In-depth

Napoli Mencari Keadilan, Haruskah Duel Melawan Juventus Digelar Ulang?

Selasa, 27 Oktober 2020 17:53 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© SSC NAPOLI/SSC NAPOLI via Getty Images
Selebrasi pemain Napoli, Lorenzo Insigne usai mencetak gol untuk Napoli pertandingan Serie A antara Parma Calcio vs SSC Napoli. Copyright: © SSC NAPOLI/SSC NAPOLI via Getty Images
Selebrasi pemain Napoli, Lorenzo Insigne usai mencetak gol untuk Napoli pertandingan Serie A antara Parma Calcio vs SSC Napoli.

INDOSPORT.COM - Sanksi Walk Out (WO) dan pengurangan poin yang didapat Napoli saat bersua Juventus dinilai sebagian pihak kurang tepat, Il Partenopei pun harus mencari keadilan.

Kontroversi seputar kemenangan WO Juventus atas Napoli masih menjadi pembahasan menarik di Serie A. Bagaimana tidak, Napoli harus menelan pil pahit usai harus kehilangan empat poin dalam laga tersebut. 

Skuad Napoli dalam dilema besar ketika harus memepersiapkan tim untuk ke Turin pada 04 Oktober 2020 untuk melawan Juventus. Beberapa jam sebelum keberangkatan, pihak Otoritas Kesehatan Setempat  (ASL) melarang pasukan Il Partenopei untuk bergerak ke Turin. 

Larangan ini timbul setelah muncul laporan bahwa sebanyak 14 orang dari keseluruhan anggota skuad Genoa ada yang terpapar COVID-19. Napoli pun segera melakukan tes kepada para pemain dan stafnya.

Hasilnya, empat orang positif terpapar COVID-19. Napoli segera berkomunikasi dengan pihak Lega Serie A, FIGC, dan tentu saja lawan mereka, Juventus. Skuad asuhan Gennaro Gattuso ingin mengabari bahwa mereka tidak bisa ke Turin karena larangan otoritas kesehatan.  

Ada beberapa dokumen dan komunikasi dari Otoritas Kesehatan Lokal dan Regione Campania yang meminta para pemain kami untuk tidak meninggalkan rumah mereka," ujar pengacara tim Napoli, Mattia Grassani, kepada La Gazzetta dello Sport.

Napoli menjelaskan tidak dengan sengaja bermaksud membatalkan pertandingan. Mereka sebelumnya telah memberi tahu pihak-pihak terkait.

Salah satunya adalah melalui email yang dikirimkan oleh Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis. "Terbang ke Turin berarti melanggar keputusan Otoritas Kesehatan Lokal dan risiko menghadapi semua konsekuensi hukum,"

"Untuk alasan ini kami meminta Liga Profesional Serie A untuk menunda pertandingan ke tanggal lain karena alasan yang berada di luar kendali kami," demikian isi salah satu penggalan email tersebut. 

Namun apa daya, usaha yang dilakukan Napoli itu bertepuk sebelah tangan. Pihak liga dan Juventus kekeh agar laga dilanjutkan. 

Berpacu Pada Aturan

Pihak Lega Serie A memutuskan untuk memberikan kemenangan WO (Walk Out) kepada Juventus dan pengurangan satu poin bagi Napoli. Sebab, berdasarkan aturan Serie A dan UEFA, selama sebuah tim masih memiliki 13 pemain dengan satu di antaranya penjaga gawang, maka laga bisa dilanjutkan. 

Maka dari itu, Napoli pun dinyatakan kalah 0-3 karena tak bisa menyanggupi hadir di Allianz Stadium. Tentu saja ini keputusan yang sangat merugikan bagi Napoli. 

Sebab, Lorenzo Insigne dkk sedang dalam tren positif setelah memenangi dua laga pembuka. Sedangkan Juventus baru ditahan imbang lawan Roma. 

Dalam waktu singkat hal ini segera memicu kontroversi. Kedua pihak sama-sama bersandar pada aturan masing-masing. 

Napoli bersikeras bahwa kebatalan mereka ke Turin bukanlah karena kemauan sendiri, melainkan karena larangan dari otoritas kesehatan setempat. Jika melanggar, Napoli akan terjerat hukum. 

Sementara presiden Juventus, Andrea Agneli, kukuh pada pendiriannya bahwa Napoli telah mangkir dari pertandingan. Ia secara khusus menyindir pemerintah daerah di mana Kota Napoli berada. 

"Terbukti, tim tidak mencapai stadion untuk memainkan pertandingan yang direncanakan, (itu) tidak memberikan citra yang bagus untuk sepak bola Italia," katanya. 

Gubernur Campania, Vincenzo de Luca, pun menanggapi ucapan Agnelli tersebut. De Luca menyebut Agnelli terlalu berlebihan. 

Menurutnya, Juve seharusnya berterima kasih kepada Napoli. Jika Napoli nekat ke Turin, bisa saja salah satu pemain Bianconeri tertular.

"Tidak ada yang berterima kasih kepada kami karena tidak menginfeksi Cristiano Ronaldo,"