Liga Indonesia

Bersama PSIM Yogyakarta, Nugroho Setiawan Bercerita Saat Sepak Bola Tengah Chaos

Sabtu, 17 Oktober 2020 07:15 WIB
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji | Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT/Ronald Seger Prabowo
Safety and security PSSI, Nugroho Setiawan, baru saja diundang ke chanel Youtube PSIM Yogyakarta dan bercerita mengenai pengamanan ketika sepak bola tengah chaos. Copyright: © INDOSPORT/Ronald Seger Prabowo
Safety and security PSSI, Nugroho Setiawan, baru saja diundang ke chanel Youtube PSIM Yogyakarta dan bercerita mengenai pengamanan ketika sepak bola tengah chaos.

INDOSPORT.COM - Safety and security PSSI, Nugroho Setiawan, baru saja diundang dalam sesi HalfTime Session di chanel Youtube klub Liga 2 2020, PSIM Yogyakarta.

Dalam sesi wawancara tersebut, Marsal Marsita sebagai presenter chanel Youtube PSIM Yogyakarta memberikan beberapa pertanyaan kepada Nugroho Setiawan mengenai bagaimana mengedalikan keamanan dalam sepak bola.

Nugroho Setiawan menjelaskan kalau pertama-tama timnya akan melakukan observasi dan indentifikasi mengenai segala resiko yang harus dihadapi. Apalagi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tiga suporter yang sangat fanatik.

"Pertama kami harus mengidentisifasi resikonya. Seperti misal di Jogja culturenya seperti apa, terus ada berapa komponen suporter. Kalo di Jogja sendiri kan ada tiga klub yang pendukungnya punya sejarah permusuhan,"kata Nugroho.

Pria berambut putih itu juga mengungkapkan kalau sebenarnya yang paling mudah adalah mengawal pertandingan timnas Indonesia. Hal itu lantaran seluruh suporter tanah air bisa mencair menjadi satu ketika berada di dalam stadion.

"Kalau di timnas lebih mudah, karena suporter bisa mencair menjadi satu. Mangkanya yang susah itu kalu klub apalagi derby seperti PSIM ketemu PSS misal," ujar Nugroho.

"Resikonya sangat tinggi sekali dan kami pasti mempelajari lebih dulu step-stepnya yang harus diantisipasi seperti apa. Kalau yang terburuk ya pertandingan harus digelar tanpa penonton atau tidak digelar," tuturnya menambahkan.

Dalam menjaga keamanan saat pertandingan, tim safety and security juga selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta perwakilan suporter demi tercapainnya visi dan misi yang sama.

"Kami juga pasti tidak sendiri, kami akan berkoordinasi dengan kepolisian, perwakilan suporter dan mendengar masukan-masukan mereka. Yang paling penting kami harus menyamakan presepsi dengan mereka. karena konsep keamanan menurut kami pasti berbeda dengan kepolisian," 

"Sebenarnya tugas utama kami itu mengamankan area khusus dulu seperti akses pemain, kemudian persiapan pertandingan di ruang ganti. Karena yang mengendalikan kemanan di situ kami. Jadi kepolisian tidak bisa ikut campur," jelasnya.

Kemudian, Nugroho Setiawan juga mengakui kalau timnya pernah gagal dalam memberikan keamanan saat pertandingan. Kegagalan itu terjadi pada 2019 lalu saat laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara timnas Indonesia menjamu Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Ada sebuah laga yang menurut saya adalah kegagalan bagi kami saat kami menangani pertandingan Indonesia melawan Malaysia tahun lalu. Waktu itu saya menggunakan sistem baru. Memang secara umum tidak terjadi sesuatu yang fatal, tetapi ada serangan dari suporter tim tamu," kata Nugroho.

"Sebenarnya itu tidak bisa terjadi kalau seluruh komponen bisa menjalankan secara profesional. Biasanya dalam hal itu saya berpedoman dengan konsep FIFA terbaru yaitu safety security and service. Jadi siapapun yang terpibat di stadion harus dilayani dengan baik karena ini aspek komersial," ucapnya menambahkan.