Liga Indonesia

Nasib 3 Pemain Rekan Budi Sudarsono di Skuat Timnas Indonesia Saat Piala Asia 2007

Minggu, 8 September 2019 20:43 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© Muhammad Effendi/INDOSPORT
Pelatih Kiper Sriwijaya FC Ferry Rotinsullu yang kini didaftarkan menjadi kiper ketiga Sriwijaya FC saat berkomunikasi dengan kiper lain. (Muhammad Effendi/INDOSPORT) Copyright: © Muhammad Effendi/INDOSPORT
Pelatih Kiper Sriwijaya FC Ferry Rotinsullu yang kini didaftarkan menjadi kiper ketiga Sriwijaya FC saat berkomunikasi dengan kiper lain. (Muhammad Effendi/INDOSPORT)
2. Ferry Rotinsulu

Timnas Indonesia dalam gelaran Piala Asia 2007 lalu sempat memiliki tiga kiper tangguh, selain Jendry Pitoy yang jadi penjaga gawang utama, mereka juga memiliki Marcus Horison serta Feri Rotinsulu.

Kabar terbaru datang dari Feri Rotinsulu. Pada Desember 2018 lalu sang kiper baru saja mengakhiri kontraknya bersama Lampung Sakti di Liga 3 Nasional.

Berakhirnya kontrak Ferry di Lampung Sakti tidak jauh setelah kabar Sriwijaya FC harus terdegradasi ke Liga 2. Saat klub yang membesarkan namanya itu terdegradasi, Ferry Rotinsulu pun mengaku siap untuk kembali membantu Sriwijaya FC agar bisa promosi ke Liga 1 2020 mendatang. 

Tidak lama setelah kesediaan sang legenda kembali, manajemen Sriwijaya bergerak cepat. Pada Maret 2019 lalu, dirinya resmi ditunjuk sebagai pelatih kiper Sriwijaya FC di Liga 2 2019 bersamaan dengan peresmian Kas Hartadi sebagai pelatih kepala.

3. Markus Horison

© Tribun Bali
Markus Horison Copyright: Tribun BaliMarkus Horison

Penjaga gawang yang identik dengan kepala plontos ini bernasib berbeda dari dua rekan sebelumnya, jika Ferry Rotinsulu dan Mahyadi Panggabean masih aktif bermain maka Markus Horison memutuskan untuk gantung sepatu.

Kini kiper berusia 38 tahun tersebut aktif sebagai pelatih, dan masuk dalam staf kepelatihan Timnas Indonesia U-16. Bahkan dalam gelaran Piala AFF U-15 2019 lalu, ada andil Markus dalam keberhasilan Garuda meraih peringkat ketiga.

Timnas Indonesia U-15 yang melakoni pertandingan perebutan tempat ketiga harus berhadapan dengan Vietnam, dan menang berhasil dalam drama adu penalti setelah hanya bermain imbang 0-0 di waktu normal.

Dalam babak adu tos-tosan inilah, peran kiper Made Putra Kaicen sangat krusial dimana ia mampu menepis tendangan pemain keempat Vietnam.

Terkait aksi krusial menepis penalti, Made mengatakan hanya mempraktekan ilmu yang diberikan pelatih kiper, Markus Horison dan mengikuti instingnya.

"Astungkara. Ini hasil kerja keras teman-teman semua. Saya bersukur kami semua bisa maksimalkan kesempatan," ucapnya pada awak media berita olahraga.

"Saya juga hanya berusaha mempraktekkan apa yang diajarkan pelatih dan mengikuti insting saat membaca bola," imbuh Made menyoal aksi di saat babak adu penalti.