In-depth

Persebaya dan Perayaan Layaknya Juara Liga Usai Menaklukan Persija, Pantaskah Dilakukan?

Jumat, 20 Desember 2019 15:35 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Aksi selebrasi pemain Persebaya Surabaya usai Osvaldo Haay mencetak gol. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Aksi selebrasi pemain Persebaya Surabaya usai Osvaldo Haay mencetak gol.

INDOSPORT.COM - Menerka makna dan arti perayaan besar-besaran Persebaya layaknya juara Liga usai menaklukan Persija Jakarta, pantaskah para Bonek melakukan hal tersebut?

Jauh sebelum era Liga Indonesia bergulir, baik Persija maupun Persebaya merupakan langganan partai final kompetisi Perserikatan bahkan tidak jarang mereka saling mengalahkan demi memperebutkan trofi juara.

Total ada empat pertemuan antara Persija vs Persebaya yang terjadi di final Piala Perserikatan sepanjang sejarah, dari pertemuan tersebut Persebaya jadi tim yang paling sukses setelah memenangkan empat laga final.

Meski Persebaya meraih kemenangan paling banyak kontra Persija di final Piala Perserikatan, secara keseluruhan justru tim Ibu Kota yang meraih gelar Perserikatan terbanyak.

Tercatat skuat berjuluk Macan Kemayoran tersebut telah mengumpulkan sembilan trofi, sementara Persebaya Surabaya cuma empat kali yang diraih pada tahun 1951, 1952, 1978, serta 1987/88.

Berbekal rivalitas sejak era Perserikatan tersebut, pertemuan kedua tim saat tampil di kompetisi Liga Indonesia langsung menghadirkan aura pertarungan yang sengit dan merambah hingga ke basis suporter kedua tim.

Pada pekan ke-33 Liga 1 musim 2019, Persija Jakarta kembali bertemu Persebaya Surabaya namun ada yang spesial di laga tersebut yakni penggunaan stadion Gelora Bung Karno sebagai venue.

Dibilang spesial lantaran duel Persija vs Persebaya yang berlangsung di GBK telah terjadi sangat lama, tepatnya pada musim 2009/10 atau sekitar sepuluh tahun silam.

Dalam laga lanjutan pekan ke-8 Liga Super Indonesia, Persija sebagai tuan rumah berhasil meraih kemenangan dengan skor tipis 4-3. Sialnya, di akhir musim Persebaya terjerembab di zona degradasi dan harus tampil di kasta kedua musim selanjutnya.

Tampil di kasta kedua, membuat Persebaya tidak bisa membalaskan dendamnya untuk mengalahkan Persija, ditambah dalam pertemuan kedua musim 2009/10, Bajul Ijo cuma bisa bermain imbang 0-0.

Persebaya harus menunggu setidaknya hingga 2018 untuk kembali ke kasta teratas Liga Indonesia, namun pertemuan pertama Persebaya kontra Persija gagal menghasilkan klimaks setelah kedua tim kembali bermain imbang (1-1).

Persebaya akhirnya bisa membalaskan dendam kekalahan tahun 2009 silam pada gelaran Liga 1 musim 2018. Saat itu Persebaya sebagai tuan rumah berhasil meraih kemenangan telak 3-0 di stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Namun Persebaya masih belum puas, mereka masih menginginkan kemenangan di markas asli Persija, stadion Gelora Bung Karno, yang 10 tahun silam jadi saksi kekalahan Bajul Ijo di Liga Indonesia.

Mimpi tersebut akhirnya terwujud musim ini, duel Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di Gelora Bung Karno akhirnya terjadi pada Selasa (17/12/19) lalu.

Mengusung mimpi dan dendam kesumat selama 10 tahun, Persebaya akhirnya meraih kemenangan juga dengan skor tipis 1-2. Masing-masing gol tim tamu dicetak Osvaldo Haay dan Diogo Campos, sementara gol Persija dicetak Marko Simic.

Keberhasilan Persebaya mengalahkan Persija di Gelora Bung Karno membuat seluruh pendukung Bajul Ijo berselebrasi besar-besaran, bahkan penyambutan tim saat pulang ke Surabaya mendapat iringan layaknya juara Liga.

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Ribuan Bonek menyambut tim Persebaya, Rabu (18/12/19). Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTRibuan Bonek menyambut tim Persebaya, Rabu (18/12/19).

"Kami sudah menunggu kurang lebih 3 jam untuk menyambut Persebaya," kata salah satu Bonek (suporter Persebaya) yang mengikut konvoi penyambutan tim Persebaya pada Rabu (18/12/19) lalu.

Jika dilihat, apa yang dilakukan pada pendukung Persebaya kepada tim kesayangan memang cukup berlebihan, liga belum selesai bergulir bahkan Persebaya tidak menjuarai kompetisi musim ini, namun melakukan perayaan besar-besaran hanya karena berhasil mengalahkan Persija di partai tandang.

Namun jika melihat panjangnya sejarah kedua tim, serta tensi laga antara Persija vs Persebaya di era Perserikatan hingga di Liga Super Indonesia, sangat wajar mengapa para Bonek meluapkan kegembiraan mereka setelah menang atas Macan Kemayoran.

Apalagi Persebaya harus menunggu hingga 10 tahun lamanya untuk bisa membalaskan dendam mereka, sehingga tidak berlebihan jika para Bonek mengapresiasi perjuangan para pemain bahkan jika secara berlebihan sekalipun.