In-depth

Benarkah Luis Milla Solusi Terbaik Timnas Indonesia Saat Ini?

Kamis, 17 Oktober 2019 21:33 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© INDOSPORT
Luis Milla resmi diperpanjang tangani Timnas Indonesia. Copyright: © INDOSPORT
Luis Milla resmi diperpanjang tangani Timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM - Ada sejumlah alasan mengapa PSSI tak perlu repot-repot membawa pulang Luis Milla untuk melatih Timnas Indonesia. 

Kabar kembalinya Luis Milla melatih Timnas Indonesia semakin liar bergulir. Kabar ini dihembuskan oleh eks Sekjen PSSI, Ade Wellington. Ia menyebut kemungkinan itu ada dalam perbincangannya dengan Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto.

"Jadi mohon bantuan Pak Gatot untuk menyampaikan kepada para kandidat Ketum PSSI, siapa pun yang terpilih untuk menunjuk Luis Milla menjadi Pelatih Timnas-nya,” kata Ade Wellington ke Sekretaris Menpora.

Seakan gayung bersambut, kabar lain pun menyebutkan pelatih asal Spanyol itu mempertimbangkan untuk kembali melatih Timnas Garuda. 

Timnas Indonesia memang tengah dalam kegamangan. Di bawah asuhan Simon McMenemy, Timnas Garuda hancur lebur di fase grup Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Melakoni empat laga di Grup G, Timnas gagal meraih satu pun poin. Evan Dimas dkk dipermalukan Malaysia 2-3, serta dibantai oleh Thailand (3-0), Vietnam (1-3), dan UEA (5-0).

Luis Milla sendiri belum lagi menangani tim sepak bola setelah pergi dari Indonesia. Kabar kembalinya Luis Milla seakan menjadi kabar baik bagi para fans sepak bola Indonesia. 

Akan tetapi, benarkah Luis Milla adalah solusi yang tepat untuk tim nasional saat ini?

Jebloknya Timnas di Bawah Simon

Timnas Indonesia di bawah Simon McMenemy tampil sangat jeblok, baik itu dari hasil akhir maupun gaya permainan.

Simon McMenemy didatangkan Indonesia dengan target untuk membawa Evan Dimas dkk lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 dan menjuarai Piala AFF 2020. 

Namun, tanda-tanda kegagalan sudah terlihat gamblang saat Indonesia tak berhasil merebut satu poin pun dari empat laga awal babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022. 

Tak cuma hasil akhir yang jeblok, Indonesia juga jadi bulan-bulanan tim-tim lawan. Evan Dimas dkk dipermalukan Malaysia 2-3, serta dibantai oleh Thailand (3-0), Vietnam (1-3), dan UEA (5-0). 

Secara permainan pun Timnas Indonesia tidak bisa disebut solid. Para pemain Garuda banyak sekali kehilangan bola, tampil demam panggung, sulit dalam menciptakan peluang

Timnas di bawah Simon juga memiliki penguasaan bola yang buruk. Timnas selalu jadi yang inferior di antara empat lawannya di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. 

Padahal, para pemain Indonesia memiliki teknik yang tak kalah bagusnya dari pemain-pemain Malaysia, Vietnam, dan Thailand. 

Luis Milla Terlalu 'Mewah' untuk Timnas?

Jebloknya penampilan timnas pun membuat fans kembali rindu dengan kehadiran Luis Milla. Luis Milla dianggap sebagai juruselamat yang bisa membawa timnas pada kesuksesan. Namun, apakah Milla saat ini merupakan solusi terbaik timnas?

Luis Milla menangani Indonesia dari kurun waktu Januari 2017 hingga selesai Asian games 2018 pada Agustus 2018.

Ketika didatangkan, PSSI menargetkan Luis Milla untuk membawa Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2018 dan menjuarai SEA Games 2017. Selain itu, Milla juga dipasang target untuk membawa Garuda Muda tembus semifinal Asian Games 2018. 

Namun pada kenyataanya, semua target yang dibebankan PSSI meleset alias gagal dipenuhi Milla. Indonesia gagal di fase grup kualifikasi Piala Asia U-23, cuma dapat perunggu SEA Games 2017, dan tersingkir di babak 16 besar Asian Games 2018. 

Selama hampir dua tahun memegang timnas, Milla melakoni 34 pertandingan dengan rincian meraih 14 kemenangan, sembilan seri, dan 11 kekalahan. 

Jika menilik statistik semata, maka 'gagal' adalah kata yang tepat untuk menilai pekerjaan Luis Milla. Namun, jika melihat kerja nyatanya di lapangan, maka Milla layak mendapat pujian. 

Mengapa? Milla memberikan banyak perubahan pada Timnas Indonesia. Tentu kita masih ingat bagaimana Hansanmu Yama dkk mampu dua kali mengejar ketertinggalan dari Uni Emirat Arab di Asian Games dengan permainan yang impresif.

Timnas bermain dengan kesolidan serta kepercayaan diri melawan tim kuat dari Timur Tengah. 

Di bawah Milla Indonesia menjadi tim yang rajin menciptakan peluang. Tak lagi sekedar mengandalkan skill individu dan umpan-umpan lambung.

Namun ada beberapa ganjalan mengapa Milla belum saatnya kembali ke Indonesia. Biar bagaimana pun, Milla belum terbukti mampu membawa Indonesia berprestasi atau memenuhi capaian target. 

Terlepas dari hal itu, jangan lupakan pula gaji yang dimiliki Luis Milla. Walau ia bersedia bernegosiasi soal gaji, tetap saja ia akan jadi pelatih termahal di Asia Tenggara dan mungkin salah satu yang termahal di Asia.  

Coba Pelatih Lokal?

Timnas Indonesia saat ini membutuhkan perbaikan mendasar pada permainan. Para pemain banyak sekali kehilangan bola, tampil demam panggung, sulit dalam menciptakan peluang

Rasanya susah dipercaya Indonesia harus gagal meraih satu poin pun dari Malaysia, Vietnam, atau Thailand. 

Jika bertujuan memantapkan pondasi tim nasional, saat ini di Indonesia pun banyak pelatih-pelatih yang memiliki karakter kuat serta gaya menyerang yang modern. 

Sebut saja Rahmad Darmawan, Jacksen F. Tiago, atau Seto Nurdiantoro. Jacksen F. Tiago bukan nama baru dalam dunia kepelatihan di Indonesia. 

Ia bahkan sudah pernah menangani timnas di masa lalu. Musim ini ia comeback dengan kembali membawa kebangkitan kepada Persipura Jayapura. 

Jacksen bisa menjadi alternatif pelatih bagus dengan gaji yang tak semahal Milla. 

Selain Jacksen, nama Rahmad Darmawan juga wajib dipertimbangkan PSSI. Pelatih satu ini kembali menunjukkan kelasnya di PS Tira Persikabo. 

RD mampu membawa tim non-unggulan, Tira Persikabo, ke papan atas Liga 1. Andai saja para pemainnya tak absen dipanggil timnas, mungkin Tira Persikabo kini sudah bersaing ketat dengan Bali United. 

Nama berikutnya yang layak dipertimbangkan adalah pelatih muda Seto Nurdiyantoro. 

Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro digadang-gadang menjadi pilihan yang tepat untuk menukangi Timnas Indonesia, baik setelah atau sesudah ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Seto bisa jadi pilihan yang paling tepat untuk menggantikan Simon McMenemy. Kemampuan meracik timnya disebut sesuai dengan kondisi pemain Indonesia.

Seto memang masuk dalam daftar pelatih lokal yang cukup diperhitungkan. Hal itu ia buktikan saat membawa PSS promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia sebagai juara.

Ketika tampil di Liga 1 2019, Super Elang Jawa yang berjuang dengan skuat seadanya justru menjadi tim kuda hitam. Itu terjadi ketika PSS masih bertengger di peringkat ke-7 Liga 1 2019.

Super Elang Jawa (yang banyak bergantung pada pemain lokal) menjadi tim promosi yang paling mentereng pada musim ini. 

PSSI pun perlu mempertimbangkan nama-nama di atas. Mereka telah memberikan bukti sepanjang Liga 1 ini. Ketiga nama di atas diyakini bakal membawa timnas ke arah yang lebih baik tanpa perlu repot-repot membawa pulang Luis Milla.