Liga Indonesia

Persib 2003, Buka Keran Pemain Asing Justru Hadirkan Mimpi Buruk Hampir Degradasi

Kamis, 26 Maret 2020 17:45 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Persib Bandung meraih sukses di Liga 1 2020 berkat duet penyerang asingnya, namun di masa lalu mereka malah pernah terpuruk saat mulai mengandalkan pemain asing.

Mengandalkan duet Geoffrey Castilion dan Wander Luiz, Persib menguasai Liga 1 2020 hingga pekan ketiga. Berkat produktivitas kedua pemain tersebut, mereka menjadi satu-satunya klub yang bisa meraih hasil sempurna.

Apa yang didapat Persib kali ini, jelas menjadi contoh nyata betapa kualitas pemain asing bisa menjadi sangat penting bagi sebuah klub. Jika memang didatangkan secara tepat sesuai strategi dan kebutuhan tim.

Jauh sebelum Liga 1 2020, Persib Bandung pernah merasakan bahwa kehadiran pemain asing justru menjadi bumerang tersendiri. Alih-alih membawa prestasi, justru menghadirkan mimpi buruk hampir degradasi seperti yang dirasakan di Liga Indonesia 2003.

Liga Indonesia 2003

Liga Indonesia 2003 menjadi sebuah momentum penting dalam sejarah klub asal Jawa Barat, Persib Bandung. Meski sebenarnya sebuah klub sudah bisa mendatangkan pemain asing sejak gelaran pertama 1994/95, baru edisi 2003 itulah mereka memakai jasa pemain asing.

Di bawah asuhan pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski, manajemen Persib akhirnya menghalalkan penggunaan pemain asing di klubnya dengan merekrut Mariusz Mucharski, Pawel Bocian, Piotr Orlinski, dan Maciej Dolega.

Namun bukannya prestasi, untuk pertama kalinya menggunakan pemain asing justru menghadirkan petaka buat Persib Bandung kala itu.

Dengan pemain asingnya, Persib melalui enam pertandingan awal Liga Indonesia 2003 tanpa meraih satu pun kemenangan (2 imbang dan 4 kalah). Marek Sledzianowski pun harus angkat kaki saat posisi tim berada di zona degradasi pada paruh musim.

Selepas kepergian Marek Sledzianowski, manajemen Persib kembali mempercayakan kursi kepelatihan diduduki sosok asing. Kala itu giliran pelatih asal Chile Juan Antonio Paez yang dipercaya menjadi juru taktik Maung Bandung.

Bersama Paez, seluruh pemain asing lama pun dicoret, diganti tiga amunisi baru yang semuanya berasal dari Chile, yakni Alejandro Tobar, Rodrigo Alejandro, dan Claudio Lizama.

Meski sedikit membaik, Bersama tiga pemain asing baru tersebut, prestasi Persib sebenarnya juga masih terhitung buruk. Buktinya mereka masih berada di zona degradasi (enam terbawah) pada akhir musim.

Beruntungnya kala itu, PSSI sempat melakukan perubahan regulasi pada pertengahan musim. Di mana tadinya ada enam klub yang bisa terdegradasi, hanya menjadi empat klub.

Persib Bandung yang ada di peringkat 16 klasemen akhir pun punya peluang untuk bertahan di kasta tertinggi melalui babak play-off.

Di babak playoff itulah, nama besar Persib Bandung akhirnya bisa berbicara. Mereka bisa mengalahkan pesaingnya seperti Persela Lamongan, PSIM Yogyakarta, dan Perseden Denpasar untuk tetap bertahan di Liga Indonesia 2004.

Meski akhirnya bisa tetap bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia, pengalaman Persib Bandung untuk pertama kalinya memakai jasa pemain asing saat itu, jelas bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan hingga kini.