INDOSPORT.COM - Legenda sepak bola Inter Milan, Giuseppe Bergomi, menyinggung nama Romelu Lukaku ketika ia membongkar borok yang membuat Nerazzurri terpuruk di Serie A Liga Italia 2019-2020.
Inter Milan sedang jadi bulan-bulanan banyak pihak. Hal tersebut dikarenakan performa mereka tak kunjung membaik setelah Serie A Liga Italia dilanjutkan kembali usai penundaan akibat wabah virus corona.
Meski pada pekan-pekan awal musim ini Inter atau Nerazzurri tampil menjanjikan dan mampu memuncaki klasemen, sekarang mereka justru kesulitan bertanding melawan klub-klub kecil usai corona break.
Terbukti, dalam lima pertandingan terakhir, Nerazzurri sudah kebobolan delapan gol. Mereka juga hanya bermain imbang 3-3 melawan Sassuolo dan 2-2 lawan Hellas Verona, dan kalah 1-2 atas Bologna.
Kondisi yang memprihatinkan ini menggerakkan niat legenda mereka, Giuseppe Bergomi, untuk memberikan pendapatnya. Melansir dari laman portal berita olahraga Sempre Inter, Bergomi bahkan menyebut nama Romelu Lukaku.
"Anda harus mengerti kenapa ada perbedaan performa di laga yang sama. Ini sudah terjadi saat melawan Bologna dan terjadi lagi saat melawan Verona. Saat ini, Inter terlalu mengandalkan Romelu Lukaku. Ini adalah masalah psikologis mereka," ujarnya.
Sejak didatangkan dari Manchester United pada bursa transfer musim panas 2019 yang lalu, Romelu Lukaku memang langsung menjadi megabintang Giuseppe Meazza. Antonio Conte pun hampir selalu menurunkannya sebagai starter.
Apalagi, ia secara tak terduga mampu menjadi tandem ideal bagi Lautaro Martinez sehingga Conte pun tidak salah jika terus memainkannya. Namun, ternyata hal ini menjadi bumerang karena sang pelatih memintanya untuk jadi sumber gol Nerazzurri.
Untungnya, Conte juga tak menutup mata. Alexis Sanchez yang masih bermain bersama Inter Milan, mendapat banyak kesempatan musim ini untuk membuktikan performanya. Ia pun sukses mencetak gol, seperti ketika Inter menang 6-0 atas Brescia.
Pada pekan ke-31 kompetisi sepak bola Serie A Liga Italia 2019-2020, Inter Milan terpuruk ke peringkat empat yang sebelumnya dihuni Atalanta. Mereka mengemas 65 poin, hasil dari 19 kali menang, delapan kali imbang, dan empat kali kalah.