In-depth

Dilema Liga 1, Kembali Digelar Tanpa Penonton atau Sponsor Angkat Kaki?

Kamis, 14 Mei 2020 09:15 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Twitter/@Liga1Match
Dilema Liga 1, Kembali Digelar Tanpa Penonton atau Sponsor Angkat Kaki? Copyright: © Twitter/@Liga1Match
Dilema Liga 1, Kembali Digelar Tanpa Penonton atau Sponsor Angkat Kaki?

INDOSPORT.COM - Dilema Liga 1 2020, antara harus kembali bergulir tanpa penonton di tengah pandemi Virus Corona atau para sponsor angkat kaki karena kompetisi tak kunjung jelas.

Mungkin dua hal itu yang masih mengganjal dan jadi bahasan utama dalam upaya menjawab kerinduan para pecinta sepak bola Indonesia melihat kompetisi kasta tertinggi Liga 1 2020 kembali digelar meski pandemi ini belum juga usai.

Ya, tentu kita juga iri melihat para pecinta sepak bola Korea Selatan bisa kembali menyaksikan kompetisi kasta tertinggi mereka, K-League kembali digelar padahal pandemi virus corona masih berlanjut.

Memang jika dilihat lebih dalam soal pandemi Virus Corona yang terjadi di Korea Selatan tidak separah di Indonesia. Negeri Ginseng itu terbukti sebagai salah satu negara di Asia yang mampu mengendalikan laju penyebaran Virus Corona.

Menurut catatan Worldometers, Korea Selatan tercatat punya 10,991 kasus positif, yang jelas masih di bawah Indonesia yang kini sudah mencapai angka 15,438 kasus positif. Bahkan terlihat jelas penyebaran virus ini di Korea Selatan memang sangat lamban.

Masih dari sumber yang sama, Korea Selatan hanya mencatat 29 kasus positif baru pada Rabu (13/05/20) kemarin malam. Sementara Indonesia membludak hingga 689 kasus positif baru di hari yang sama.

Data tersebut sedikit membuktikan bahwa cukup masuk akal jika pemerintahan Korea Selatan berani memberi lampu hijau kepada beberapa event olahraga kembali digelar, termasuk sepak bola.

Tapi mari berpikir positif, Indonesia, terlepas dari kebijakan pemerintah dan sikap masyarakat menghadapi Virus Corona, kita akan segera tiba pada titik di mana laju penyebaran Covid-19 menurun. Dan saat itulah Liga 1 2020 mungkin juga akan kembali digelar, tapi dilema bakal tetap ada.

Dilema Liga 1 2020 digelar kembali saat grafik penyebaran Covid-19 di Indonesia menurun tapi tanpa penonton seperti yang diterapkan oleh Korea Selatan, atau benar-benar menunggu saat situasi kembali stabil. Tapi ancaman besar menanti, sponsor satu per satu akan angkat kaki.

Perdebatan Liga 1 2020 Digelar Tanpa Penonton

© news.sky.com
Pesan haru tertulis di tribun stadion saat laga Liga Korea Selatan kembali digelar Copyright: news.sky.comPesan haru tertulis di tribun stadion saat laga Liga Korea Selatan kembali digelar

Opsi Liga 1 2020 kembali digelar tanpa penonton memang sudah lama terdengar sejak awal Mei 2020. Tapi rencana itu ramai-ramai ditolak mentah oleh sebagian klub peserta Liga 1 2020.

Seperti yang dilontarkan oleh GM Arema FC, Ruddy Widodo beberapa hari lalu. Dirinya tak sepakat perihal adanya wacana pertandingan tanpa penonton, jika kompetisi Liga 1 kembali berlanjut usai pandemi covid-19 berakhir nantinya.

"LaLiga, Serie A, atau Liga Jerman, jelas berbeda dengan Indonesia. Tidak sama (secara geografis dan karakteristik). Apalagi, tanpa penonton. Bagaimana dengan pemasukan klub yang bergantung dengan itu?," ucapnya kepada awak wartawan.

Pernyataan senada juga dilontarkan oleh CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi yang dengan lengkap memaparkan beberapa faktor kenapa dia tidak setuju dengan wacana Liga 1 2020 tanpa penonton.

“PSIS tidak setuju apabila Liga 1 2020 nantinya digelar tanpa penonton. Tak hanya soal pemasukan tiket sewaktu laga kandang, namun ada faktor lain yang juga penting,” tutur Yoyok Sukawi kepada redaksi berita olahraga INDOPORT (26/03/20).

“Faktor lainnya itu kami kan punya sponsor, nah sama sponsor itu ada beberapa perjanjian yang mengharuskan pertandingan digelar dengan penonton karena sponsor kan ada yang membuka booth di stadion kemudian memasang alat promosi di stadion. Jadi kami kurang setuju,” jelasnya.

Tapi ada juga kesiapan yang ditegaskan oleh Komisaris Persib Bandung, Umuh Muchtar terkait Liga 1 2020 digelar tanpa penonton.

"Kalau saya setuju, dari pada sepi minimal ada hiburan masyarakat bisa disiarkan juga di TV, tidak ada masalah. Asal nanti sama-sama menjaga dan lebih diperketat setiap pertandingannya," ungkap Umuh saat hubungi, Sabtu (25/04/20).

Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dek Gam juga melontarkan dirinya setuju Liga 1 2020 dilanjutkan tanpa penonton. Tapi dia juga tetap mengajukan syarat jika opsi itu diambil oleh PSSI dan PT LIB.

"Harus jelas dulu (nasib kelanjutan kompetisi). Boleh saja tanpa penonton, asal subsidi ditambah. Kalau bisa (terealisasi), kita siap saja," ucap Nazaruddin Dek Gam kepada INDOSPORT (27/04/20).

Mungkin sikap yang berbeda dari berbagai klub membuat PSSI dan PT LIB tak kunjung jua membahas kelanjutan kompetisi, baik Liga 1 2020 dan Liga 2 2020. Tapi meski bakal ada kerugian karena kompetisi digelar tanpa penonton, sponsor juga berpeluang tetap angkat kaki jika masa depan liga tak kunjung menemukan kejelasan.

Sponsor Bisa Cabut Jika Tidak Ada Kompetisi

© Twitter/@Liga1Match
Striker Persib Bandung Wander Luiz (Brasil). Copyright: Twitter/@Liga1MatchIlustrasi sponsor pada jersey klub Liga 1 2020.

Yang namanya sponsor atau kerja sama pada sebuah klub sepak bola, pastinya ditujukan kepada mereka yang berlaga di kompetisi. Bahkan makin besar juga nilai sponsor jika memang klub berlaga di kasta tertinggi, seperti para peserta Liga 1 2020.

Apalagi sudah rahasia umum jika memang klub-klub Liga 1 mencari sponsor sebanyak mungkin, bisa dilihat di setiap jersey yang dikenakan saat bertanding, untuk menopang beban operasional selama satu musim.

Yang ada jika musim kompetisi tak kembali bergulir, para sponsor bisa menarik dukungan dana atau jika ada yang sudah menggelontorkan uang ke sebuah klub dengan sistem termin, akan menghentikan kucuran dana di termin selanjutnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Manajer Bisnis dan Marketing Arema FC, Yusrinal Fitriandi, di mana klub saat ini sudah menerima dana dari sponsor namun hanya baru termin pertama saja.

"Dana dari sponsor baru menerima termin pertama. Rata-rata pencariannya dua sampai tiga kali termin (dalam satu musim kompetisi). Jadi tidak semua (dana kesepakata sponsor) diterima klub," kata Yusrinal Fitriandi kepada INDOSPORT (05/05/20).

Itu berbicara tentang Arema FC, yang notabene klub kenamaan di Malang, Jawa Timur. Kita harus memikirkan klub yang lain, yang punya nama tak sebesar Arema FC, suntikan dana dari sponsor tentu tidak begitu besar.

Meski Tanpa Penonton, Liga 1 2020 Memang Harus Kembali Bergulir

Jadi sebenarnya mau tidak mau, kompetisi harus tetap berjalan agar dasar dari kesepakatan sebuah klub dan sponsor benar-benar terealisasi, yaitu adanya pertandingan. Sponsor juga harus memaklumi jika Liga 1 2020 digelar tanpa penonton untuk memperlambat laju penyebaran Virus Corona.

Toh, nama-nama brand (sponsor) akan tetap dipasang di sekitar lapangan dan juga terpampang di jersey setiap klub Liga 1 2020.

Bahkan bisa saja klub memproduksi masker lengkap dengan logo brand masing-masing sponsor yang akan dipakai oleh staf klub dan pelatih. Seperti yang dilakukan oleh klub-klub Korea Selatan di laga pertama mereka usai kembali bergulir.

Mulai dari staf, para pelatih hingga para pemain cadangan semua memakai masker saat pertandingan berlangsung. Jeonbuk Hyundai Motors misalnya, staf pelatih dan pemain cadangan mengenakan masker yang tertempel logo sponsor utama mereka, ini salah satu cara untuk menambahkan slot sponsor di perangkat pertandingan.

Selain itu, klub juga bakal mendapatkan hak siar jika kompetisi Liga 1 2020 digelar kembali. Dan itu tentunya bisa menjadi dana segar untuk klub yang tengah kesulitan finansial akibat terdampak pandemi ini.

Banyak cara untuk tetap menghargai kerja sama klub dengan sponsor meski Liga 1 2020 digelar tanpa penonton. Tapi kembali lagi, ini semua harus merujuk pada pergerakan grafik laju penyebaran Virus Corona di Indonesia.