In-depth

Proyek '3 Sekawan' AC Milan, dari Swedia, Belanda, Kini Jerman?

Senin, 22 Juni 2020 17:07 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Keinginan AC Milan untuk merekrut banyak pemain dari negeri Jerman mengingatkan pada kesuksesan I Rossoneri di masa silam yang diperkuat oleh trio Belanda dan Swedia. 

AC Milan merupakan salah satu tim Italia yang besar karena jasa pemain asing. Dalam sejarahnya, AC Milan pernah meraih dua periode kejayaan yang dimotori pemain-pemain asing. 

Secara khusus, I Rossoneri pernah begitu melekat dengan trio Swedia dan Belanda. Bersama trio dari dua negara yang berbeda ini, Milan pernah merasakan dua masa kejayaan yang melegenda. 

Jika kita putar kembali ingatan di awal tahun 1950-an, maka akan banyak catatan beraroma Swedia yang cukup bersejarah di AC Milan. Trio GreNoLi pernah bertanggung jawab atas awal sukses besar Milan di dekade 50-an dan 60-an. 

Mereka adalah Gunnar Nordahl, Gunnar Gren, dan Nils Liedholm yang kemudian dikenal dengan Trio GreNoLi. Awal kisah sukses Trio GreNoLi sendiri bermula pada penampilan apik mereka di Olimpiade London 1948.

Kala itu, ketiganya sukses mengantarkan Swedia meraih emas usai mengalahkan Yugoslavia di final. Milan kemudian kepincut dengan permainan ketiganya yang saat itu masih bermain di IFK Norkopping, klub lokal Swedia.

Nordahl datang lebih awal di awal musim 1948/49 untuk membela Rossoneri. Setahun kemudian, dua rekannya menyusul di awal musim 1949/50. Debut awal trio ini terjadi di bulan September 1949, kala Milan menghadapi Sampdoria.

Pencapaian puncak Trio GreNoLi terjadi di musim 1850/51, kala membantu Milan meraih scudetto keempat mereka sepanjang sejarah.  Mereka akhirnya harus bercerai pada tahun 1953, setelah Gunnar Gren memutuskan hengkang di tahun 1953.

Sementara Nordahl tetap menjadi bagian dari Milan hingga tahun 1956 sebelum bergabung dengan AS Roma. Namun pencapaiannya bersama Milan cukup membuatnya menjadi legenda di Negeri Pizza.

© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Kiri-kanan: Gunnar Nordahl, Nils Liedholm, dan Gunnar Gren. Copyright: Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORTKiri-kanan: Gunnar Nordahl, Nils Liedholm, dan Gunnar Gren.

Nordahl menjadi top skor selama lima musim beruntun sejak musim 1949/50 – 1954/55. Total Nordahl mengemas 210 gol dalam 257 laganya bersama I Rossoneri.

Sementara Liedholm menghabiskan sisa kariernya bersama Milan. Playmaker yang disegani di masanya ini pensiun bersama Milan di tahun 1961.

The Dream Team

Setelah masa-masa suram di awal dekade 1980-an, AC Milan akhirnya kembali mengecap masa kejayaan keduanya di jaga sepak bola. 

Adalah jasa trio Belanda yakni Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard, yang berjasa membawa Milan ke puncak dunia. 

Di bawah asuhan pelatih terbaik Italia, Arrigo Sacchi, AC Milan berhasil mengemas 1 gelar scudetto, 2 Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, 2 Piala Inter Kontintental. 

AC Milan pun dijuluki sebagai The Dream Team, alias tim impian. Namun, kebersamaan Arrigo Sacchi bersama Milan tak berlangsung lama karena eks pelatih Parma itu harus menukangi Timnas Italia di Piala Dunia. 

Meski begitu, kesuksesan Milan bersama legiun Belanda berhenti begitu saja. Kedatangan Fabio Capello justru membawa Milan menjadi tim terbaik dalam sejarah sepak bola Italia. 

Bersama Capello Milan menambah koleksi trofi mereka berupa 4 gelar scudetto, 1 Liga Champions, 3 Piala Super Italia, dan 1 Piala Super Eropa. 

Sayang, kebersamaan Trio Belanda tak cukup lama. Setelah kepergian Frank Rijkaard, Milan juga harus ditinggal oleh Marco Van Basten di pengujung masa bakti Capello. Van Basten harus pensiun dini di usia 29 tahun akibat cedera lutut yang ia alami.