Liga Inggris

Janji Manis Jose Mourinho ke Tottenham Hotspur yang Dibayangi 'Kutukan Musim Ketiga'

Sabtu, 24 Oktober 2020 11:54 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Richard Seller/GettyImages
Mengupas janji manis Jose Mourinho kepada Tottenham Hotspur yang dibayangi kutukan musim ketiga yang sulit ia hapuskan. Copyright: © Richard Seller/GettyImages
Mengupas janji manis Jose Mourinho kepada Tottenham Hotspur yang dibayangi kutukan musim ketiga yang sulit ia hapuskan.

INDOSPORT.COM – Jose Mourinho dan Tottenham Hotspur tengah berada dalam bulan madu yang indah. Hal ini tak lepas dari laju apik Spurs di segala kompetisi di awal musim 2020/21 ini.

Tottenham secara perkasa mampu meraih hasil maksimal di pertandingan-pertandingan awal musim 2020/21 ini. Di Liga Inggris, Spurs mampu meraih dua kemenangan, dua hasil imbang dan satu kekalahan.

Secara kasat mata, hasil itu terbilang tak cukup baik. Namun nampak bahwa Tottenham tengah dalam tren menanjak karena berhasi melesakkan 15 gol dari lima laga saja.

Kehebatan lini depan Tottenham dan solidnya permainan menyerang Spurs pun diperagakan di kompetisi lain. Jika di total, di awal musim 2020/21 ini, The Lilywhites telah mencetak 28 gol di berbagai ajang.

Performa moncer ini tentu tak lepas dari tangan dingin Mourinho. Bersama pria asal Portugal ini, Tottenham mengalami tren menanjak sejak musim lalu.

Apa yang diberikan Mourinho kepada Tottenham sejauh ini pun tak pelak menumbuhkan asa bahwa klub asal London utara ini bisa saja meraih gelar di akhir musim 2020/21.

Harapan ini seakan berbanding lurus dengan misi Mourinho yang memang sejak awal kedatangannya ingin memberikan Tottenham prestasi yang lama diraih, yakni trofi bergengsi.

Terakhir kali Tottenham meraih gelar pun terjadi pada musim 2007/08 silam atau lebih dari satu dekade lebih.  Tentu misi mustahil dan sulit tercapai ini akan coba dihapus oleh Mourinho yang memang menyukai tantangan.

Namun Mourinho sadar akan kemampuannya. Sebagai pelatih yang senang berbelanja besar-besaran, ia tak mampu membawa kebiasaanya di Tottenham yang terkenal pelit.

Sehingga, ambisinya membawa Tottenham juara atau meraih gelar takkan mungkin diselesaikannya dalam waktu singkat. Ia pun berjanji akan memberikan gelar dalam durasi kontrak 3 tahun yang ia miliki bersama Spurs.

“Berapa lama untuk Jurgen (Klopp) dan Liverpool (juara)? Empat empat musim. Membeli salah satu kiper terbaik di dunia, membeli salah satu bek tengah terbaik di dunia, dan seterusnya dan seterusnya.

“Saya fokus dengan kontrak 3 tahun saya. Saya yakin dalam kontrak 3 tahun saya, kita bisa meraih trofi,” ucap Mourinho optimis.

Namun, ambisinya bersama Tottenham Hotspur ini selama tiga tahun kontraknya ditanggapi miring banyak pihak. Apalagi jika mengingat bahwa Jose Mourinho memiliki kutukan yang sulit ia hapuskan sejak dahulu, yakni kutukan musim ketiga.

Sebagai pelatih dengan nama besar, Mourinho selalu acap dengan gelar. Itu sebuah hal yang tak bisa dipungkiri. Namun faktanya, gelar bergengsi yang ia raih biasanya didapat pada musim kedua atau tahun keduanya bersama klub tersebut.

Contohnya saja, saat didapuk pertama kali sebagai pelatih FC Porto pada 2001/02, Mourinho belum memberikan gelar apapun. Barulah di musim keduanya ia mampu mencetak treble saat menjuarai Liga Portugal, Piala Portugal dan Piala UEFA (Liga Europa).

Di Inter Milan, bahkan raihan terbaik Mourinho didapat di musim keduanya  saat menjuarai treble winner yakni Serie A Italia, Coppa Italia dan Liga Champions.

Meski begitu, tak selamanya gelar bergengsi ia berikan di musim kedua. Di Chelsea, bahkan selama tiga musim, ia mampu memberikan lima gelar atau rata-rata dua gelar setiap musimnya.

Kutukan musim ketiga sendiri baru didapatkan Mourinho saat dirinya menyeberang ke Spanyol dan bergabung Real Madrid pada 2010/11. Meski memberikan gelar di setiap musimnya hingga 2012/13, konflik internal membuatnya dipecat tepat setelah musim ketiganya usai.

Setelahnya, ia kembali Chelsea pada musim 2013/14. Lagi dan lagi, gelar bergengsi baru ia persembahkan di musim keduanya, yakni Liga Inggris dan Piala Liga Inggris pada musim 2014/15.

Kutukan musim ketiga pun berlanjut di klub asal London barat ini, konflik internal karena pertikaiannya dengan Eva Carneiro dan laju buruk Chelsea di kancah liga pun berujung pemecatannya pada pertengahan musim 2015/16.

Setelahnya, ia bergabung Manchester United pada awal musim 2016/17. Gelar bergengsi pun ia berikan di musim perdananya, yakni Piala Liga Inggris dan Liga Europa. Namun di musim keduanya yakni 2017/18, gelar tak mampu ia berikan walau mampu membawa Setan Merah finis tempat kedua yang ia sebut pencapaian terbaiknya sepanjang masa.

Kutukan musim ketiga pun menghampirinya saat pertengahan musim 2018/19. Lagi-lagi konflik internal membuat Mourinho harus mengalami pemecatan di musim ketiganya. Konfliknya dengan Pogba disertai laju buruk Man United membuatnya didepak.

Berkaca dari hal tersebut, Mourinho yang berjanji akan memberi gelar untuk Tottenham dalam durasi tiga tahun kontraknya pun bisa dibuat was-was dengan kutukan musim ketiga. Apalagi kini Mourinho memasuki tahun keduanya bersama Spurs.

Tersisa satu tahun lagi waktu yang dimiliki Jose Mourinho sebelum kutukan musim ketiga mendatanginya. Dengan rekam jejaknya, mungkin saja Tottenham Hotspur bisa mengangkat gelar di 2020/21 atau musim keduanya, sebelum konflik atau rentetan hasil buruk dan pemecatan diterima oleh The Special One.