Liga Indonesia

Perang Bintang 2010, Ketika Pendiri Arema Diabaikan

Sabtu, 6 Juni 2020 16:38 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Logo Arema Copyright: © Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Logo Arema

INDOSPORT.COM - Pendiri klub Arema, Lucky Acub Zaenal sempat diabaikan oleh protokoler pertandingan, setelah terusir dari deretan kursi kehormatan dalam Perang Bintang di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (06/06/10).

Pihak tim Singo Edan beralasan, terusirnya sang pendiri klub dari tribun VVIP tak lepas dari status laga. Pasalnya, perang bintang adalah hajatan BLI (Badan Liga Indonesia) selaku pemutar roda kompetisi ISL.

BLI sebagai panitia pusat, kemudian memberi slot pada sejumlah kursi untuk para undangan tertentu. Sementara Panpel Arema hanya bertugas sebagai penyedia tempat hajatan tersebut.

"(Yang mengusir Lucky Acub Zaenal) bukan Panpel Arema, tapi Panpel BLI," kata Media Officer Arema, Sudarmaji seperti dilansir Surya, Senin (07/06/10) silam.

Merasa diabaikan, sang pendiri klub berlogo kepala singa itu pun muntab. Lucky beserta istrinya lalu meninggalkan Stadion Kanjuruhan dan tidak mau menyaksikan tim yang didirikannya bertanding.

"Saya ini tidak diberi undangan, cuma (tiket) free pass," ucap Lucky Acub Zaenal saat didatangi media pada Senin (07/06/10).

"Saya tidak butuh pengakuan atau apa, tapi jangan dipermalukan seperti itu. Sudah cukup sampai di sini saja," sambung dia pada media yang sama.

Bagaimana pun, Lucky Acub Zaenal tetap punya peran penting dalam bagian sukses Arema. Pada yayasan, dia memiliki selembar saham bersifat emas, sebagai pendiri klub yang dibentuk pada 11 Agustus 1987 tersebut.

Krisis finansial yang terus mendera, membuat pengelolaan Arema kemudian berganti ke tangan PT Bentoel Prima pada 2003. Namun sang investor terbentur regulasi kompetisi, sehingga memutuskan cabut hingga Arema dikelola oleh PT Arema Indonesia sejak 2009.