Liga Indonesia

Ini Dahsyatnya Dream Team Pemain Jateng Bila Disatukan: Auto Juara Liga 1?

Rabu, 8 April 2020 10:11 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Yohanes Ishak
© Twitter/@Liga1Match
Logo Liga 1 2020. Copyright: © Twitter/@Liga1Match
Logo Liga 1 2020.

INDOSPORT.COM - Jawa Tengah tak pernah kehabisan talenta emas di dunia sepak bola Tanah Air. Banyak bintang bahkan legenda pernah dilahirkan.

Mulai era kiper Timnas Indonesia sekaligus Ketua Umum PSSI yang pertama, R Maladi adalah sosok asal Solo. Lalu nama-nama lain yang juga mengharumkan Jawa Tengah seperti pencetak gol kemenangan timnas atas Malaysia di SEA Games 1987, Ribut Waidi.

Setelah itu, muncul era Widodo Cahyono Putro, Trimur Vedhayanto, Bonggo Pribadi, Agung Setyabudi, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Bambang Pamungkas. Pun demikian era milenial saat ini dengan munculnya si kembar Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi dan adiknya, Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri atau yang biasa disebut Bagas-Bagus.

INDOSPORT mencoba merangkum dahsyatnya dream team pemain asal Jawa Tengah yang masih aktif bermain saat ini. Jika disatukan dalam sebuah klub, bukan tak mungkin skuat itu bisa menjadi juara Liga 1.

Formasi: 3-4-3

Pelatih: Widodo C Putro (Cilacap)

Asisten: Agung Setyabudi (Solo), Nova Arianto (Semarang)

Pelatih kiper: Kurnia Sandy (Semarang)

Kiper

Jawa Tengah punya segudang penjaga gawang yang menghuni sejumlah klub di Liga 1. Salah satunya kiper utama Bhayangkara FC, Awan Setho Raharjo.

Sudah tiga musim ini penjaga gawang kelahiran Semarang 20 maret 1997 itu mengawal pos bawah mistar gawang tim The Guardian. Prestasi terbaiknya tentu turut membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 edisi 2017.

© Shintya Maharani/INDOSPORT
Kiper Bhayangkara FC, Awan Setho, ketika latihan jelang laga Bhayangkara vs PSM Makassar, Jumat (30/11/18). Copyright: Shintya Maharani/INDOSPORTKiper klub Liga 1, Bhayangkara FC, Awan Setho.

Awan Setho sempat memperkuat Persip Pekalongan di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) B. Saat direkrut Bhayangkara FC 2017, dia pernah dipinjamkan ke PSIS Semarang saat berlaga di Liga 2 2017 sebelum akhirnya ditarik kembali.

Bersama klub milik Polri itu, Awan silih berganti peran dengan kiper senior yang juga sama-sama dari Jawa Tengah, Wahyu Tri Nugroho. Dengan usia yang masih 23 tahun, jebolan SSB Pengcab Semarang dan Timnas Indonesia U-19 itu masih memiliki banyak waktu untuk terus berkembang.

Belakang

Jawa Tengah bisa memiliki trio menara sebagai benteng lini belakang. Mereka Andy Setyo Nugroho (Tira Persikabo), Fachrudin Wahyudi Aryanto (Madura United), dan M Rio Saputro (PSIS Semarang)

Ketiganya merupakan stopper utama untuk klub masing-masing sejak beberapa musim terakhir. Andy adalah bek sekaligus kapten Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019 silam dan putra asli Magelang.

Sementara Fachrudin namanya mulai melejit saat memperkuat PSS Sleman di pentas Divisi Utama 2012 silam. Performa apiknya membuat bek asal Klaten itu mendapat panggilan Timnas Piala AFF 2012. Dia lantas dipinang Persepam Madura United sebelum akhirnya pindah ke Madura United.

Kini, bek bertinggi lebih dari 180 centimeter itu jadi kapten sekaligus andalan tim Laskar Sape Kerab. Fachrudin berduet dengan bek asal Brasil, Jaimerson Xavier.

Pelengkap trio lini belakang adalah bek jangkung milik PSIS Semarang, M Rio Saputro. Pemain asal Jepara itu kian matang sebagai sosok sentral lini pertahanan tim Laskar Mahesa Jenar.

Selama dua musim ini, posisinya tak tergantikan sebagai stopper berduet dengan bek asal Brasil, Wallace Costa. Bahkan eks pemain PON Jawa Tengah 2016 itu beberapa kali dipercaya mengemban ban kapten.

Tengah

Beralih ke tengah, posisi gelandang sayap kanan mutlak jadi milik Frediyan Wahyu Sugiantoro. Pemain andalan PSIS itu selama dua musim terakhir jadi sosok sentral di sektor kanan pertahanan tim kebanggaan masyarakat Kota Lunpia.

Selain skill tinggi, jebolan Persis Solo Junior itu juga fasih beroperasi di beberapa posisi lain seperti bek kiri, stopper dan gelandang bertahan. Bahkan saat awal karir, pemain yang akrab disapa Ucil itu bermain sebagai playmaker.

Selanjutnya ada sosok asal Desa Patemon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, yakni Bayu Pradana. Tak dipungkiri, pemain Barito Putera itu jadi salah satu gelandang bertahan modern terbaik saat ini.

© Ian Setiawan/Indosport.com
Bayu Pradana menunjukkan jiwa besarnya dalam menyikapi pemanggilan tim nasional. Copyright: Ian Setiawan/Indosport.comBayu Pradana, gelandang tengah milik klub Liga 1, Barito Putera.

Tak ayal, jebolan Diklat Salatiga itu jadi andalan Alfred Riedl di Piala AFF 2016 silam. Kemampuan membaca serangan lawan membuat eks Persis Solo jadi pemain penting, termasuk di level klub.

Jika Bayu sebagai filter serangan, Jawa Tengah memiliki pengatur serangan bernama Syahrian Abimanyu. Gelandang Madura United itu merupakan putra asli Desa Purwareja, Kecamatan Klampok, Banjarnegara.

Abi menjelma sebagai gelandang muda sekaligus jenderal lapangan tengah terbaik saat ini yang dimiliki Indonesia. Kreatif dan ago dalam mengatur lini tengah membuat nominasi pemain muda terbaik Liga 1 2019 ini selalu menjadi langganan Timnas Indonesia, mulai dari kategori U-19, Indonesia U-23, hingga senior.

Sementara pelengkap poros tengah yang beroperasi di sektor wing kiri adalah pemain Bali United, Ricky Fajrin Saputra. Sosok asal Semarang tak pernah absen dari panggilan Timnas Indonesia.

Depan

Jawa Tengah tak pernah berhenti melahirkan predator lini depan, baik untuk klub maupun timnas. Sebut saja Ribut Waidi, Widodo C Putro, Indriyanto Nugroho, Gendut Doni Christiawan, hingga legenda Persija Jakarta, Bambang Pamungkas.

Termasuk di Liga 1 saat ini, banyak deretan nama bomber asal Jateng yang moncer bersama klubnya masing-masing. Dimulai dari duo PSIS, Septian David Maulana dan Hari Nur Yulianto.

© psisfcofficial
Hari Nur Yulianto melakukan selebrasi usai cetak gol ke gawang Persija Jakarta. Copyright: psisfcofficialHari Nur Yulianto, salah satu pemain andalan klub Liga1, PSIS Semarang.

Semenjak direkrut awal musim lalu, David langsung jadi pemain utama di lini depan. Kemampuan dribble dan sprint jadi andalan eks SAD Deportiva tersebut selama ini, termasuk di Timnas Indonesia.

Hari Nur bak sebuah calon legenda milik PSIS. Maklum saja, pemain asal Kendal itu sudah tujuh musim ini membela panji-panji tim Laskar Mahesa Jenar. Bahkan Hari Nur mendapat banyak dukungan untuk dipanggil ke skuat Merah Putih.

Sedangkan nama terakhir di sektor depan adalah winger muda PSS Sleman, Irkham Zahrul Mila. Pemain asal Desa Harjosari Lor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal itu namanya terus mencuat usai tampil impresif musim lalu.

Saat Liga 1 2019, pemain berusia 21 tahun itu mencetak lima gol dan dua assist. Performa apiknya membuat Mila dibawa Indra Sjafri dalam skuat SEA Games 2019.

© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Formasi Dream Team Jateng Copyright: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORTFormasi Dream Team Jateng

Belum Termasuk Pemain Asing

Selain 11 nama itu, masih ada banyak pemain asal Jawa Tengah yang jadi andalan di Liga 1. Mulai Joko Ribowo (PSIS/Jepara), Gunawan Dwi Cahyo (Bali United/Jepada), Ahmad Agung (PSM Makassar/Demak), Taufik Hidayat (Arema FC/Demak), Taufik Febrianto (Persita/Sukoharjo), Roni Sugeng Ariyanto (Tira Persikabo/Solo), Bayu Nugroho (Persebaya Surabaya/Solo), Wawan Febriyanto (Tira Persikabo/Pati).

Di sisi lain, dalam daftar pemain itu belum termasuk para legiun asing yang bisa ditambahkan. Dengan kekuatan dahsyat itu, kumpulan pemain Jawa Tengah tersebut bisa menjadi tim yang tanggung di kompetisi sepak bola Tanah Air.