Liga Indonesia

Gaji Dipotong 75 Persen, Dua Kapten Barito Putera Legawa

Minggu, 12 April 2020 14:28 WIB
Penulis: Martini | Editor: Lanjar Wiratri
© Ian Setiawan/Indosport.com
Dua kapten tim Barito Putera hanya bisa menerima keputusan pemotongan gaji 75 persen imbas dari dihentikannya Liga 1. Copyright: © Ian Setiawan/Indosport.com
Dua kapten tim Barito Putera hanya bisa menerima keputusan pemotongan gaji 75 persen imbas dari dihentikannya Liga 1.

INDOSPORT.COM - PSSI memutuskan untuk menghentikan gelaran Liga 1 2020 dan menetapkan gaji pemain yang diterima maksimal 25 persen selama tidak ada laga. Dua kapten kapten tim Barito Putera, Rizky Rizaldi Pora dan Bayu Pradana pun mengaku legawa menerima keputusan tersebut.

Setelah mendengar ketentuan PSSI perihal besaran gaji, manajemen Barito Putera memang langsung memanggil para pemain untuk mendiskusikan lebih lanjut. Hasilnya, para pemain sepakat untuk mengikuti aturan tersebut.

"Mau gimana lagi, karena ini kebijakan PSSI," ucap Rizky Pora seperti dilansir dari laman resmi klub, Sabtu (11/04/20) lalu.

"Lagi pula kita harus memaklumi, liga tidak jalan hingga beberapa bulan ke depan, otomatis klub tidak ada pemasukan. Apalagi kita baru main sekali di kandang. Jadi intinya, klub sulit, kita juga sulit. Tidak ada yang menginginkan kondisi seperti ini," tambahnya.

Menariknya, pemain yang juga menjadi andalan di Timnas Indonesia itu memberi saran agar manajemen bisa melebihkan gaji kepada staf dan pekerja di klub, termasuk para pemain muda yang pendapatannya belum selevel dengan gaji para pemain senior.

"Di tim bukan pemain saja, ada ofisial ada pemain muda. Dari segi pendapatan kan kita tidak sama."

"Jadi saya kasih saran untuk manajemen, agar mereka diberi tambahan, mungkin nilainya lebih 25 persen. Karena mereka kan punya keluarga. Belum lagi ada orang tuanya yang tidak kerja karena situasi seperti ini," tambah Pora.

Hal senada juga diungkapkan wakil kapten Barito Putera Bayu Pradana, yang mengaku maklum akan kebijakan manajemen. Beruntung, sikap manajemen Laskar Antasari sangat terbuka dengan para pemain, sehingga keputusan pemangkasan gaji bisa diterima oleh semua pihak.

"Kalau dibilang kurang, ya kurang, tapi memang kondisinya seperti ini. Pemain juga harus tahu bagaimana kondisi klub, dan sebaliknya. Yang terpenting sudah ada kesepakatan antara pemain dan klub," pungkas Bayu.