In-depth

Kunci Solskjaer dan Man United Tumbangkan Chelsea Adalah Formasi 3 Bek

Sabtu, 24 Oktober 2020 10:30 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Kunci bagi Ole Gunnar Solskjaer untuk membawa Manchester United mengalahkan Frank Lampard dan Chelsea adalah formasi 3 bek. Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Kunci bagi Ole Gunnar Solskjaer untuk membawa Manchester United mengalahkan Frank Lampard dan Chelsea adalah formasi 3 bek.

INDOSPORT.COM – Pekan keenam Liga Inggris 2020/21 akan menyajika duel sarat gengsi saat Manchester United menjamu Chelsea di Old Trafford, Sabtu (24/10/20) malam WIB.

Laga ini layaknya menjadi pembuktian kedua tim yang sama-sama ditangani oleh legendanya masing-masing, yakni Ole Gunnar Solskjaer dan Frank Lampard.

Sejak musim lalu, kedua tim telah bertemu sebanyak 4 kali di mana Man United dan Solskjaer mampu memenangkan 3 laga di antaranya. Sedangkan Chelsea dan Lampard hanya meraih 1 kemenangan.

Bisa dikatakan, Solskjaer lebih superior secara head-to-head dengan Lampard. Namun, keunggulan Solskjaer hanya terjadi di awal hingga pertengahan musim lalu, atau tepatnya saat tren Man United menanjak.

Selain itu, musim lalu, Solskjaer dan Man United mendapat amunisi pemain baru. Berbeda dengan Chelsea dan Lampard yang saat itu terkena larangan transfer serta mengandalkan beberapa pemain akademi.

Sehingga pada pekan keenam ini, muncul asumsi bahwa Chelsea dan Lampard bisa saja menang atas Man United dan Solskjaer di Old Trafford. Apalagi dengan adanya amunisi tambahan dan fakta bahwa tren tuan rumah di kandang tengah dalam momen kritis.

Sulit untuk mengatakan bahwa Chelsea bisa menang di Old Trafford bila berkaca dari perjalanan The Blues di pekan-pekan awal Liga Inggris 2020/21 dan juga kesulitan Lampard saat menghadapi Solskjaer.

Apalagi dengan adanya fakta bahwa Frank Lampard dan Chelsea tak memiliki defensive setup yang mumpuni saat menghadapi serangan balik yang menjadi ciri khas Ole Gunnar Solskjaer dan Manchester United.

Serangan balik cepat menjadi andalan Solskjaer saat menghadapi tim-tim besar dengan tipe menyerang. Untuk menerapkan strategi ini, pria asal Norwegia ini kerap menggunakan skema 3 bek dalam formasi 3-4-3 atau 3-4-1-2.

Sejak musim lalu, Solskjaer menerapkan taktik ini saat menghadapi tim-tim besar. Chelsea pun pernah dibuat kelimpungan dengan taktik ini.

Sebagai bukti, pada musim 2019/20, Solskjaer mampu mengalahkan Manchester City sebanyak 3 kali di mana 2 kemenangan didapatkan dengan formasi 3-4-1-2 atau 3-4-3.

Formasi 3 bek Solskjaer ini membuat Man United kuat dalam bertahan dan andal dalam melakukan serangan balik cepat, hal yang tak bisa diatasi Man City dan Chelsea musim lalu yang memang bertipe menyerang dan kerap meninggalkan lubang di garis pertahanan.

Khusus untuk Chelsea, tak adanya defensive setup yang mumpuni membuat Solskjaer leluasa mengekploitasi lubang yang ditinggalkan lini kedua dan full-back The Blues yang keasyikan menyerang.

Sebagai bukti tambahan mengapa Solskjaer sangat mengandalkan serangan balik dalam formasi 3 bek saat berhadapan dengan Chelsea, bisa dilihat dari xG (Expected Goals) pertemuan kedua tim.

Pada pertemuan kedua di Liga Inggris 2019/20, Man United mampu menang 2-0 atas Chelsea di Stamford Bridge kendati secara xG Setan Merah hanya memiliki kemungkinan mencetak 0,68 gol saja, atau berbeda tipis dengan The Blues yang bisa mencetak 0,94 gol.

Bahkan secara statistik di pertemuan kedua Liga Inggris 2019/20, Man United tak unggul secara permainan dari Chelsea. Namun, Solskjaer mampu memanfaatkan kelemahan Lampard dan The Blues dalam urusan bertahan.

Kepiawaian Solskjaer dan Man United dalam memanfaatkan peluang dan serangan balik cepat pun berbanding lurus dengan pertahanan kuat yang dibuat dari formasi 3 bek yang ia terapkan.

Pada laga melawan PSG lalu, Man United mampu membuat permainan menyerang Les Parisiens mati kutu. Hal ini tak lepas dari sistem bertahan total dalam formasi yang Solskjaer terapkan.

Dengan formasi 3-4-3 atau 3-4-1-2, Solskjaer akan memanfaatkan 2 wing-back Man United untuk bertahan saat terjadi serangan sehingga menciptakan 5 bek.

Hal ini akan menyulitkan tim yang mengandalkan serangan dari sayap seperti Chelsea dan PSG untuk membuat peluang yang berujung pada permainan umpan panjang.

Permainan umpan panjang ini menjadi santapan empuk para pemain bertahan Man United yang andal dalam duel udara. Sehingga saat serangan lawan terputus di lini belakang, maka serangan balik cepat akan dilancarkan oleh para penyerang Setan Merah.

Serangan balik cepat ini mengekploitasi transisi sebuah tim dari fase menyerang menjadi bertahan. Biasanya, tim dengan kemampuan menyerang akan meninggalkan 2 bek tengah dan 1 gelandang bertahan saja dalam transisi bertahan.

Dengan fakta ini, bukan tidak mungkin di laga nanti, Man United akan sedikit bermain flat dan mengandalkan umpan panjang ke lini depan untuk memanfaatkan kesalahan Chelsea dalam transisi bertahan.

Secara singkat, Ole Gunnar Solskjaer diprediksi akan menggunakan formasi 3 bek seperti yang Manchester United tampilkan di laga melawan PSG saat menjamu Chelsea dan Frank Lampard di pekan keenam Liga Inggris 2020/21.