Bola Internasional

5 Konflik Pelatih-Pemain Paling Memalukan di Sepak Bola Eropa

Minggu, 5 April 2020 11:57 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
©
Sepak bola tak akan lengkap tanpa bumbu-bumbu konflik. Salah satunya tentu saja konflik yang terjadi antara pelatih dan pemain. Copyright: ©
Sepak bola tak akan lengkap tanpa bumbu-bumbu konflik. Salah satunya tentu saja konflik yang terjadi antara pelatih dan pemain.

INDOSPORT.COM - Sepak bola tak akan lengkap tanpa bumbu-bumbu konflik. Salah satunya tentu saja konflik yang terjadi antara pelatih dan pemain. 

Perseteruan antara pelatih Manchester United, Jose Mourinho, dengan pemainnya, Paul Pogba, beberapa musim lalu tentu masih bisa kita ingat sampai sekarang. 

Berawal dari penampilan eks Juventus tersebut yang angin-anginan di awal musim sehingga dicopot ban kaptennya dan tidak dimainkan saat Piala Liga, perseteruan kedua sosok penting ini semakin memanas.

Selain konflik kedua publik figur kulit bundar di atas, sejarah sepak bola Eropa mencatat ada setidaknya lima konflik memalukan lagi yang terjadi antara pemain dan pelatih. Siapa saja itu? Berikut ulasannya. 

1. Fernando Redondo-Daniel Passarella (Timnas Argentina)

Fernando Redondo adalah salah satu gelandang bertahan terbaik dunia di era 1990-an. Tetapi dia dikenal sebagai pemain pembangkang yang tidak mau memotong rambut gondrongnya sehingga tidak masuk skuat tim nasional Argentina di bawah pelatih Daniel Passarella saat Piala Dunia 1998.

Daniel Passarella memang pelatih yang istimewa. Dia dikenal tidak menyukai pemain-pemain gondrong. Kapten Parma, Fabio Cannavaro, bahkan pernah mengancam hengkang daripada memotong rambut ketika diasuh Daniel Passarella.

Redondo tampil di Piala Dunia 1994, sayangnya kegemilangannya tak mampu membawa Argentina lolos ke delapan besar setelah kalah 2-3 oleh Rumania.

2.  David Beckham -Alex Ferguson (Manchester United)

Sir Alex Ferguson yang terkenal bisa mengendalikan diri ternyata lepas kontrol saat melempar sepatunya ke arah David Beckham.

Pemicunya adalah buruknya permainan Beckham di Piala FA sehingga kalah dari Arsenal. Sepatu Fergie benar-benar melukai pelipis Beckham yang selama bermain di Manchester United dikenal sebagai spesialis bola mati.

Dalam autobiografinya, manajer sepuh ini mengaku memang sengaja mengarahkan lemparan itu ke pria 43 tahun itu. Fergie merasa tidak nyaman dengan status selebriti Beckham terlebih dia menikah dengan eks anggota girl group Spice Girls yang tenar di era pertengahan 1990-an.

Setelah sekian tahun, keduanya pernah bertemu dan melupakan semua masalah yang pernah terjadi. Bahkan Beckham secara bercanda mengatakan melayangnya sepatu ke arah pelipisnya menunjukkan keakuratan seorang Fergie.

3. Roberto Mancini-Mario Balotelli (Manchester City)

Keduanya pernah begitu klop saat masih di Inter Milan sampai Mancini direkrut Manchester City dan membawa Balotelli. Namun, di klub ini masalah antarkeduanya terjadi.

Awalnya saat Super Mario melakukan tekel keras dan dimarahi sang pelatih. Tetapi, Balotelli pun melawan karena rompinya ditarik Mancini. Beruntunglah perkelahian bisa dihentikan.

Sebelumnya, pada pertandingan pramusim menghadapi LA Galaxy, Mancini pernah menarik Balotelli keluar lapangan karena sang pemain dianggap bermain-main ketika mendapat bola di depan gawang. 

4. Antonio Conte-Diego Costa (Chelsea)

Konflik ini terjadi di pengujung musim 2016/17 (Chelsea jadi juara di musim pertama Conte melatih di Inggris) dan jelang mulainya musim 2017/18. Awalnya terkesan sepele, hanya karena salah paham.

Berawal dari cederanya Costa sehingga sempat absen di paruh musim 2016/2017. Sekalipun menurut pengakuan staf Conte kondisi pemain Spanyol ini sudah pulih namun Costa belum tampil, dan inilah yang membuat sang pelatih geram.

Conte sendiri sempat kelepasan mengeluarkan pernyataan yang seolah-olah menyuruh Costa pergi ke Liga Super China dan kemudian timbullah isu bahwa penyerang yang tampil baik di Piala Dunia 2018 Rusia ini sudah teken kontrak dengan salah satu klub Negeri Panda tersebut.

5. Pep Guardiola-Joe Hart (Manchester City)

Datangnya Pep Guardiola ke Manchester City membuat masa depan Joe Hart terancam. Guardiola terang-terangan menyebut Joe Hart bukan pilihan utamanya di bawah mistar gawang.

Guardiola menempatkan Hart di pilihan ketiga di belakang Claudio Bravo dan Willy Caballero. Padahal, Joe Hart merupakan legenda klub sekaligus salah satu kiper dengan catatan clean sheets tertinggi di Premier League.

Joe Hart menyatakan ketidaksukaannya dan memilih hengkang ketimbang menjadi penghangat bangku cadangan. Hart akhirnya bergabung ke Torino.