In-depth

Kisah Tragis Cheick Tiote, Pesepak Bola Muslim yang Meninggal Saat Latihan

Sabtu, 23 Mei 2020 15:10 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© The Sun
Cerita pesepak bola yang meninggal memang selalu menguras emosi, termasuk yang dialami oleh pemain kelahiran Pantai Gading, Cheick Tiote. Copyright: © The Sun
Cerita pesepak bola yang meninggal memang selalu menguras emosi, termasuk yang dialami oleh pemain kelahiran Pantai Gading, Cheick Tiote.

INDOSPORT.COM - Cerita pesepak bola yang meninggal memang selalu menguras emosi. Begitu juga yang dialami oleh pemain kelahiran Pantai Gading, Cheick Tiote

Mantan pemain Newcastle United, Cheick Tiote, harus meninggal dunia di usia 30 tahun setelah ambruk dalam latihan di China. Peristiwa nahas itu terjadi pada 6 juni 2017 silam saat Tiote tengah memperkuat k;ub terakhirnya,  Beijing Enterprises. 

Ketika tengah berlatih di markas Beijing, Tiote tiba-tiba terkena serangan jantung dan kolaps di lapangan.  Nyawanya tak tertolong meski sempat mendapatkan perawatan darurat di rumah sakit. 

Hal ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga Tiote dan juga mantan klub tempatnya bernaung ketika masih di Eropa, Newcastle United

Tiote lahir di Pantai Gading dan tergabung ke dalam skuat yang memenangkan Piala Afrika 2015. Tiote memulai karier profesionalnya di Belgia bersama Anderlecht tahun 2005 sebelum pindah ke klub FC Twente dan memenangkan Eredivisie 2009-2010. 

© Four Four Two
Cheick Tiote Copyright: Four Four Two
Cheick Tiote saat masih memperkuat Newcastle United. 

Penampilan impresifnya di Belanda pun menarik perhatian klub Inggris, Newcastle United, yang mendatangkannya dengan mahar 3,5 juta euro. 

Tiote segera menjadi pilar tim selama tujuh tahun sebelum memutuskan pindah ke China ketika memasuki usia kepala tiga pada Februari 2017. Klub Beijing Enterprises pun akhirnya menjadi klub terakhir yang diperkuatnya sebelum ajal menjemput. 

Muslim Taat, Ajal Menjemput di Bulan Ramadan

Cheick TIote merupakan salah satu pesepak bola muslim yang taat. Tiote sendiri meninggal pada bulan Juni 2017 atau saat bulan Ramadan. 

Kepergian Tiote pun meninggalkan duka mendalam, terutama bagi  teman dekatnya ketika di Newcastle, Cisse. Cisse, bertemu dengan Tiote untuk merayakan Ramadan hanya beberapa hari sebelumnya dan merasa sedih ketika mendengar berita tragis itu.

"Kami tertawa dan bercanda bersama, makan malam di hotel, dan saya berkata saya akan kembali minggu berikutnya, selama jeda internasional, untuk menghabiskan waktu dengannya," kata Cisse.

Percakapan terakhirnya bersama seorang sahabatnya yang bernama Yusuf Abubakar Tumi pun viral dan memberikan rasa duka bagi para penggemar. 

Beberapa jam sebelum meninggal, Tiote sempat bertukar pesan via aplikasi WhatsApp dengan temannya Yusuf Abubakar Tumi.

Hal itu terungkap setelah Tumi mengunggah screenshoot percakapan yang diunggah ke media sosial Twitter pribadinya @YusufTAbubakar

"Ini adalah kata-kata Tiote ketika kami bercakap hari ini (Senin, 05/06/17 kemarin). Inah lilahi wa inah lilahi rajun. Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang di tempat terbaik di Surga," bunyi cuitan Tumi yang disertai dengan screenshoot percakapannya dengan kontak bernama "Cheick T China" yang diyakini sebagai Tiote.

Dalam pesan tersebut, Tiote menanyakan kabar kesehatan temannya itu. Mereka berdua pun berkelakar soal masalah jam tangan. Tiote sempat menyebutkan bahwa Tumi perlu memberinya jam tangan secara cuma-cuma.

© Serena Taylor/Newcastle United via Getty Images
Mantan gelandang Newcastle United, Cheick Tiote. Copyright: Serena Taylor/Newcastle United via Getty Images
Mantan gelandang Newcastle United, Cheick Tiote.

Menariknya, seakan-akan telah punya firasat, Tiote juga berpesan kepada rekannya tersebut tentang surga.

"Semoga Allah membuat kita lebih besar di surga, bukan di dunia," tulis pemain berkebangsaan Pantai Gading tersebut.

Alangkah terkejutnya Tumi ketika mengetahui beberapa jam kemudian klub Tiote, Beijing Enterprises, mengumumkan Tiote telah menghembuskan napas terakhirnya setelah kolaps saat menjalani latihan di lapangan.