INDOSPORT. COM - Oki Dwi Putra, wasit yang baru-baru ini mencuat akibat kasus pelanggaran Novri Setiawan, ternyata cukup lekat dengan kontroversi.
Nama wasit Indonesia, Oki Dwi Putra, belakangan memang menjadi sorotan pecinta sepak bola Indonesia. Terutama setelah Oki Dwi Putra memimpin laga lanjutan Liga 1 2019 antara Semen Padang vs Persija Jakarta, Kamis (07/11/19) kemarin.
Laga memasuki menit ke-31, pemain Persija Jakarta, Novri Setiawan, terjatuh setelah ditekel bek Semen Padang, Manda Cingi. Oki Dwi Putra yang melihat kejadian, langsung mengambil keputusan dengan meniupkan peluit tanda terjadinya pelanggaran.
Kehebohan lantas tercipta lantaran Oki Dwi Putra sama sekali tak mengeluarkan kartu yang menghukum Manda Cingi. Padahal kalau dilihat dalam tayangan ulang, tekel terjadi saat Novri sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper Semen Padang, dan Manda Cingi merupakan orang terakhir di garis pertahanan timnya.
Banyak unggahan di media sosial membahas keputusan Oki Dwi Putra terhadap pelanggaran yang diterima Novri Setiawan. Seperti akun Instagram @persija.vids yang terheran Oki Dwi Putra menganggap tekel kepada Novri Setiawan sebagai pelanggaran biasa.
Kalau ditelaah lebih jauh lagi, sebenarnya bukan kali ini saja Oki Dwi Putra terlibat kontroversi saat memimpin pertandingan. Sebelumnya Oki Dwi Putra pernah disudutkan akibat kasus serupa.
Lalu, apa sajakah kontroversi yang pernah dibuat Oki Dwi Putra tersebut? INDOSPORT coba membahasnya ke dalam rangkuman berikut.
Dinonaktifkan Liga Indonesia
Oki Dwi Putra pernah membuat kontroversi menggemparkan pada tahun 2012 silam. Tepatnya saat Oki Dwi Putra memimpin laga Liga Indonesia 2011/12 antara Arema Indonesia vs Persiba Balikpapan, 24 Juni 2012.
Kala itu, Oki Dwi Putra dianggap membuat keputusan kontroversial dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk kemenangan Arema Indonesia. Dia tak memberikan penalti kepada Persiba Balikpapan, walau pemain Arema Indonesia terlihat menyentuh bola dengan tangan di area terlarang.
Beberapa hari pasca laga, pihak PT Liga Indonesia mengambil kebijakan tegas. PT Liga Indonesia langsung menonaktifkan Oki Dwi Putra dari kegiatan sepak bola Tanah Air.
Debut di Liga 1 2017
Kompetisi sepak bola Indonesia era Liga 1 baru dimulai tahun 2017 lalu. Oki Dwi Putra sendiri menjalani debutnya di pentas Liga 1 saat memimpin laga antara Arema FC vs Bali United, 17 Juni 2017.
Sayangnya, debut Oki tersebut harus dihiasi dengan kritikan dari pelatih Bali United, Widodo C. Putro. Timnya kalah 0-2, Widodo merasa Oki telah membuat keputusan kontroversial dalam dua gol yang dicetak Arema FC.
Menurut Widodo, Oki tak semestinya memberikan hadiah penalti dalam gol pertama Arema FC yang dicetak Cristian Gonzales pada menit ke-40. Widodo justru menilai penalti harusnya diberikan Oki untuk Arema FC di babak kedua.
"Justru kami yang kena penalti saat di babak kedua. Saya kira (pelanggaran I Made Wardana kepada pemain Arema FC) itu mutlak penalti," ujar Widodo.
Kritikan berlanjut untuk gol kedua Arema FC yang kembali dicetak Cristian Gonzales. Widodo melihat Gonzales melakukan handball terlebih dahulu sebelum menceploskan bola ke gawang Bali United.
"Seharusnya ini bisa menjadi pelajaran bagi Oki, setelah diistirahatkan karena skorsing," pungkasnya.
Arema FC vs PSIS Semarang, Liga 1 2019
Oki Dwi Putra tak hanya sekali membuat kontroversi di Liga 1 2019. Sebelum kasus pelanggaran Novri Setiawan, keputusan Oki Dwi Putra juga pernah menimbulkan kehebohan dalam laga Arema FC vs PSIS Semarang, 31 Agustus 2019 lalu.
Laga tersebut berakhir dengan skor imbang 1-1. Pendukung Arema FC yang memadati Stadion Kanjuruhan, langsung melemparkan sejumlah botol air mineral pasca Oki Dwi Putra meniupkan peluit panjang.
Aremania merasa tak puas dengan kepemimpinan yang diperlihatkan Oki. Protes dan kritikan atas kinerja Oki juga dilontarkan oleh pelatih Arema FC, Milomir Seslija.
"Sebenarnya saya malas berbicara soal wasit. Tapi, sejumlah keputusannya turut mempengaruhi fokus pemain kami," beber pelatih Arema FC, Milomir Seslija, saat konferensi pers usai pertandingan Arema FC vs PSIS.