Liga Indonesia

3 Alasan Carlos Dunga adalah Pelatih yang Tak Masuk Akal Buat Persija Jakarta

Rabu, 8 Januari 2020 16:38 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Getty Image
Carlos Dunga, pelatih yang dirumorkan ke klub Liga 1 Persija Jakarta. Copyright: © Getty Image
Carlos Dunga, pelatih yang dirumorkan ke klub Liga 1 Persija Jakarta.

INDOSPORT.COM - Carlos Dunga menjadi salah satu pelatih yang dirumorkan akan menukangi Persija Jakarta musim depan. Apakah masuk akal?

Teka-teki siapa pelatih Persija Jakarta di Liga 1 2020 menghadirkan rumor yang semakin liar. Sejumlah nama dikaitkan bahkan pelatih-pelatih berlabel Piala Dunia, seperti salah satunya Carlos Dunga. Mantan pelatih Timnas Brasil itu dirumorkan bersama nama eks bintang Brasil lainnya, Zico.

Melihat geliat luar biasa klub-klub di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara belakangan ini dan status Dunga yang masih menganggur, memang bisa saja pria 56 tahun itu nantinya melatih Persija Jakarta.

Namun untuk saat ini, rasanya rumor kedatangan Dunga sebagai pelatih Persija Jakarta masih merupakan hal yang tak masuk akal. Apa saja alasannya, berikut INDOSPORT merangkumkan.

Standar Tinggi

Nama Dunga sebagai pelatih memang belum sebesar namanya kala menjadi pesepakbola. Namun tidak bisa juga dikatakan gagal.

Bahkan Dunga sudah membangun stadar tinggi dalam karier kepelatihannya. Di mana curriculum vitae dirinya diisi oleh tim-tim besar. Mulai dari Timnas Brasil U-23, Timnas Brasil senior dan klub raksasa Internacional.

Dengan latar belakang tersebut, tentu akan menjadi penurunan karier luar biasa buat Dunga jika menerima tawaran Persija Jakarta. Sebab secara kualitas tentu dirinya masih sangat pantas melatih klub besar di Eropa maupun Amerika Selatan.

Gaji Tinggi

Hal berikutnya yang membuat Persija Jakarta tak masuk akal untuk bisa mendapatkan Carlos Dunga sebagai pelatih adalah gajinya yang sangat besar untuk level Liga 1.

Kala membesut Timnas Brasil di Piala Dunia 2010 saja misalnya, gaji Dunga kala itu adalah 800 ribu Euro atau Rp 9,1 Miliar selama setahun.

Buat ukuran klub Liga 1, jelas angka itu sangat tidak masuk akal. Sebab jika dibandingkan pelatih Timnas Indonesia saat ini Shin Tae-yong, gaji Dunga terhitung lebih besar.

Sebab di Piala Dunia 2018 saja, Shin Tae-yong hanya dibayar 425 ribu euro atau Rp7 miliar oleh Korea Selatan selama satu tahun.

Dengan inflasi yang sudah berlangsung dalam satu dekade, maka sangat mungkin nilai Rp9,1 Miliar Dunga saat itu, sudah melonjak naik lebih tinggi saat ini.

Hanya Main di Liga 1

Alasan tak masuk akan berikutnya adalah terkait kondisi Persija Jakarta saat ini sendiri. Hanya bermain di Liga 1 dan tak bermain di kompetisi di level Asia, jelas sangat mubazir buat mereka mendatangkan pelatih sekaliber Dunga dengan harganya yang tinggi.

Mungkin situasi akan berbeda, jika Persija Jakarta bermain di LIga Champions Asia misalnya. Dunga akan lebih masuk akal buat didatangkan, Dunga pun mungkin akan berpikir lagi menerima pinangan Persija Jakarta jika bermain di level tertinggi klub-klub Benua Asia.