Liga Indonesia

Perkembangan dan Kekurangan Sepak Bola Indonesia di Mata Dutra

Sabtu, 25 April 2020 17:38 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© persija.id
Nama Otavio Dutra sudah tidak asing di kancah sepak bola Indonesia. Setidaknya sudah 10 tahun Dutra berkarier di sepak bola Indonesia. Copyright: © persija.id
Nama Otavio Dutra sudah tidak asing di kancah sepak bola Indonesia. Setidaknya sudah 10 tahun Dutra berkarier di sepak bola Indonesia.

INDOSPORT.COM - Nama Otavio Dutra sudah tidak asing di kancah sepak bola Indonesia. Setidaknya sudah 10 tahun Dutra berkarier di sepak bola Indonesia.

Dutra kini menjadi bagian Persija Jakarta di Liga 1 2020. Telah lama bercimpung di dunia sepak bola Indonesia, Dutra melihat banyak perkembangan di sepak bola Indonesia.

Baginya sepak bola Indonesia semakin berkembang. Terbukti beberapa tahun ini nama-nama besar pesepakbola Eropa sudah berdatangan. Sebut saja, Michel Essien, Mohammed Sissoko, Peter Odemwingie dan kini Marco Motta bersama Persija Jakarta.

Bagi Dutra ini semua adalah bentuk perkembangan sepak bola Indonesia. Dimana setiap tahunnya sepak bola Indonesia mengalami peningkatan.

"Jujur, menurut saya sudah ada perkembangan sangat bagus, di dalam liga sendiri bisa lihat setiap tahun kompetisi lebih ketat. Banyak pemain dari luar negeri mau datang ke Indonesia karena sudah tahu di sini kompetisi sangat bagus," kata Dutra pada awak media berita olahraga.

Tapi bagaikan dua sisi mata uang. Meski mengalami peningkatan, Dutra melihat masih ada kekurangan di sepak bola Indonesia.

Yakni masalah infrastruktur dan wasit. Dia menilai dua poin ini sepak bola Indonesia tertinggal jauh dari negara tempat ia lahir, Brasil.

"Perbedaan yang paling terlihat adalah infrastruktur termasuk lapangan. Lebih bagus di Brasil dibandingkan dengan di sini, selain itu kualitas wasit lebih bagus di sana (Brasil)," pungkasnya.

Perlu diketahui, Dutra dan pemain Persija lainnya saat ini tengah diliburkan, mengingat kompetisi Liga 1 ditunda sementara waktu karena adanya pandemi virus corona.