Bola Internasional

American Samoa, Raja Gulat WWE yang Jadi Bulan-bulanan di Sepak bola

Rabu, 13 Mei 2020 04:25 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Indra Citra Sena
© Darren England/Getty Images
American Samoa, Raja Dunia Gulat WWE Namun Bulan-bulanan di Sepak Bola Copyright: © Darren England/Getty Images
American Samoa, Raja Dunia Gulat WWE Namun Bulan-bulanan di Sepak Bola

INDOSPORT.COM - Mengenal American Samoa, negara yang merajai dunia gulat WWE namun menjadi bulan-bulanan di kancah sepak bola.

American Samoa sendiri merupakan salah satu negara di benua Oseania dan terletak di sebelah selatan Samudera Pasifik, serta berbatasan dengan negara Samoa di sebelah tenggara. 

Meski sedikit terpencil, negara American Samoa cukup terkenal di dunia gulat bebas WWE lantaran banyak pegulat hebat yang memiliki darah dari wilayah tersebut.

Sebut saja beberapa nama seperti The Rock (Dwayne Johnson), Yokozuna, Umaga, Rikishi, hingga Roman Reigns merupakan pegulat yang memiliki darah American Samoa dan menjadi bintang pada ajang WWE.

Sayang, tenar di dunia gulat bebas WWE bukan berarti American Samoa memiliki timnas sepak bola yang kuat, bahkan mereka kerap menjadi bulan-bulanan lawan saat bertanding.

Melansir dari laman resmi FIFA, diketahui jika American Samoa kini menempati peringkat 192 atau berjarak 19 strip dari Indonesia yang berada diatasnya (173).

Tercatat sepanjang 2019, timnas American Samoa telah menelan empat kekalahan dari lima laga yang dimainkan pada ajang penyisihan grup Pacific Games.

Parahnya lagi, empat kekalahan mereka dapatkan dengan skor selalu di atas lima gol, rinciannya adalah kalah 0-5 dari Kaledonia Baru, Fiji (0-9), Solomon Islands (0-13), dan Tahiti (1-8). Satu-satunya poin yang didapatkan adalah saat seri ketika berhadapan dengan Tuvalu (1-1).

Namun dari sekian banyak kekalahan yang diterima timnas American Samoa, terdapat satu hasil minor yang paling menyakitkan dalam sejarah sepak bola mereka.

Yakni saat ditaklukan Australia dengan skor telak 31-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2002, sekaligus memecahkan rekor sebagai pertandingan dengan skor terbesar di ajang internasional.

Kejadian terjadi pada 11 April 2001, malam. Cuaca di International Sports Stadium tempat berlangsungnya pembantaian itu terlihat cerah. Hujan tidak turun meskipun angin bertiup cukup kencang. Para pemain American Samoa memasuki lapangan tanpa firasat apa pun.

Tanpa firasat jika mereka akan menjadi salah satu tim paling loyo sedunia, dijebol 31 gol selama 90 menit pertandingan. Sementara Australia sedang berada di atas angin dan bersiap menatap gelaran Piala Dunia.

Bermain di kandang sendiri dan modal kemenangan besar kontra Tonga dua hari sebelumnya, membuat Australia memutuskan untuk mengistirahatkan beberapa pemain kuncinya. 

Keadaan sebaliknya menimpa American Samoa. Mereka tidak bisa memainkan hampir seluruh skuat utama mereka akibat permasalahan paspor. 

Satu-satunya pemain utama yang ikut bermain di pertandingan tersebut adalah Nicky Salapu. American Samoa juga tidak bisa memanggil pemain-pemain yang ada di timnas U-20, karena sedang menjalani ujian saat laga dilangsungkan.

Hasilnya, timnas American Samoa terpaksa memainkan pemain-pemain muda mereka, termasuk tiga pemain berusia 15 tahun yang membuat rata-rata usia skuat mereka saat itu adalah 18 tahun.

Dengan kekuatan yang berbeda jauh, Australia tampak sangat dominan bahkan Archie Thompson keluar menjadi pemain paling bersinar di laga tersebut usai mencetak 13 gol, rekor pencetak gol terbanyak satu pertandingan level internasional hingga kini. 

Hasil dari laga ini tak hanya membuat Australia tercatat sebagai satu-satunya tim yang mampu mencetak 31 gol di ajang resmi internasional, melainkan juga membuat mereka kemudian memutuskan untuk berpindah ke zona Asia pada 2006.