In-depth

Kurikulum Pendidikan Sir Alex Ferguson yang Hilang dari Man United

Selasa, 22 September 2020 19:40 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Ash Donelon/Manchester United via Getty Images
Melihat bagaimana Sir Alex Ferguson mendidik para pemainnya di Manchester United. Copyright: © Ash Donelon/Manchester United via Getty Images
Melihat bagaimana Sir Alex Ferguson mendidik para pemainnya di Manchester United.

INDOSPORT.COM - Sir Alex Ferguson adalah sosok pelatih yang nampaknya sulit tergantikan di klub Liga Inggris, Manchester United.

Bersama dirinya, The Red Devils berhasil tampil sebagai salah satu raksasa sepak bola di tanah Britania Raya, menorehkan 13 gelar Liga Inggris, lima Piala FA, dua Liga Champions, empat Piala Liga, dan masih banyak lagi.

Namun sebagai manusia biasa yang tidak lepas termakan usia, Sir Alex Ferguson mau tidak mau harus menuntaskan masa kepemimpinannya di Manchester United. Ia memutuskan pensiun pada tahun 2013 silam.

Untungnya, ia masih bersedia jadi orang di balik layar dengan posisi direktur dan juga perwakilan (brand ambassador) klub. Terlihat jelas, bahwa kehadirannya masih sangat diidam-idamkan oleh semua yang berada di Manchester United.

Tugas besar pun langsung menimpa penggantinya, David Moyes, yang pada akhirnya hanya bisa bertahan kurang lebih sembilan bulan saja menjadi juru taktik The Red Devils. Setelahnya, seperti ada yang kurang di Manchester United.

Mereka sudah tidak punya lagi sentuhan Fergie, sapaan akrab Sir Alex Ferguson, yang sudah melekat selama 27 tahun lamanya. Ia punya cara tersendiri ketika menangani pemain, termasuk menerapkan aturan dan hierarki yang jelas dalam skuatnya.

Sosok Paul Scholes dan Roy Keane merupakan dua di antara sekian produk bimbingannya yang paling sukses. Kedisiplinan dan ketegasan jadi poin krusial dalam kurikulum pendidikan Fergie di Manchester United.

Roy Keane suatu hari bahkan pernah mengusir seorang pemain muda dari sesi latihan bahkan sebelum juniornya itu menginjakkan kaki di pintu masuk. Gara-garanya, ia menyetel musik terlalu keras di mobilnya ketika memasuki area parkir tempat latihan.

Sebuah sistem akan berjalan dengan baik jika ada seorang pemimpin yang memberi perintah. Dalam hal ini, Roy Keane berhasil menjelma sebagai sosok mengerikan namun begitu dihormati.

Sebagai seseorang yang pernah menjadi buruh di galangan kapal saat masih muda dengan komando dari atasan, Fergie tentu paham dan sadar betul terhadap hal ini.  

Saking kuatnya sistem yang diterapkan Sir Alex Ferguson, bahkan hingga saat ini para bintang seperti Ryan Giggs, Eric Cantona, dan Gary Neville masih terus membicarakan sosok Fergie.

Ketika mereka membuka mulut dan berbicara, terutama saat membahas Manchester United, rasa-rasanya ada sosok Fergie sedang berada di tempat yang sama dan mengawasi mereka.

Selain itu, seorang Sir Alex Ferguson juga berusaha menjaga reputasi dirinya ketika ‘bercuap-cuap’ di depan para pemain. Pasalnya, tidak jarang beberapa pelatih sepak bola justru dicuekin karena ucapannya yang mungkin membosankan atau diulang-ulang.

Untuk menghindari hal tersebut, Fergie selalu berusaha membuat speech-nya semenarik mungkin dengan membahas topik-topik tertentu agar tim mau mendengarkannya mengoceh. Ia bercerita tentang kisah kepahlawanan, orang-orang hebat, bahkan cerita perang.