In-depth

Alvaro Morata yang Kian Matang di Periode Kedua Bersama Juventus

Minggu, 8 November 2020 18:25 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Daniele Badolato - Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Setelah bertualang di tiga klub, Alvaro Morata kembali ke Juventus sebagai sosok yang lebih matang. Terbukti, kini ia menjadi top skor di skuat Si Nyonya Tua. Copyright: © Daniele Badolato - Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Setelah bertualang di tiga klub, Alvaro Morata kembali ke Juventus sebagai sosok yang lebih matang. Terbukti, kini ia menjadi top skor di skuat Si Nyonya Tua.

INDOSPORT.COM – Setelah bertualang di tiga klub, Alvaro Morata kembali ke Juventus sebagai sosok yang lebih matang. Terbukti, kini ia menjadi top skor di skuat Si Nyonya Tua.

Juventus membuat kejutan di bursa transfer musim panas lalu. Sempat dikaitkan dengan sejumlah penyerang tengah berpengalaman seperti Edin Dzeko dan Luis Suarez, Si Nyonya Tua akhirnya mengambil keputusan berbeda.

Penguasa Serie A Italia itu pada akhirnya lebih memilih untuk memulangkan mantan penyerang mereka, Alvaro Morata.

Pelatih anyar Juventus, Andrea Pirlo, membantah bahwa bintang asal Spanyol tersebut hanyalah pilihan ketiga. “Itu tidak benar, kami memang membutuhkan pemain yang memiliki kemampuan seperti dirinya,” kata Pirlo setelah kepindahan sang penyerang diresmikan.

Pirlo pun menunjukkan kepercayaan terhadap Morata, dengan langsung memainkannya melawan AS Roma, hanya beberapa hari setelah kedatangannya. Meski demikian, Morata tak memberikan terlalu memberikan dampak di laga itu, dan ditarik keluar ketika laga baru berlangsung 58 menit.

Sempat diistirahatkan saat melawan Napoli, Morata akhirnya kembali diberi kepercayaan saat melawan Crotone di pekan keempat Serie A Italia. Kali ini, kepercayaan Andrea Pirlo berbuah. Gol Morata di menit ke-21 menyelamatkan Si Nyonya Tua dari kekalahan dengan meraih hasil imbang 1-1.

Sejak laga itu, penyerang 28 tahun itu tampil meledak. Hingga jelang melawan Lazio di Serie A Italia pada Minggu (08/11/20), Morata tercatat selalu diturunkan di enam laga beruntun sesudah melawan Crotone dan mencetak lima gol, sehingga secara total kini ia telah mengoleksi enam gol.

Catatan itu pun menempatkannya sebagai top skor sementara klub, mengungguli Cristiano Ronaldo yang mengoleksi satu gol lebih sedikit.

Performa bagus Alvaro Morata di periode keduanya bersama Juventus ini tak lepas dari sikapnya yang lebih dewasa. Sang penyerang tampak lebih cerdas, lebih matang, dan lebih mampu bekerja sama di tim.

Kedewasaan itu terlihat pasca insiden hattrick offiside saat melawan Barcelona di Liga Champions. Sempat dibanjiri ledekan netizen termasuk menegaskan keberadaan kata VAR dalam namanya, Morata tak butuh waktu lama untuk bangkit.

Hanya tiga hari kemudian, Morata membalas performa buruknya melawan Barcelona dengan tampil tajam melawan Spezia di Serie A Italia. Ia mencetak satu gol dan satu assist untuk membantu Si Nyonya Tua menang 4-1.

Setelah itu, saat kembali berlaga di Liga Champions melawan Ferencvaros, Morata juga mampu melupakan momen buruknya sepekan sebelumnya. Ia berhasil mencetak dua gol dalam laga yang dimenangi Juventus dengan skor 4-1 itu.

Dalam wawancara seusai laga, Morata pun menunjukkan kerendahan hatinya. “Saya beruntung memiliki rekan-rekan setim berkualitas sehingga bisa tampil baik. Saya merasa diinginkan di sini, saya punya semua yang dibutuhkan untuk tampil baik,” katanya memuji rekan-rekan setimnya.

Di kesempatan terpisah, ia juga sempat memuji keberadaan Cristiano Ronaldo. “Dia (Ronaldo) rekan setim yang hebat yang membantu semua orang. Saya harap dia bisa membantu kami ke tempat yang lebih tinggi lagi,” katanya.

Kedewasaan, kekuatan mental, dan kerendahhatian ini pun menjadi kunci bagi Morata untuk tampil lebih baik bersama Juventus di periode keduanya ini.

Peluang tersebut pun terbuka lebar. Dari tujuh laga musim ini, Morata sudah mencetak enam gol. Jika terus mempertahankan ketajamannya, ia pun bisa memecahkan rekor gol terbanyaknya dalam satu musim bersama Juventus, yakni 15 gol di musim 2014/2015 lalu.

Untuk itu, Alvaro Morata tentu saja perlu mempertahankan performa dan mentalitas bagus yang sudah ia tunjukkan sejauh ini. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin ia kali ini akan bertahan lebih lama di Turin, dan mempersembahkan lebih dari dua scudetto Serie A Italia seperti yang terjadi di periode pertamanya dulu.