Liga Indonesia

Vincenzo Annese dan Kiprah Pelatih Italia Saat Membesut Timnas Indonesia

Rabu, 4 Desember 2019 17:00 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Prima Pribadi/INDOSPORT
Alberto Annese, mantan pelatih PSIS Semarang yang ngebet latih Timnas Indonesia. Copyright: © Prima Pribadi/INDOSPORT
Alberto Annese, mantan pelatih PSIS Semarang yang ngebet latih Timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM - Andai Vincenzo Alberto Annese resmi menukangi Timnas Indonesia, berikut rekam jejak dan kiprah pelatih Italia sebelumnya saat membesut skuat Garuda.

Nama Vincenzo Alberto Annese sendiri memang tengah ramai diperbincangkan para pecinta sepak bola Tanah Air, sebab mantan pelatih PSIS Semarang tersebut menyatakan minat yang besar untuk bisa menukangi Timnas Indonesia.

Bahkan, pelatih berusia 35 tersebut yakin jika dirinya lebih baik dari Luis Milla dan Shin Tae-yong, atau dua kandidat pelatih rekomendasi PSSI untuk menggantikan Simon McMenemy.

"Saya ingin melatih negara Anda (Timnas Indonesia). Saya ingin meningkatkan peringkat di ranking FIFA," ungkap Annese langsung kepada INDOSPORT pada Rabu (27/11/19) lalu.

Saya tidak mengerti mengapa mereka sangat menginginkan Luis Milla. Dia pernah menangani Indonesia dan tidak mendapatkan hasil apa-apa," tambahnya.

Meski belum ada tanggapan resmi dari PSSI, namun jika Vincenzo Alberto Annese yang dipilih untuk menukangi skuat Garuda nanti, menarik untuk disimak kiprah serta rapor pelatih Italia sebelumnya ketika melatih Timnas.

Timnas Indonesia sebelumnya memang pernah dilatih juru latih Italia bernama Romano Matte, mantan arsitek beberapa tim Liga Italia seperti Benevento dan Livorno tersebut dipercaya PSSI membesut Timnas setelah dinilai sukses menukangi Timnas Primavera Italia tahun 1994 silam.

Romano Matte yang diresmikan sebagai pelatih pada tahun 1993 tersebut, mendapat target untuk bisa membawa Timnas meraih medali emas SEA Games 1995 di Thailand.

Membawa nama besar sebagai tangan kanan Sven-Goran Eriksson, pelatih yang menangani tim utama Sampdoria pada waktu itu, sosok Romano Matte pun mendapat harapan tinggi dari PSSI serta pendukung Timnas Indonesia.

Sayangnya harapan tersebut tidak sesuai ekspektasi, berbekal skuat muda jebolan Primavera macam Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, dan Kurnia Sandy, skuat arahan pelatih Italia ini gagal meraih medali emas SEA Games.

Bahkan harus tersingkir terlebih dahulu di babak penyisihan grup, setelah hanya menempati peringkat ketiga di bawah Thailand dan Vietnam. Meski kalah, namun Timnas Indonesia berhasil mencatatkan rekor kemenangan terbesar usai mencukur Kamboja 10-0.

Gagal meraih medali emas SEA Games, karier Romano Matte pun tak berjalan lama dengan Timnas dan tepat setahun setelah gelaran SEA Games atau pada tahun 1996 dirinya resmi dipecat dan digantikan dengan Danurwindo.