Liga Italia

Dinasti Winger Hebat Portugal yang Kariernya Merana di Inter Milan

Senin, 13 April 2020 18:02 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Grafis:Frmn/Indosport.com
Sergio Conceicao dan Ricardo Quaresma. Copyright: © Grafis:Frmn/Indosport.com
Sergio Conceicao dan Ricardo Quaresma.

INDOSPORT. COM - Beberapa winger hebat Portugal merasakan betul pahitnya perjalanan karier bersama klub Serie A Italia, Inter Milan.

Portugal memang jadi salah satu negara sepak bola Eropa yang kerap melahirkan winger-winger hebat. Paling mentereng ada nama Cristiano Ronaldo, yang sudah lima kali menjuarai Liga Champions, dan memenangkan lima penghargaan individu Ballon d'Or.

Jauh sebelum Ronaldo, ada Luis Figo yang gemilang ketika membela dua tim raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Figo juga bisa memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada 2000, serta trofi Liga Champions musim 2001/02.

Wajar bila kemudian, Portugal rutin mengekspor winger-winger hebatnya ke berbagai klub top Eropa. Namun harus diakui lagi, tidak semua winger hebat Portugal bisa meraih sukses besar.

Misalnya mereka yang mentas bersama klub Serie A Italia, Inter Milan. Entah mengapa, reputasi sebagai winger hebat Portugal, tiba-tiba gagal bersinar ketika berkostum il Nerazzurri.

Beberapa winger hebat Portugal harus menjalani karier yang merana di Inter Milan. Kisah ini terjadi secara turun menurun, seakan membentuk sebuah dinasti tersendiri.


Sergio Conceicao

Segala nasib buruk dinasti winger hebat Portugal di Inter Milan, dimulai oleh nama Sergio Conceicao. Musim panas 2001, Sergio Conceicao dibeli Inter Milan dari sesama klub Serie A Italia, Parma.

Sergio Conceicao datang bukan dengan reputasi sembarangan. Ia sebelumnya sudah merasakan manisnya membawa Lazio menjuarai Coppa Italia dan Serie A Italia pada musim 1999/00.

Berposisi sebagai winger kanan, Sergio Conceicao juga merupakan andalan Timnas Portugal. Namun Inter Milan malah gagal mengembangkan potensi maksimal yang dimiliki Sergio Conceicao.

Musim pertama, Sergio Conceicao memang tampil reguler lewat 23 penampilan di kompetisi Serie A Italia. Namun kontribusi Sergio Conceicao hanya menghasilkan satu assists dan satu gol saja, menurun drastis ketimbang catatannya ketika terakhir kali berkostum Parma, yang membukukan lima gol serta tiga assists.

Musim kedua, 2002/03, menit bermain Sergio Conceicao di pentas Serie A Italia makin dikit saja. Sergio Conceicao cuma diberi 19 laga saja.

Meski pada musim yang sama, Sergio Conceicao mampu mengantarkan Inter Milan menembus semifinal Liga Champions, raihan itu tak cukup untuk mengamankan posisinya. Buktinya saat gelaran 2002/03 berakhir, Sergio Conceicao langsung dilepas Inter Milan secara gratis ke Lazio.

Ricardo Quaresma

Nasib kurang beruntung winger hebat Portugal di Inter Milan, diteruskan oleh nama Ricardo Quaresma. Musim panas 2008, Inter Milan yang dilatih Jose Mourinho, memboyong Ricardo Quaresma dari Porto.

Sebelum merapat ke Inter Milan, Ricardo Quaresma tampil begitu gemilang bersama Porto. Setidaknya dari musim 2005/06 hingga 2007/08, Ricardo Quaresma selalu bisa memproduksi lebih dari 10 assists.

Artinya, Ricardo Quaresma merupakan seorang winger yang piawai memberikan umpan-umpan berbuah gol. Teknik menggiring bolanya juga memukau, dan kala itu kerap disejajarkan dengan Cristiano Ronaldo.

Debut Ricardo Quaresma sebenarnya berjalan manis. Laga pembuka Serie A Italia 2008/09 kontra Catania, Ricardo Quaresma tampil sejak menit awal, mencetak satu gol, dan membawa Inter Milan menang 2-1.

Namun setelahnya, entah mengapa penampilan Ricardo Quaresma tak bisa berkembang. Ia kesulitan mendapatkan menit bermain, sampai akhirnya pada musim dingin 2009, Mourinho memutuskan meminjamkan Ricardo Quaresma ke Chelsea.

Pindah ke Chelsea, karier Ricardo Quaresma juga tak membaik. Ricardo Quaresma cuma diberi lima kesempatan bermain selama setengah musim membela The Blues.

Musim 2009/10, Ricardo Quaresma kembali ke Inter Milan dengan harapan perbaikan performa. Akan tetapi, sepanjang musim itu, Ricardo Quaresma lagi-lagi kesulitan menembus skuat utama Inter Milan, dan hanya mendapatkan 11 laga di Serie A Italia.

Beruntungnya, Inter Milan menjuarai Liga Champions 2009/10 sekaligus meraih trebel winners dengan trofi Serie A Italia dan Coppa Italia. Meski gagal bersinar dan dibuang pada penghujung musim 2009/10, Ricardo Quaresma tetap kecipratan manisnya treble winners Inter Milan.


Bocar Djumo

Namanya mungkin tidak setenar dua sosok sebelumnya. Namun pada 2012 silam, Bocar Djumo merupakan sosok wonderkid Portugal yang dimiliki Inter Milan.

Musim 2012/13, Bocar Djumo yang masih berusia 18 tahun, membela Inter Milan di level kompetisi muda, Primavera B. Berposisi sebagai winger ataupun penyerang, Bocar Djumo tampil 14 kali dan menyumbangkan empat gol.

Bocar Djumo kala itu juga mendapat kesempatan membela Portugal U-19 di ajang internasional. Transfermarkt mencatat, ada lima laga yang dilakoni Bocar Djumo bersama Portugal U-19.

Namun, pada musim panas 2013, Inter Milan malah meminjamkan Bocar Djumo ke Uniao Madeira. Sejak saat itu, karier Bocar Djumo bersama Inter Milan hanya lebih sering bertugas sebagai pemain pinjaman saja.

Sampai akhirnya tahun 2016, Bocar Djumo tak lagi diperpanjang kontraknya oleh Inter Milan. Bocar Djumo dilepas ke klub Jerman, Inter Leipzig, dan tak pernah menemukan potensi maksimalnya.