In-depth

Ketika Egoisme Tak Pernah Menang Melawan Dirk Kuyt

Jumat, 13 November 2020 16:47 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© VI Images via Getty Images
Dirk Kuyt, mantan pemain yang pernah membela Liverpool dan Feyenoord. Copyright: © VI Images via Getty Images
Dirk Kuyt, mantan pemain yang pernah membela Liverpool dan Feyenoord.
Dirk Kuyt yang Sangat Perhatian dan Tak Egois

Lahir dan dibesarkan di tempat sederhana membuat Kuyt tumbuh sebagai pribadi yang tidak egois. Bisa dibilang, ia tipikal yang sangat memerhatikan sesama - terkadang mendahulukan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

Bahkan, ketika hijrah ke Liverpool, Kuyt sampai memastikan betul Quick Boys mendapat cipratan dana dari proses transfernya itu. Selain itu, lingkungan sekitar juga sangat berperan penting dalam penciptaan karakter pria yang kini berusia 40 tahun tersebut.

“Saya mendapatkan pelajaran seiring tumbuh dewasa. Orang-orang di Katwijk harus bekerja keras agar bisa hidup,” ucap Kuyt ketika mendeskripsikan kampung halamannya.

“Kebanyakan bekerja sebagai nelayan, termasuk ayah saya. Bisa dibilang saya adalah pemain tipikal dari Katwijk,” tambahnya.

Menggabungkan intelegensi bermain sepak bola, work rate yang impresif, dan didukung attitude yang apik membuat Kuyt dapat balasan yang sepadan. Pada musim 2006-2007, debutnya di Liverpool menuai hasil apik.

Ia jadi bagian skuat yang membantu The Reds meraih final Liga Champions kedua dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2005 dan 2007). Ia menciptakan gol hiburan saat melawan AC Milan di Athena dan meraih reputasi sebagai pemain bintang setelahnya.

Pada tahun 2012, Kuyt pamit dari Liverpool dan hengkang ke Fenerbahce. Sekali lagi menunjukkan kesetiaan ke mantan klubnya, ia pun mendarat di Feyenoord lalu Quick Boys di penghujung kariernya.

Setelah gantung sepatu, Dirk Kuyt ditawari menjadi pelatih di Feyenoord setelah menangani tim U-19 mereka. Akan tetapi, ia menolak kesempatan tersebut lantaran ingin fokus mengurus anak-anaknya terlebih dulu.

Meski keinginannya melebarkan sayap di dunia kepelatihan sangat menggebu-gebu, Kuyt mampu menahannya demi buah hati kesayangan yang baru saja kehilangan keluarga utuh mereka.

Pasalnya, belum lama ini, Kuyt memutuskan bercerai dari Gertrude, wanita yang telah dikenalnya selama 22 tahun dan dinikahinya selama 17 tahun.

“Anak-anak adalah prioritas. Mereka jauh lebih penting dari saya ketimbang menjadi pelatih Feyenoord Rotterdam,” ucap Kuyt seperti diwartakan laman Mirror pada Juni 2020.

“Saya harus memberi tahu bahwa saya dan ibu mereka harus berpisah. Saya akan berusaha semaksimal mungkin dekat dengan mereka dan selalu ada ketika mereka butuhkan,” tambahnya.

Dirk Kuyt adalah sosok yang tidak memikirkan diri sendiri. Membantu Quick Boys sepenuh hati dan menahan hasrat besar demi anak-anaknya mungkin hanya dua dari banyak hal positif yang pernah dilakukannya dalam hidup.