In-depth

Untung-rugi Wacana Sentralisasi Liga 1 di Pulau Jawa

Sabtu, 6 Juni 2020 14:40 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© getwallpapers.com/wikipedia
Berikut untung-rugi jika kompetisi Liga 1 2020 diterapkan konsep sentralisasi di Pulau Jawa. Copyright: © getwallpapers.com/wikipedia
Berikut untung-rugi jika kompetisi Liga 1 2020 diterapkan konsep sentralisasi di Pulau Jawa.

INDOSPORT.COM – Kompetisi Liga 1 2020 diwacanakan bakal melakukan konsep sentralisasi di Pulau Jawa akibat belum redanya pandemi corona. Berikut untung-rugi keputusan tersebut.

Virus corona yang masih melanda beberapa wilayah Indonesia membuat kompetisi Liga 1 2020 harus dihentikan. Kabarnya, Liga 1 2020 baru akan dilanjutkan pada September mendatang.

Demi keamanan seluruh elemen Liga 1 2020, kompetisi ini akan diubah formatnya dengan berpusat di Pulau Jawa.

Opsi ini sempat dipaparkan oleh pihak Arema FC, di mana mereka tetap ingin menjaga konsistensi atas kesepakatan menjalankan kompetisi Liga 1 2020 sesuai jadwal.

Opsi itu bisa menjadi solusi akhir atas sulitnya perizinan menggelar pertandingan yang dialami sejumlah klub. Terlebih, skema sentralisasi juga turut membantu masa recovery tim dengan jadwal yang kemungkinan bisa lebih padat.

"Ya bisa jadi ada wacana begitu, silakan saja. Yang penting, tidak ada lagi pertandingan yang ditunda, lebih baik on schedule (berjalan sesuai jadwal)," ujar Manajer Arema FC, Ruddy Widodo.

Singo Edan membeberkan alasan di balik ide tersebut. Pertimbangannya, yaitu untuk menekan peningkatan jumlah kasus covid-19 dengan membatasi akses dari aktivitas tim.

"Meminimalisir aktivitas tim di ruang publik. Seperti bandara, ketika tim menjalani away ke luar pulau," tambah Ruddy Widodo.

Dasarnya pun kuat, lantaran mayoritas tim bermarkas di Pulau Jawa. Sehingga konsep sentralisasi jadwal pertandingan di Jawa pun menjadi ide menarik yang dicetuskan Arema FC.

"Ada 12 dari 18 tim yang berhome base di Jawa. Banyak stadion di Jawa yang juga bisa digunakan sebagai markas," ucap Ruddy.

"Sehingga, tim-tim lebih leluasa menjalani semua pertandingan dengan bus dengan dukungan infrastruktur seperti tol. Transportasi bus juga lebih aman untuk membatasi aktivitas di ruang publik," sambungnya.

Arema FC menjadi satu dari 5 wakil tim Jawa Timur di Liga 1, selain Persebaya Surabaya, Madura United, Persela Lamongan dan Persik Kediri.

Tujuh tim lain yang juga bermarkas di Jawa adalah Persita Tangerang, Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIS Semarang, PSS Sleman, Bhayangkara FC dan Tira Persikabo.

Namun saran ini tidak mendapatkan persetujuan yang penuh dari pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso. Dirinya merasa ragu terlebih soal izin pertandingan dan latihan.

Keraguan Aji Santoso itu memang bukan tanpa alasan. Mengingat Jawa Timur saat ini bukan lagi masuk dalam zona merah, melainkan sudah zona hitam.

"Persebaya apa boleh melakukan latihan di Surabaya? Kalau dilarang tentu kami ikuti aturan," kata mantan pelatih Persela dan PSIM Jogjakarta itu.

Disinggung soal pindah lokasi latihan ke Sidoarjo yakni Stadion Gelora Delta, sebagaimana Bajul Ijo biasanya latihan. Aji pun menanggapi hal yang sama, dia masih belum yakin bisa dapat izin.

Pasalnya, Sidoarjo sendiri sama dengan Surabaya. Kota penyangga di Selatan Surabaya itu masuk juga dalam zona merah penyebaran Covid-19.

Terlepas dari pro dan kontra soal wacana sentralisasi kompetisi Liga 1 2020 di Pulau Jawa ini, INDOSPORT mencoba untuk mengukur untung-ruginya.