INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, FC Burnley, terancam rugi besar jika kompetisi musim ini tak diselesaikan karena pandemi virus corona.
Melalui situs resminya, mereka mengumumkan tanggapan hasil keputusan rapat Liga Inggris yang disampaikan tentang memperpanjang masa penangguhan sampai waktu yang belum ditentukan.
“Burnley berusaha bersikap transparan terhadap suporter, staf, dan pemangku kepentingan, bahwa perpanjangan penangguhan itu menimbulkan tantangan signifikan untuk klub,” tulis FC Burnley di situs resmi miliknya.
Jadi jika kompetisi musim ini dilanjutkan dan tanpa dihadiri oleh penonton, nyaris dipastikan mereka akan mengalami kerugian 5 juta poundsterling atau sekitar Rp100 juta.
Selain itu, Burnley juga akan kehilangan 45 juta poundsterling (Rp900 juta) lantaran hak siar serta beberapa pos pendapatan bakal terdampak jika tidak ada kompetisi.
Menurut Burnley, angka 50 juta poundsterling atau sekitar Rp1 triliun ini menjadi patokan minimal, sebab kebanyakan klub Liga Inggris lainnya bisa mencapai 100 juta poundsterling kerugiannya.
“Ini situasi yang tidak pernah terjadi bagi kami dan klub-klub Liga Inggris, yang mungkin tak pernah kami perkirakan beberapa pekan lalu,” kata Direktur Utama FC Burnley, Mike Garlick, dilansir dari situs resmi klub.
Garlick menambahkan bahwa persoalan krisis finansial yang disebabkan virus corona bukan saja masalah yang dihadapi Burnley maupun klub-klub Liga Inggris. Melainkan banyak masyarakat umum yang ikut merasakan rezeki dari setiap pertandingan-pertandingan sepak bola.
“Sebagai klub, suporter, staf, dan warga kota kita, semua menghadapi ini bersama-sama. Saya yakin bisa melewati ini semua jika kita bersatu dan saling tolong menolong pada masa sulit seperti ini,” tambahnya.
Melihat kondisi saat ini, pihak FC Burnley sendiri masih belum mengambil keputusan solusi apa yang bisa dilakukan demi menutupi kerugian yang sangat besar itu.
Tidak hanya FC Burnley, pihak Liga Inggris juga belum memiliki solusi yang pas dalam penanganan mengenai krisis keuangan yang terjadi selama pandemi virus corona.