In-depth

Ismael Bennacer, Terbuang di Arsenal hingga Jadi Sang Metronom di AC Milan

Selasa, 3 November 2020 21:51 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Giuseppe Cottini/NurPhoto via Getty Images
Ismael Bennacer menjelma menjadi sosok tak tergantikan di klub Serie A Italia, AC Milan, tetapi siapa sangka, dirinya pernah terbuang di Arsenal. Copyright: © Giuseppe Cottini/NurPhoto via Getty Images
Ismael Bennacer menjelma menjadi sosok tak tergantikan di klub Serie A Italia, AC Milan, tetapi siapa sangka, dirinya pernah terbuang di Arsenal.

INDOSPORT.COM - Ismael Bennacer menjelma menjadi sosok tak tergantikan di klub Serie A Italia, AC Milan. Namun siapa sangka, dirinya pernah terbuang di Arsenal hingga terjerembab ke Serie B. 

AC Milan meraih hasil memuaskan kala melakoni laga kedua Grup H Liga Europa kontra Sparta Praha di San Siro, Kamis (29/10/20) dini hari WIB. I Rossoneri sanggup menang dengan skor telak 3-0. 

Andai bisa memanfaatkan lebih banyak peluang, mungkin Alessio Romagnoli dkk bisa menang dengan sekor lebih besar. 

Penampilan gemilang juga kembali ditunjukkan I Rossoneri saat menaklukkan Udinese dalam laga sulit di Dacia Arena pekan lalu di Serie A Italia. 

Dari dua laga tersebut, ada satu perbedaan yang mencolok yang ditampilkan AC Milan, yakni pemilihan skuad oleh Stefano Pioli. Pada laga  melawan Sparta Praha, Pioli menurunkan mayoritas pemain pelapis seperti Diogo Dalot, Brahim Diaz, Sandro Tonalo, Rade Krunic, sampai Tatarusanu. 

Namun, ketika laga melawan Udinese, Stefano Pioli memainkan pemain starter seperti Hakan Calhanoglu, Franck Kessie, Theo Hernandez, Gianluigi Donnarumma, sampai Alexis Saelemaekers.

Hanya ada beberapa pemain yang tak tergantikan di posisinya. Selain sang kapten Romagnoli dan Ibrahimovic, Milan juga selalu menurunkan sosok bernama Ismael Bennacer di lini tengah.

Sang Metronom

Ismael Bennacer benar-benar membawa perubahan besar pada kualitas permainan AC Milan. Perannya begitu vital bagi Milan sejak kedatangannya musim lalu. 

Kedatangan Stefano Pioli semakin membuatnya menjadi tak tergantikan. Hal ini tak terlepas dari formasi 4-2-3-1 yang ditemukan oleh Pioli untuk mengeluarkan potensi terbaik skuad AC Milan. 

Dengan formasi ini, ia bermain sebagai double pivot berduet bersama dengan Franck Kessie. Tugasnya begitu sentral dalam merebut bola, menahan bola, dan memberikan umpan-umpan kunci baik itu mendatar atau pun lambung. 

Pada musim lalu menjadi pemain reguler dengan tampil di 31 laga Serie A Italia. Dan pada musim ini, ia sudah tampil di enam laga Serie A dengan 1 assist. 

Jika ditotal, ia telah bermain di 11 laga resmi awal musim ini. Itu artinya, ia tak pernah absen memperkuat AC Milan. 

Dalam dua laga Serie A terakhir Benancer mencatatkan persentase operan yang sangat baik, yakni 92,2 persen (Roma) dan 93,2 persen (Udinese). 

Bennacer memiliki keunggulan dalam mendribel bola untuk menerobos lini tengah lawan. Ia juga unggul dalam memotong aliran bola lawan. Terlihat berulangkali bagaimana ia sanggup memotong operan lawan dalam serangan balik.