Bola Internasional

Jangan Pernah Takut Bersaing dengan Pemain Muda Keturunan di Timnas Indonesia

Selasa, 27 Oktober 2020 17:26 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:
Jangan Pernah Takut untuk Terus Bersaing Secara Sportif

Tanpa mengurangi rasa hormat penulis sebelumnya, sejatinya banyak pemain lokal di Timnas Indonesia muda, terutama di level U-19 yang layak disejajarkan dengan para pemain muda keturunan Indonesia yang berada di Eropa.

Sebut saja Bagas Kaffa yang telah teruji dan menjadi andalan Shin Tae-yong di lini belakang Timnas Indonesia U-19. Kemudian ada Witan Sulaeman, yang penampilannya di atas lapangan telah menarik perhatian klub Serbia, FK Radnik Surdulica, tertarik mendatangkannya. 

Jangan pula lupakan Beckham Putra Nugraha, Supriadi, David Maulana, Rizky Ridho, Pratama Arhan, hingga Bagus Kahfi yang saat ini tengah menjalani masa pemulihan cederanya.

Walaupun demikian, kita tidak boleh menutup mata perihal banyaknya pemain-pemain keturunan Indonesia yang berposisi di lini tengah dan layak untuk mendapatkan perhatian dari Shin Tae-yong.

Selain itu, para pemain muda lokal juga diminta untuk tidak perlu merasa 'minder' dengan pernyataan Shin Tae-yong yang masih membuka pintu untuk pemain-pemain keturunan Indonesia di luar sana.

Seperti diutarakan oleh pengamat sepak bola Tanah Air, Akmal Marhali. Dirinya mengatakan bahwa sepak bola tidak hanya mengandalkan satu-dua pemain saja, tetapi permainan yang kolektif.

© Instagram/@akmalmarhali
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali Copyright: Instagram/@akmalmarhaliAkmal Marhali

"Sepak bola tidak mengandalkan satu-dua pemain. Tapi, permainan kolektif. Kita lihat betapa bagusnya Lionel Messi di klub, namun tidak bisa berbuat apa-apa di Timnas Argentina," ucap Akmal kepada INDOSPORT.

"Artinya, Timnas akan bagus bila secara kolektif bermain sebagai sebuah tim," tambah Akmal.

Dirinya pun memiliki opini pribadi mengenai dua pemain bintang Timnas U-19, Jack Brown dan Elkan Baggott. Menurutnya, ada atau tanpa merekapun, Timnas Indonesia U-19 tidak jauh berbeda pola permainannya.

"Saya melihat ada Elkan Baggott dan Jack Brown maupun tidak ada mereka, Timnas U-19 tidak jauh berbeda. Kebetulan saja pas Elkan dan Jack main, lawan yang dihadapi tidak sebanding dengan mereka, baik itu Makedonia Utara maupun Hajduk Split," tutur Akmal.

"Lain cerita bila bertanding melawan Kroasia U-19. Lawan yang dihadapi juga menjadi ukuran seberapa maksimal permainan tim," tambahnya.

Hal ini pun selaras dengan pengamat sepak bola lainnya, Binder Singh. Dirinya mengatakan bahwa semua pemain yang ingin membela Timnas Indonesia U-19 harus memiliki kualitas dan lolos dari evaluasi Shin Tae-yong.

"Pemain keturunan yang bermain di Eropa bisa cepat beradaptasi karena punya kualitas teknik dan fisik yang diperlukan oleh Shin Tae-yong. Tapi itu semua masih perlu uji coba lanjutan untuk melihat konsistensi permainan. Semuanya tergantung evaluasi dari Shin Tae-yong," ucap Binder Singh kepada INDOSPORT.

Pernyataan Akmal dan Binder Singh di atas menandakan bahwasanya, baik itu pemain keturunan Indonesia maupun lokal, tidak akan dipilih oleh Shin Tae-yong jika tidak mampu bermain kolektif maupun skema yang diinginkannya.