In-depth

Pecahkan Rekor di Manchester United, Semoga Mason Greenwood Bukan Macheda Jilid Dua

Jumat, 8 November 2019 10:26 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Isman Fadil
© John Peters/Manchester United via Getty Images
Menanti masa depan Mason Greenwood di Manchester United, semoga bukan Federico Macheda jilid dua Copyright: © John Peters/Manchester United via Getty Images
Menanti masa depan Mason Greenwood di Manchester United, semoga bukan Federico Macheda jilid dua

INDOSPORT. COM - Mason Greenwood, penyerang muda yang belakangan bersinar bersama klub Liga Inggris, Manchester United, diharapkan bisa memiliki masa depan cerah dan tak mengulangi kesalahan pendahulunya, Federico Macheda.

Seorang wonderkid dengan potensi menjanjikan, menghiasi skuat Manchester United di musim 2019/20. Setan Merah memiliki penyerang muda berusia 18 tahun hasil akademi sendiri yang belakangan peformanya mencuri perhatian publik, bernama Mason Greenwood.

Sosok Greenwood sebenarnya sudah masuk ke skuat senior Manchester United sejak musim lalu. Namun sepanjang gelaran 2018/19, peran Greenwood tak terlalu diandalkan sebab hanya bisa mencatatkan tiga penampilan saja di Liga Inggris.

Barulah pada musim 2019/20 Greenwood mendapat kepercayaan lebih. Buktinya saja, dari 11 laga Liga Inggris yang telah dilakoni MU, Greenwood telah tampil sebanyak delapan kali.

Performa Greenwood kian nampak menjanjikan bila berbicara kompetisi Liga Europa. Greenwood bisa menunjukkan permainan gemilang dan bahkan memecahkan sebuah rekor.

Tepatnya dalam matchday keempat Liga Europa Grup L antara Manchester United vs Partizan yang digelar Jumat (08/11/19) dini hari tadi. Greenwood berhasil mencetak satu gol serta satu asis yang sekaligus mengantarkan Setan Merah menang 3-0.

Torehan itu lantas membawa Greenwood pada sebuah rekor. Menurut data dari Opta Joe, Greenwood merupakan pemain termuda (18 tahun 37 hari) Man United yang bisa mencetak gol dan assists sekaligus dalam satu laga kompetisi level Eropa.

Melihat peforma gemilangnya belakangan, Greenwood jelas tak boleh terlalu cepat puas. Andai Greenwood mudah terlena dengan segala pujian, bukan mustahil dirinya kesulitan meraih masa depan cerah, dan mengulangi kesalahan pendahulunya, Federico Macheda.

Nasib Tragis Macheda

Cerita wonderkid gemilang memang bukan kali ini saja menghampiri Man United. Musim 2008/09 silam misalnya, ada seorang bocah berusia 18 tahun asal Italia yang tiba-tiba menjadi idola publik Old Trafford, yaitu Federico Macheda.

Tepat dalam laga Liga Inggris kontra Aston Villa, 5 April 2009, Macheda membuat sebuah keajaiban besar. Dimainkan Sir Alex Ferguson di menit ke-61 menggantikan Luis Nani, peran Macheda diharapkan menambah daya gedor Manchester United yang sedang tertinggal 2-1.

Masuknya Macheda perlahan membuahkan perubahan. Cristiano Ronaldo pada menit ke-80 sukses mencetak gol penyama kedudukan.

Namun Man United sepertinya tak puas kalau hanya meraih hasil imbang saja. Ferguson lantas menginstruksikan anak asuhnya untuk terus menggempur pertahanan Aston Villa.

Hingga akhirnya pada menit ke-90+3, Macheda yang mendapat umpan dari Ryan Giggs, sukses melepaskan tendangan melengkung berkelas. Tendangan Macheda merobek jala gawang Aston Villa, sekaligus memastikan kemenangan 3-2 untuk Manchester United.

Sejak kejadian itu, nama Macheda langsung jadi pusat perbincangan pecinta sepak bola. Macheda berhasil mencetak gol penentu kemenangan saat dirinya baru melakoni debut bersama tim senior The Red Devil.

Menurut catatan Daily Mail, Macheda merupakan pemain termuda yang bisa menghiasi papan skor di antara 2.000 gol Man United di Liga Inggris. Sebuah catatan yang sangat menjanjikan.

Sayangnya, Macheda kemudian gagal mewujudkan ekpestasi tinggi publik kepadanya. Setelah dipinjamkan ke sejumlah klub, mulai dari Sampdoria, QPR, Stuttgart, Doncaster, serta Birmingham, Macheda akhirnya pergi meninggalkan Manchester United dan gabung Cardiff City.

Kabar terkini, Macheda juga keluar dari level tertinggi sepak bola Eropa. Ia hanya bermain untuk Panathinaikos di Liga Yunani, kompetisi Benua Biru yang kerap dipandang sebelah mata.

Macheda pernah mengungkap biang keladi kegagalannya bersinar di Man United. Seperti dikutip dari situs berita sepak bola, The Sun, Macheda mengaku salah pindah klub saat dipinjamkan, dan itu meruntuhkan mental bertandingnya.

“Saya tidak tahu mengapa saya pergi ke Italia (Sampdoria). Itu adalah kesalahan terbesar dalam karier saya. Saya harusnya bertahan di Inggris," ujar Macheda seperti dikutip dari The Sun.

“Saya waktu itu berusia 19 tahun dan terdegradasi, jadi itu sangat buruk buat saya. Ketika saya kembali, saya harus bekerja tiga kali lebih keras untuk mendapatkan kesempatan kembali. Itu tidak mudah," lanjutnya.

Nasib tragis yang dialami Macheda, tentu bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Greenwood. Tak boleh terulang lagi kasus salah pindah klub, agar Greenwood bisa menggapai potensi maksimalnya di masa depan nanti.

Kalaupun mendapat jalan terjal, Greenwood harus punya mental yang lebih tangguh ketimbang Macheda. Mendapati kegagalan bukan malah menghancurkan karier, namun menjadi bahan introspeksi yang membangun ketangguhan Greenwood. 

Bisakah Mason Greenwood meraih masa depan bersinar dan tak mengulangi kesalahan Macheda? Biar waktu saja yang menjawabnya.