In-depth

Timo Werner: Si Tukang Buang-buang Peluang yang Tetap Produktif

Minggu, 6 Desember 2020 10:46 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Duel pemain Chelsea, Timo Werner pada laga Liga Inggris antara Chelsea vs Leeds United di Stamford Bridge. Copyright: © Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Duel pemain Chelsea, Timo Werner pada laga Liga Inggris antara Chelsea vs Leeds United di Stamford Bridge.

INDOSPORT.COM – Di laga Chelsea vs Leeds United, Timo Werner menjadi sorotan. Pasalnya, ia gagal mencetak gol kendati mendapat banyak peluang emas. Namun di balik kebiasaannya membuang peluang, ia tetap produktif dan berkontribusi terhadap torehan gol The Blues.

Pada laga Chelsea vs Leeds yang berlangsung di Stamford Bridge, Minggu (6/12/20) dini hari WIB tadi, The Blues mampu comeback dan meraih kemenangan setelah tertinggal lewat gol Patrick Bamford di menit ke-4 memanfaatkan umpa terobosan Kalvin Phillips.

Gol penyeimbang Chelsea pun baru hadir di menit ke-27. Berawal dari pergerakan Reece James, Olivier Giroud mampu membelokkan umpan silang dari bek kanan The Blues tersebut dan mencetak gol.

Gol untuk menyatakan keunggulan Chelsea di laga ini pun baru hadir di babak kedua pada menit ke-61. Kurt Zouma berhasil menambah jumlah golnya menjadi empat gol di Liga Inggris musim ini berkat tandukannya dari situasi sepak pojok.

Menjelang bubaran, Chelsea yang tampil mendominasi di babak kedua mampu kembali menambah gol. Kali ini lewat Christian Pulisic memanfaatkan umpan silang Timo Werner dalam skema serangan balik di menit ke-90+3.

Sejatinya, Chelsea bisa saja mencetak tiga gol lebih di laga ini. Hal ini tak lepas dari banyaknya peluang yang didapatkan sepanjang 90 menit pertandingan.

Di laga ini, Chelsea melepaskan 23 tembakan yang dibuat Chelsea di mana 10 di antaranya mengarah ke gawang. Dari total peluang tembakan tersebut, The Blues membuat tujuh peluang dengan total 4,35 xG (Expected Goals).

Hebatnya, hampir separuh dari xG yang dimiliki Chelsea dibuat oleh satu orang saja, yakni Werner. Namun dengan 1,51 xG, ia tetap tak mencatatkan namanya di papan skor karena ia banyak membuang-buang peluang matang.

Tak ayal cemoohan pun datang kepadanya di dunia maya. Banyak yang mencemoohnya dengan sebutan Alvaro Morata atau Fernando Torres di mana kedua pemain ini merupakan penyerang gagal di Chelsea dan kerap membuang-buang peluang.

Akan tetapi, cemoohan tersebut nampak tak sepadan untuk Timo Werner. Memang ia banyak membuang-buang peluang. Namun, ia tetap produktif dan berkontribusi dalam gol-gol yang dibuat Chelsea.

Sejak datang ke Chelsea, Werner seperti menanggalkan jubahnya sebagai mesin gol seperti di RB Leipzig. Entah kenapa, bersama The Blues, ia lebih menjadi  sedikit bermain ke dalam (terutama di sisi sayap) untuk menjemput bola dan berubah menjadi kreator.

Di RB Leipzig, Werner menjadi seorang raja yang terus dilayani di depan gawang. Ia memiliki rata-rata sentuhan sebanyak 6,66 sentuhan per 90 menit di kotak 16.

Sedangkan di Chelsea sejauh ini, ia hanya menyentuh bola dengan rataan 4,8 sentuhan per 90 menit di kotak 16 (data dikutip dari laman Twenty3).

Hal ini sempat dikritisi oleh penyerang legendaris Chelsea, Jimmy Floyd Hasselbaink yang menyebut bahwa Frank Lampard tak memaksimalkan kualitas Werner yang bertipikan penyerang murni.

"Saya lebih suka dia (Werner) di tengah lapangan. Di tengah di mana ia tajam. Ketika ia datang dari sisi kiri, dia tak punya teknik untuk mengalahkan lawan atau sedikit cerdik. Ketika dia di tengah (penyerang murni) dia akan terlihat tajam," tutur Hasselbaink.

Penurunan rataan sentuhan di kotak 16 pun terlihat dari perubahan peran. Selama di Chelsea, Werner lebih banyak beroperasi sebagai winger kiri ketimbang menjadi penyerang murni.

Tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap gaya permainannya. Dengan peran tersebut, kini Werner mau tak mau menanggalkan gelar ‘mesin gol’ atau orang yang dilayani seperti saat dirinya di RB Leipzig.

Meski begitu, posisi tak serta merta menjadi alasan. Toh Werner terbilang banyak mendapat peluang yang kemudian malah banyak ia sia-siakan hingga dijuluki ‘Morata’ atau ‘Torres’ jilid kedua.

Dengan fakta tersebut, cukup disayangkan melihat Werner gagal mencetak gol dengan banyaknya peluang emas. Namun entah bagaimana, ia tetap produktif dan tetap berkontribusi untuk perolehan gol Chelsea.

Laga melawan Leeds United menjadi salah satu bukti bagaimana Werner tak berhenti berkontribusi untuk Chelsea. Di laga itu, Werner membuang satu peluang emas di depan gawang dan gagal menuntaskan dua hingga tiga peluang yang ia dapat di kotak 16.

Banyak yang mengkritisinya memang. Namun di akhir laga, ia menambah pundi kontribusi golnya dengan sebuah assist untuk gol ketiga Chelsea yang dicetak Christian Pulisic.

Dengan kata lain, kebiasaan Werner membuang-buang peluang di Chelsea nyatanya tak berpengaruh banyak terhadap torehan gol dan assistnya. Dari banyak peluang yang ia buang, ia akan tetap terus berkontribusi entah dari gol yang ia buat ataupun assist.

Sejauh ini, Werner telah mencetak 13 gol dan assist dalam 17 penampilannya untuk Chelsea. Bisa dilihat bahwa berdasarkan statistik, penampilannya tak buruk-buruk amat. Namun bila ditonton langsung, mungkin pecinta sepak bola akan menepuk jidat melihat berapa banyak peluang yang ia buang.

Aneh memang. Namun, di sepak bola modern yang hanya melihat torehan gol dan assist saja, Timo Werner tak bisa dicap sebagai 'Morata' atau 'Torres' jilid dua. Toh ia tetap produktif dan berkontribusi untuk gol Chelsea, sebuah hal yang paling dilihat dari lapangan hijau dewasa ini.