Liga Indonesia

Manajemen Persipura Hormati Keputusan Sylvano Comvalius yang Pilih Hengkang

Rabu, 26 Agustus 2020 10:44 WIB
Kontributor: Sudjarwo | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Media Officer
Manajemen Persipura Jayapura menghormati keputusan Sylvano Comvalius untuk hengkang dari klub Liga 1 2020 itu. Copyright: © Media Officer
Manajemen Persipura Jayapura menghormati keputusan Sylvano Comvalius untuk hengkang dari klub Liga 1 2020 itu.

INDOSPORT.COM - Manajemen Persipura Jayapura menghormati keputusan Sylvano Comvalius untuk hengkang dari klub Liga 1 2020 itu.

Teka-teki tentang status pemain asing Persipura Jayapura akhirnya terjawab sudah setelah Sylvano Comvalius, salah satu pemain asing Tim Mutiara Hitam, menyatakan pamit dan mengundurkan diri.

Manajemen Persipura pun lantas memberikan respons positif. Mereka tetap menghormati keputusan yang telah dibuat oleh top skor Liga 1 2017 itu.

"Bagi kami, itu keputusan yang tepat, karena apapun situasinya keluarga harus diutamakan, kami menghormati keputusan Comvalius," ujar asisten manajer Persipura, Bento Madubun, kepada INDOSPORT, Rabu (26/8/20).

"Baik sebagai seorang profesional maupun sebagai seorang kepala keluarga, itu berat juga buat dia, tapi keputusan itu harus diambil, dan kita hormati," tambahnya.

Meski baru saja pamit, mewakili manajemen Persipura Jayapura, Bento juga berharap kedua belah pihak nantinya dapat kembali bekerjasama di lapangan hijau.

"Kita sampaikan terima kasih dan respek kepada Sylvano Comvalius atas kebersamàan yang singkat, semoga suatu saat kita bisa bekerjasama lagi," tuturnya.

Setelah kepergian Comvalius, manajemen Persipura kini tengah berupaya untuk segera mencari pengganti yang sepadan sebelum Liga 1 2020 bergulir kembali.

"Kita akan bicara dengan Coach Jacksen F Tiago untuk langkah selanjutnya, terkait pemain pengganti," pungkas Bento.

Sylvano Comvalius menyatakan pamit dari skuat Persipura Jayapura karena khawatir dengan anak dan istrinya. Pemain asal Belanda ini mengaku aturan Covid-19 di Indonesia membuatnya kesulitan, sehingga ia lebih memilih bertahan di Eropa ketimbang kembali ke Indonesia.