indonesia dan Malaysia terkenal memiliki rivalitas panas, sehingga gengsi begitu tinggi setiap kali kedua negara tadi bertemu di pentas sepak bola.

Simon McMenemy muncul sebagai nama yang paling bertanggung jawab atas nelangsa Timnas Indonesia tersebut. Selaku pelatih kepala, McMenemy gagal menjalankan strategi yang bisa memberikan kemenangan untuk Skuat Garuda.

McMenemy sendiri menyadari akan kelemahan yang ada pada racikannya. Bagi McMenemy, kekalahan dari Malaysia begitu sakit untuk diterima.

"Itu susah untuk diterima, susah untuk ditelan kekalahan ini, kami tak bisa pura-pura, kekalahan ini membuat sakit," ujar McMenemy, Kamis (05/09/19).

"Tetapi ada jarak yang berhasil mereka (Malaysia) manfaatkan di 10 menit terakhir pertandingan. Anak-anak kelihatan lelah," papar pelatih asal Skotlandia.

Merindukan Luis Milla

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Indonesia, Luis Milla. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPelatih Indonesia, Luis Milla.

Melihat kekalahan dari Malaysia, publik lantas mulai mengaitkan nama Luis Milla. Melalui media sosial, netizen Indonesia menyerbu akun Instagram pribadi milik eks pelatih Timnas Indonesia itu.

Netizen banyak yang mengutarakan rasa rindunya kepada Luis Milla. Secara garis besar, netizen ingin Luis Milla bisa kembali melatih Timnas Indonesia.

Kiprah Luis Milla kala masih membesut Timnas Indonesia memang terbilang memukau. Legenda Timnas Indonesia seperti Firman Utina saja, sampai memuji setinggi kualitas taktik Luis Milla.

"Perkembangan mereka, beda seperti Timnas sebelumnya. Mereka begitu tertata rapi kapan akan menyerang dan kapan transisi bertahan. Ini sepak bola modern yang ditunggu publik," ujar Firman Utina..

"Saya rasa yang dilalui Luis Milla sudah sangat baik, kami sedih saat di zaman kita belum mendapatkan seperti ini. Tapi anak-anak sekarang sudah mendapatkannya dan ini yang harus dijaga sehingga ciri khas permainan Indonesia tetap terjaga," imbuh Firman Utina pada 1 September 2018 lalu.

Kepercayaan Kepada Simon McMenemy

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy

Tak ada salahnya jika publik pecinta sepak bola Indonesia merindukan Luis Milla. Toh, setiap manusia yang hidup di dunia ini berhak untuk merindu.

Namun, jika kaitannya terhadap posisi pelatih Timnas Indonesia, rindu agaknya harus bisa dibatasi. Luis Milla sudah tak menjabat, dan percayakan saja semua kiprah Timnas Indonesia kepada yang berwenang saat ini, yaitu Simon McMenemy.

Laga kontra Malaysia, McMenemy memang harus mendapati hasil mengecewakan. Skuat asuhannya kebobolan di menit-menit akhir dan kalah tipis 2-3.

McMenemy sebenarnya sudah coba melakukan strategi yang ampuh untuk meredam permainan Malaysia. Saat tim lawan memasang garis pertahanan tinggi, McMenemy dengan cakap menginstruksikan anak asuhnya agar mengandalkan serangan balik.

Skema serangan balik McMenemy mendapatkan berkahnya pada babak pertama. Menit ke-12 dan 39', Beto Goncalves dua kali sukses memanfaatkan celah di lini belakang Malaysia untuk mencetak gol.

Perlu diingat pula, kemarin merupakan laga resmi pertama McMenemy (di luar uji coba) bersama Timnas Indonesia. Meski kalah, McMenemy sejatinya sedang memasuki tahap awal membangun kekuatan Timnas Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Jika tetap keras merindukan Luis Milla, mungkin publik harus berkaca ke belakang lagi. Sebelum kualitasnya diakui, debut Luis Milla kurang lebih sama seperti McMenemy, yakni menelan kekalahan.

Luis Milla debut pada 21 Maret 2017 lalu, kala Timnas Indonesia bersua Myanmar dalam laga uji coba. Kala itu, Timnas Indonesia juga dibuat malu dengan menelan kekalahan 1-3.

Proses panjang masih dibutuhkan McMenemy. Terlebih menata kekuatan sebuah tim nasional sepak bola bukanlah pekerjaan yang mudah, banyak faktor yang akan memengaruhinya.

Lihat saja yang dilakukan Joachim Low untuk Jerman. Menjabat pelatih kepala sejak 2006, Low baru bisa mengantarkan Jerman meraih prestasi delapan tahun setelahnya.

Low berulang kali gagal, Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012, Jerman nihil prestasi. Namun berkat kesabaran akan makna sebuah proses, Low akhirnya bisa memberikan Jerman gelar juara Piala Dunia 2014.

Sekarang pertanyaannya, apakah posisi McMenemy sebagai pelatih Timnas Indonesia akan tetap disudutkan? Bila publik ingin prestasi sepak bola negeri ini maju, kalian tentu tahu seperti apa sikap yang harus diambil.

3