Liga Indonesia

Sikap Bhayangkara FC soal Indisipliner Serdy Ephy di Timnas U-19

Selasa, 24 November 2020 15:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pemain muda Bhayangkara FC, Serdy Ephy Fano (merah) dicoret dari pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 karena melakukan indisipliner. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pemain muda Bhayangkara FC, Serdy Ephy Fano (merah) dicoret dari pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 karena melakukan indisipliner.

INDOSPORT.COM - Pemain muda Bhayangkara FC, Serdy Ephy Fano dicoret dari pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 karena melakukan indisipliner. Ia dipulangkan bersama satu pemain lainnya, Mochamad Yudha Febrian.

Pencoretan tersebut merupakan yang kedua kalinya bagi Serdy, pasca dipanggil kembali ke Timnas U-19. Dua bulan lalu, pemain 18 tahun pernah dipulangkan beberapa jam sebelum keberangkatan ke Kroasia dengan alasan yang sama. 

Menyikapi situasi yang terjadi, COO Bhayangkara FC, Sumardji lantas turun tangan. Ia menegaskan timnya akan melakukan pembinaan terhadap pemain bersangkutan agar kelak tumbuh jadi pemain yang lebih profesional.

"Mohon maaf atas pelanggaran yang sudah dilakukan Serdy. Saya mewakili manajemen Bhayangkara tentu berharap kejadian ini tak terulang karena kami ingin Serdy bisa jadi punggawa timnas yang tangguh diposisinya," ujarnya.

"Saya akan berupaya menyadarkan dan mengangkat mentalnya lebih baik dan lebih bagus lagi, agar kelak bisa jadi pemain bola ya g punya kualitas dan mental yang baik. Mohon doa dan supportnya," imbuh Sumardji.

Berdasatkan informasi dari asisten pelatih Timnas U-19, Nova Arianto, Serdy dan Yudha ditenggarai melakukan tiga kelalaian selama pemusatan latihan di Jakarta. Keduanya dilaporkan tidak ikut sesi timbang badan, terlambat ikut latihan dan pulang ke hotel pada pukul 03:00 WIB. 

Sementara itu, ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan pencoretan akan selalu menghantui para pemain Timnas U-19 jika tidak disiplin. Ia mengingatkan, semua biaya selama persiapan tim adalah menggunakan uang rakyat/negara sehingga pemain harus berjuang mati-matian