INDOSPORT.COM - Turnamen bulutangkis China Open 2019 baru saja dilangsungkan pada September 2019 lalu, dan menyisakan kebanggaan tersendiri bagi ganda putra Indonesia.
Sektor ganda putra sukses menciptakan all Indonesia final melalui pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Pada pertandingan tersebut, Kevin/Marcus berhasil meraih medali emas usai menumbangkan seniornya dengan skor sengit 21-18, 17-21, 21-15.
Salah satu faktor kekalahan The Daddies di laga final adalah cedera betis yang didapat oleh Ahsan. Namun, ada motivasi tersendiri baginya untuk bangkit dari rasa sakit tersebut.
"Sebenarnya sebelum berangkat sih sudah cedera. Awalnya betis, terus pinggang, setelah pinggang enakan ternyata (cedera) balik lagi ke betis," jelas Ahsan kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT, Rabu (09/10/19).
"Memang kita datang ke sana (China) kan mau ngumpulin poin buat ke Olimpiade Tokyo 2020, pas di sana pengen berusaha saja, kalau sudah nggak kuat banget mungkin akan mundur."
"Alhamdulillah ada jalan ke final China Open. Tapi pas di final sudah nggak bisa mundur, soalnya kalau kita mundur, seluruh poin pemain Indonesia akan hangus, itu peraturan dari BWF-nya," kenang Ahsan.
Motivasi untuk melaju ke Olimpiade Tokyo 2020 membuat Ahsan semangat untuk menjalani pemulihan cedera. Kini ia telah kembali ke pemusatan latihan dan bersiap menghadapi turnamen terdekat, yakni Denmark Open 2019.
"Alhamdulillah sekarang progresnya cukup baik, tadi sudah latihan normal, tapi memang ada rasa khawatir dalam pikiran, itu harus dihilangikan, kalau takut-takut nanti pergerakannya nggak lepas," beber Ahsan lagi.
Pasangan berjuluk The Daddies itu akan turun sebagai unggulan kedua di sektor ganda putra, dan berhadapan dengan wakil Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong di ronde pertama.