In-depth

Momen Fabregas Jadi Azimat Arsenal Usai Kepergian Vieira dan Henry

Selasa, 17 November 2020 21:29 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:
Fabregas, Jadi Andalan Arsenal Kemudian Pergi

Meski terlihat sulit berkembang di skuat yang masih hijau, seorang Cesc Fabregas tidak ingin menyerah begitu saja. Jika berbicara soal senioritas, ia punya peluang besar jadi pemain yang diminta berkontribusi besar untuk tim.

Bagaimanapun juga, dalam kurun waktu beberapa tahun ia sudah berkembang pesat dan cukup layak diandalkan oleh tim. Terbukti, ia didapuk sebagai kapten ketika usianya masih 21 tahun.

Penunjukan Fabregas sebagai kapten pun mendapat sambutan baik dari Ray Parlour dan Gaël Clichy. Apalagi, di usia yang sama, Tony Adams juga mendapat tugas yang sama untuk menjadi pemimpin rekan-rekannya.

“Tony Adams jadi kapten saat berusia 21, ia kemudian dianggap salah satu yang terbaik oleh penggemar, saya harap Cesc juga begitu,” ujar Clichy seperti seperti pernah diberitakan The Guardian.

“Ketika dia mulai bermain, orang-orang berkata Cesc terlalu muda untuk mengemban tanggung jawab di tim. Akan tetapi, dia telah membuktikan bahwa dia adalah pemain kunci dan layak mendapat kehormatan ini,” tambahnya lagi.

Menjabat kapten di usia muda, Fabregas kemudian lekat dengan imej masa depan The Gunners yang menjanjikan. Ia adalah simbol pemain yang tumbuh bersama Arsenal sejak belia, yang kemudian menuai kesuksesan berikut senioritas yang juga diakui.

Hanya saja, hatinya untuk Arsenal seolah goyah ketika ia mulai merindukan kampung halamannya di Spanyol. Namanya pun mulai dikaitkan dengan kepulangan kembali ke Barcelona.

Desas-desus tentang kepindahannya ke Blaugrana pun menyebar luas dan cukup menyita perhatian publik, termasuk saat Piala Dunia 2010.

Pada waktu itu, Fabregas mencicipi manisnya trofi Piala Dunia usai Timnas Spanyol memastikan diri sebagai juara di Afrika Selatan.

Saat sesi selebrasi, kawan-kawan Fabregas seperti Gerard Pique dan Carles Puyol pun dengan sengaja memakaikan jersey Barcelona kepadanya. Meski hanya bercanda, aksi ini berpotensi menyulut api di kalangan para suporter Arsenal.

Hingga akhirnya, kepindahan Fabregas ke Barcelona benar-benar terwujud pada tahun 2011. Peristiwa ini pun membuat banyak suporter Arsenal patah hati.

Fabregas yang awalnya jadi azimat Arsenal pun juga pergi seperti Patrick Vieira dan Thierry Henry. Meski demikian, ia tentu akan diingat sebagai salah satu kapten muda terbaik yang pernah dimiliki skuat The Gunners.