Liga Indonesia

Awalnya Berposisi Striker, Alasan Ini Bikin Kiper Muda PSMS Jadi Penjaga Gawang

Selasa, 14 April 2020 16:59 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Muhammad Adi Satryo (baju merah) bersama pelatih kiper PSMS Medan, Sahari Gultom (baju hitam), berlatih di Stadion Kebun Bunga, Medan. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Muhammad Adi Satryo (baju merah) bersama pelatih kiper PSMS Medan, Sahari Gultom (baju hitam), berlatih di Stadion Kebun Bunga, Medan.

INDOSPORT.COM - Muhammad Adi Satryo merupakan salah satu pemain jebolan Timnas Indonesia U-18 untuk Piala AFF 2019 lalu, yang kini menjadi salah satu penjaga gawang untuk tim Liga 2 2020, PSMS Medan.

Namun tak disangka, ada alasan tertentu bagi pemain muda berusia 18 tahun ini akhirnya memilih penjaga gawang sebagai posisi yang ditekuni. Sebab di awal-awal dirinya menimba ilmu sepak bola, ia merupakan pemain berposisi sebagai striker.

Adi menceritakan bahwa hal itu terjadi sewaktu dirinya masih belajar di sekolah sepak bola (SSB) dulu. Dirinya pernah hadir terlambat dalam sebuah latihan, sehingga pelatihnya menghukum Adi menjadi kiper, yang seyogyanya berposisi striker.

"Jadi waktu itu (SSB) aku posisi striker. Tapi pas latihan datang terlambat. Dihukumlah, disuruh jadi kiper. Sebenarnya ada kiper, jadi mau gak maulah. Tapi setelah itu ternyata pelatih bilang sama orangtua, saya lebih cocok jadi kiper saja. Kata pelatih mentalnya lebih kuat jadi kiper. Setelah itu ya mulai jadi kiper," kata Adi, Selasa (14/04/20).

Tak hanya pengalaman unik tersebut, Adi juga menuturkan awalnya tak terlalu serius menekuni dunia sepak bola saat jadi striker. Karena saat itu Adi masih duduk di bangku kelas 1 SD dan sempat mencoba berbagai jenis olahraga lain mulai dari taekwondo, bola basket, atletik, bulu tangkis hingga renang. Namun belum ada yang benar-benar diminatinya.

"Aku dulu sempat coba macam-macam hobi. Kelas 1 SD itu pertama kali coba sepak bola tapi belum dapat feel-nya. Waktu itu pun masih jadi striker. Nah akhirnya coba cari hobi lain seperti taekwondo, ikut basket juga pernah, macam-macamlah. Latihannya pun serius, cuma ya tidak sampai 2-3 bulan sudah ganti, gak cocok gitu," tuturnya.

Belum juga mendapat olahraga yang pas di hatinya, membuat Adi selama setahun lebih sempat gonta-ganti hobi. Barulah memasuki kelas 3 SD, Adi mengatakan minatnya mulai mengerucut pada dua jenis olahraga yakni basket dan sepak bola.

"Sampai akhirnya pas kelas 3 aku pernah ikut bidang olahraga sepak bola dan basket. Baru akhirnya di kelas 5 milih 100 persennya di sepak bola hingga akhirnya menjadi kiper," ungkapnya.

Setelah banting setir jadi kiper di SSB-nya tersebut, barulah Adi mengikuti berbagai kompetisi bersama timnya dan salah satunya di Kota Bandung. Rupanya kepiawaiannya dalam menghalau bola di bawah mistar akhirnya dilirik oleh salah satu tim yakni SASWCO Bandung.

Setelah itu Adi juga sempat berlatih bersama Persib Bandung U-16 dan selanjutnya menimba ilmu di PPLP Jakarta yang akhirnya memilih PSMS Medan sebagai klub profesional pertama dalam kariernya.

"Mulai yang betul-betul karier pro ya di PSMS saat ini. Targetku pastinya terbaik buat PSMS. Pasti semuanya mau yang terbaik dan mudah-mudahan PSMS bisa meraih target kembali ke Liga 1," pungkas pemain yang pernah mengikuti TC bersama Timnas Indonesia U-19 dan Timnas Senior beberapa waktu lalu.