In-depth

Nizar Trabelsi, Dari Sepak Bola ke Medan Jihad

Selasa, 14 Juli 2020 19:51 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Isman Fadil
© bbc.com
Ilustrasi sepak bola di daerah pengungsian. Copyright: © bbc.com
Ilustrasi sepak bola di daerah pengungsian.

INDOSPORT.COM – Lahir di Sfax, sebuah kota pelabuhan di Tunisia pada tanggal 2 Juli 1970, Nizar bin Abdelaziz Trabelsi atau yang dikenal dengan nama Nizar Trabelsi tak pernah membayangkan jika nasib akan membawanya pada petualangan hidup yang serupa roller coaster.

Tumbuh di keluarga sederhana, Nizar kecil memupuk mimpi untuk bisa menjadi pesepakbola profesional. Mimpi yang menjadi kenyataan usai salah satu pemandu bakat Tunisia terpukau akan kualitas teknik dan kemampuannya mencetak gol.

Hanya sebentar berkecimpung di kancah sepak bola lokal Tunisia, Trabelsi menerima tawaran menggiurkan dari Standard Liege setelah salah satu pemandu bakat mereka mengirimkan laporan yang sangat positif mengenai dirinya.

Belum sempat membela Standard Liege, Trabelsi muda menyeberang ke Jerman untuk membela Fortuna Dusseldorf usai ajakan dari pamannya yang telah menetap di Jerman beberapa tahun sebelum kedatangannya ke Eropa. Sebuah pilihan yang layak disesali oleh banyak pihak.

Trabelsi kehilangan arah. Kompas hidupnya gagal berfungsi dan dirinya larut dalam kehidupan duniawi yang serba melenakan. Saat itu, Trabelsi yang masih berusia 19 tahun sudah menjadi pemain profesional yang tentu saja bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Kehidupannya dipenuhi oleh seks dan alkohol. Trabelsi bahkan diketahui sempat terjerat kokain, hal yang membuat kariernya di Jerman bersama Dusseldorf berjalan tak sesuai harapan.

Alih-alih menjadi apa yang diharapkan kedua orang tuanya saat dia berangkat mengadu nasib ke Eropa, karier Trabelsi terjun bebas bahkan sebelum mekar dengan sempurna. Mimpi untuk menjadi pesepakbola top Tunisia harus dikubur dalam-dalam karena godaan dunia yang tak bisa dia tolak.