In-depth

Prediksi Taktik Ronald Koeman, Akankah Filosofi Barcelona Kembali Muncul?

Selasa, 18 Agustus 2020 18:25 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© TF-Images/Getty Images
Berikut prediksi taktik yang akan dipakai oleh Ronald Koeman dan kemungkinan dirinya bisa mengembalikan filosofi Barcelona yang telah lama hilang. Copyright: © TF-Images/Getty Images
Berikut prediksi taktik yang akan dipakai oleh Ronald Koeman dan kemungkinan dirinya bisa mengembalikan filosofi Barcelona yang telah lama hilang.

INDOSPORT.COM – Quique Setien telah resmi dipecat oleh manajemen Barcelona dan mereka dikabarkan telah menunjuk Ronald Koeman sebagai juru taktik terbaru untuk memimpin laskar Catalan kembali bangkit dari keterpurukan.

Koeman bukan nama yang asing bagi Barcelona. Pelatih yang semasa bermain terkenal sebagai bek yang haus gol ini tercatat pernah berseragam Blaugrana pada tahun 1989-1995.

Dirinya tercatat sebagai bagian dari ‘Dream Team’ bentukan Johan Cruyff yang sukses memenangi 4 trofi LaLiga Spanyol secara beruntun pada tahun 1991-1994. Sebuah tim yang terdiri dari kombinasi lulusan La Masia dan pesepakbola yang telah tenar di kancah internasional.

Penunjukkan Koeman sebagai pelatih baru Barcelona menggantikan Setien memercikkan harapan tentang munculnya kembali filosofi Barcelona atau yang dikenal sebagai ‘Barca Way’ sebagai akar permainan dan napas klub secara keseluruhan.

Filosofi yang pondasinya dibangun oleh Cruyff itu menekankan pada penguasaan bola dan ruang yang dikenal luas sebagai Tiki-taka atau dalam Bahasa Basque disebut sebagai Tiqui-taca yang secara kasar bisa diartikan sebagai bergerak dengan cepat.

Sebuah skema permainan yang mengedepankan operan-operan pendek dan pergerakan yang rapat untuk mempertahankan possession selama mungkin. Skema modifikasi yang akarnya berasal dari Total Football bikinan Rinus Michels.

Dan hal tersebut tampaknya bukan sesuatu yang asing untuk Koeman. Mengingat dirinya merupakan salah satu penganut Cruyffian yang masih mengimani ideologi tersebut hingga saat ini.

Filosofi dan Taktik Koeman

Pernah bermain di bawah arahan Johan Cruyff yang legendaris, Koeman adalah pelatih yang selalu percaya pada penguasaan ruang untuk mendominasi permainan. Operan-operan pendek yang dipadukan dengan pressing ketat membuat klub yang diasuhnya selalu tampil dengan gaya bermain possession yang sangat menghibur.

Bisa dikatakan jika dirinya merupakan salah satu Cruyffian terbaik saat ini. Bahkan tiki-taka ala Koeman pernah membuat skuat rata-rata Everton bisa tampil apik dan sangat menghibur di Liga Inggris. Skema permainan andalannya juga sukses membuat Timnas Belanda saat ini kembali tampil menggigit.

Koeman adalah penggemar berat formasi 4-3-3. Meskipun tak jarang formasinya akan berubah menjadi 4-2-3-1, 3-4-3, atau bahkan 3-5-2 tergantung situasi lawan yang dihadapinya. Namun dirinya lebih sering bermain dengan 4-3-3 di awal pertandingan.

Dengan defensive line yang tinggi, skema Koeman membuat dua bek tengah miliknya wajib ikut serta dalam membangun serangan dan sesekali meluncurkan long pass yang mengejutkan lini pertahanan musuh.

Di sektor bek sayap, dirinya lebih suka dengan tipikal bek yang memiliki kecepatan dan gemar melakukan overlapping. Namun dirinya diketahui tidak suka dengan tipikal inverted fullbacks seperti yang lazim dipakai di skema sepakbola modern saat ini.

Masuk ke lini tengah, sektor ini adalah sektor terpenting dalam skema tiki-taka ala Koeman. Dirinya diketahui selalu memiliki gelandang yang bisa mendikte permainan, tampil bak metronom, dan mengatur arah serangan bola.

Di sektor tersebut Koeman biasanya menempatkan satu gelandang yang menjadi jantung permainan dan 2 gelandang lainnya yang berguna untuk mengobrak-abrik pertahanan musuh.

Saat masih melatih Everton, Morgan Schneiderlin adalah sosok metronom di lini tengahnya. Sementara di Timnas Belanda dirinya mempercayakan peran tersebut pada Frenkie de Jong.

Untuk sektor sayap, Koeman senang dengan pemain sayap yang mampu melakukan tusukan ke dalam. Tak hanya melakukan tusukan, pemain sayap di skema miliknya juga dituntuk untuk rajin turun menjemput bola dan membuat peluang bagi rekannya.

Sementara di sektor penyerang, Koeman senang dengan striker yang bisa bermain fleksibel dan tak terpaku pada satu peran saja. Ingat era kejayaan Romelu Lukaku di Everton dan penampilan ciamik Memphis Depay di Timnas Belanda adalah wujud kongkrit keberhasilan skema dan taktik permainannya.