In-depth

Analisis Taktik SEA Games 2019 Vietnam vs Timnas U-23: Risiko Indra Sjafri Main Bertahan

Minggu, 1 Desember 2019 22:42 WIB
Editor: Coro Mountana
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Berikut analisis taktik dari lanjutan SEA Games 2019 antara Vietnam vs Timnas U-23 di mana hasilnya adalah risiko Indra Sjafri main bertahan. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Berikut analisis taktik dari lanjutan SEA Games 2019 antara Vietnam vs Timnas U-23 di mana hasilnya adalah risiko Indra Sjafri main bertahan.

INDOSPORT.COM – Berikut analisis taktik dari lanjutan pertandingan sepak bola ajang SEA Games 2019 antara Vietnam vs Timnas Indonesia U-23 di mana hasilnya adalah risiko Indra Sjafri main bertahan.

Bertanding di Stadion Rizal Memorial, Filipina, Timnas Indonesia U-23 melakoni pertandingan penting melawan Vietnam. Sama-sama mengoleksi dua kemenangan membuat siapapun yang berhasil curi 3 poin berpeluang lolos ke semifinal SEA Games 2019.

Apes bagi Timnas Indonesia U-23 karena pada akhirnya mereka harus mengakui ketangguhan Vietnam yang mampu menang 2-1.

Sempat unggul melalui Sani Rizki Fauzi di menit ke-23, Vietnam mampu membalikan keadaan berkat Nguyen Thanh Chung (64’) dan Nguyen Hoang Duc (91’).

Timnas Indonesia U-23 pada akhirnya harus mengakui kekalahannya melawan Vietnam, padahal di babak pertama permainan mereka begitu luar biasa bahkan nyaris sempurna.

Asnawi Mangkualam dan Dodi Alekvan Djin Aktif Menyerang

Pada babak pertama, skuat asuhan Indra Sjafri sukses mengejutkan Vietnam dan Park Hang-seo dengan pola permainan bertahan yang ketat dan penyerangan sangat efektif. Timnas Indonesia U-23 bermain dengan 2 baris di pertahanan.

Tetapi begitu ingin membangun serangan balik, Timnas Indonesia U-23 sanggup melakukannya dengan transisi yang sangat cepat. Alasan di balik transisi dari bertahan ke menyerang yang sangat cepat dikarenakan aktifnya Dodi Alekvan Dijn dan Asnawi Mangkualam.

Terutama Asnawi yang sering kali terlihat berada di sisi kiri kotak penalti Vietnam untuk memberikan umpan silang. Kerja keras Asnawi pun berbuah hasil ketika umpan silangnya gagal diantisipasi dengan baik oleh kiper Vietnam, Bui Tien Dung.

Bola liar yang sempat menerpa mistar gawang pun langsung disambar oleh Sani Rizki Fauzi untuk menjadi gol pembuka Timnas Indonesia U-23. Vietnam pun langsung mencoba melakukan serangan yang lebih intens lagi tetapi mereka menemukan masalah besar.

© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Sani Rizki Fauzi berhasil melakukan selebrasi bersama kawanya usai cetak gol Copyright: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORTSani Rizki Fauzi berhasil melakukan selebrasi bersama kawanya usai cetak gol

Timnas Indonesia U-23 bermain begitu rapat dan disiplin di pertahanan, tetapi sangat cepat dalam menyerang. Hal itu membuat Park Hang-seo termenung melihat anak asuhnya tak berkutik menghadapi taktik jitu Indra Sjafri.

Osvaldo Haay Terisolasi dan Terburu-buru di Babak Kedua

Sayang, situasi mendadak berubah begitu memasuki babak kedua di mana Vietnam bermain lebih rapi lagi dan sering melakukan permutasi posisi. Timnas Indonesia U-23 pun entah mengapa terlihat terburu-buru dalam membangun serangan balik, tidak seperti babak pertama.

Akibatnya, Osvaldo Haay yang diplot sebagai penyerang utama seperti terisolasi di pertahanan Vietnam karena tidak cukup mendapatkan suplai bola dari lini tengah. Melihat situasi yang sulit itu, tampak Indra Sjafri menginstruksikan untuk bermain lebih bertahan.

© Zainal Hasan/INDOSPORT
Indra Sjafri pelatih Timnas Indonesia U-23 Copyright: Zainal Hasan/INDOSPORTIndra Sjafri pelatih Timnas Indonesia U-23

Itu terlihat dari pergantian Dodi Alekvan dengan Nurhidayat Haji Haris yang jelas-jelas merupakan seorang bek tengah. Sejatinya sah-sah saja jika ingin bermain lebih bertahan demi memertahankan keunggulan, toh itu dilakukan juga saat lawan Thailand.

Akan tetapi bermain bertahan selalu punya risiko tersendiri yang pasti pelatih Indra Sjafri juga menyadai hal itu.

Resiko Indra Sjafri Main Bertahan

Risiko dari bermain bertahan yang diterapkan oleh Indra Sjafri mulai terlihat di awal babak kedua dengan semakin banyak pemain Vietnam berada di kotak penalti Timnas Indonesia U-23. Hingga akhirnya, terciptalah gol balasan Vietnam.

Akibat terus bermain bertahan, Vietnam mendapatkan banyak peluang termasuk dari situasi bola mati yang berujung pada gol pertama.

Padahal Vietnam ini termasuk tim yang paling sering mencetak gol lewat bola mati, tapi tampaknya Timnas Indonesia U-23 kurang mengantisipasinya.

Skor imbang, membuat Indra Sjafri sadar kalau bermain bertahan tidak bisa diterapkan melawan Vietnam karena yang ada skuat asuhan Park Hang-seo semakin semena-mena di kotak penalti Timnas Indonesia U-23.

© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo melakukan sesi uji lapangan di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar. Copyright: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORTPelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo melakukan sesi uji lapangan di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.

Untuk itu, Indra Sjafri pun memasukan Egy Maulana Vikri, tapi sayang itu sudah terlambat.

Karena level konsentrasi dari pemain Timnas Indonesia U-23 sudah sangat memudar sehingga mengakibatkan Vietnam berhasil mencetak gol keduanya. Timnas Indonesia U-23 mencoba membalas tetapi semua sudah terlambat karena kehabisan waktu.

Permainan bertahan yang diterapkan melawan Thailand ternyata tidak ampuh di hadapan Vietnam dan itu menjadi risiko yang harus dihadapi oleh Indra Sjafri di ajang SEA Games 2019.