In-depth

Mengapa Juventus Jarang Clean Sheet di Awal Kompetisi Liga Italia?

Sabtu, 28 September 2019 18:25 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Menilik mengapa Juventus jarang mendapat clean sheet di awal kompetisi Serie A Italia 2019-2020, benarkah Matthijs de Ligt jadi penyebab utama?

Pada kompetisi Liga Italia musim ini, hingga pekan kelima tercatat Juventus telah kebobolan lima gol. Jumlah kebobolan tersebut bahkan lebih buruk dari Verona (4) yang saat ini masih mendekap di peringkat 16.

Beruntung meski Juventus banyak kebobolan namun mereka masih belum menelan kekalahan, dan membuat Si Nyonya Tua masih bertengger di papan atas klasemen sementara.

Namun tetap saja jika Juventus tak bisa memperbaiki rapuhnya lini pertahanan mereka, mungkin dalam beberapa pertandingan kedepan akan ada klub yang dapat menaklukan sang jawara Liga Italia tersebut.

Jika menilik dari lima pertandingan awal di Serie A, terdapat beberapa faktor yang membuat Juventus sulit meraih clean sheet dan salah satunya adalah kehadiran Matthijs de Ligt.

Matthijs de Ligt baru saja bergabung dengan Juventus pada bursa transfer musim panas 2019 lalu dengan mahar cukup fantastis, yakni mencapai 85,5 juta euro (sekitar Rp1,3 triliun).

Meski diboyong dengan harga mahal, Matthijs De Ligt masih belum menunjukkan performa yang impresif seperti saat berseragan Ajax Amsterdam musim lalu.

Pemain Belanda tersebut baru bermain tiga kali bersama Bianconeri di Serie A Italia musim ini, dan selama bermain ia hanya membantu Juventus mencatatkan satu clean sheet, De Ligt pun sering melakukan blunder dan berbuah gol.

Blunder De Ligt yang kerap kali dilakukan adalah maju dan ikut membantu serangan, padahal tugas tersebut sudah biasa dilakukan Leonardo Bonucci, dan imbasnya saat tim lawan melakukan counter attack lini tengah pertahanan Juventus akan kosong dan akhirnya mudah kebobolan.

Dengan catatan tersebut Juventus bahkan harus kembali mengontrak Andrea Barzagli yang telah pensiun, mantan pemain Timnas Italia tersebut akan masuk dalam staf kepelatihan Vecchia Signora dan bertugas mendidik De Ligt agar lebih disiplin dalam menjaga pertahanan.

Selain Matthijs De Ligt, sosok penjaga gawang juga berperan besar dalam banyaknya jumlah kebobolan Juventus musim ini. Meski Wojciech Szczesny merupakan kiper tangguh, namun ada satu kelemahan yang sialnya sukses dimanfaatkan para lawan.

Mantan kiper Arsenal tersebut kurang begitu tangkas dalam membangun pagar betis dan memberikan instruksi kepada pemain belakang Juventus, tak heran beberapa kali tim lawan sukses mencetak gol lewat tendangan bebas.

Sejatinya tugas mengatur lini pertahanan sempat dipegang Giorgio Chiellini, namun absennya sang kapten lantaran cedera membuat Wojciech Szczesny sedikit kebingungan kala mengatur lini belakang Juventus.

Kebingungan Szczesny dalam mengatur lini belakang terlihat jelas saat Juventus menang dramatis 4-3 atas Napoli, di mana dua dari tiga gol Napoli saat itu terjadi melalui situasi bola mati.

Andai Wojciech Szczesny bisa lebih tegas dalam memberikan instruksi kepada lini pertahanan Juventus, mungkin Si Nyonya Tua bisa meminimalisir jumlah kebobolannya dan berpeluang mempertahankan gelar scudetto musim ini.